Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar ITB Jelaskan Penyebab Macet Saat Mudik Lebaran 2024

Kompas.com - 08/04/2024, 15:27 WIB
Sania Mashabi,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kemacetan saat mudik Hari Raya termasuk Idul Fitri 1445 Hijriah atau Lebaran 2024 masih menjadi masalah yang belum terselesaikan sampai sekarang.

Padahal, saat melakukan mudik yang biasanya menempuh perjalanan cukup jauh diperlukan perasaan nyaman bagi setiap warga negara.

Lantas, apa penyebab munculnya kemacetan saat mudik Hari Raya?

Hal itu dijawab oleh Pakar Tata Kota dari Kelompok Keahlian Sistem Infrastruktur Wilayah dan Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan Institut Teknologi Bandung (ITB) I Gusti Ayu Andani.

Baca juga: Masuk Sekolah SD-SMA Setelah Lebaran 2024 Tanggal Berapa?

Menurut Ayu, penyebab kemacetan di saat mudik disebabkan oleh banyak faktor, pertama adalah arus perpindahan sementara dari masyarakat yang tinggal di kota, lalu kembali ke kampung halamannya dalam jumlah besar.

"Mudik terjadi sebagai akibat langsung dari urbanisasi ini, karena individu yang telah pindah ke kota besar ingin kembali ke kampung halaman mereka untuk merayakan hari raya dengan keluarga dan teman," kata Ayu dikutip dari laman resmi ITB, Senin (8/4/2024).

Penyebab selanjutnya, kata Ayu adalah, pertumbuhan kota yang cepat dan tidak terkontrol tanpa rencana tata ruang yang memadai.

Hal itu dapat menyebabkan pembangunan yang menyebar dengan infrastruktur yang tidak memadai untuk menunjang mobilitas yang efisien.

Kemudian, lanjut Ayu, kurangnya integrasi antara berbagai moda transportasi publik dan konektivitas menuju pusat-pusat permukiman juga menyebabkan orang memilih menggunakan kendaraan pribadi, yang menambah volume lalu lintas.

Baca juga: Stafsus Presiden Usul Siswa SD-SMA Wajib Ikut Pramuka, Ini Alasannya

Ditambah lagi dengan manajemen lalu lintas yang kurang efisien dalam mengatur arus kendaraan, seperti kurangnya petugas untuk mengatur lalu lintas.

Lalu, sistem lampu lalu lintas yang tidak disesuaikan dengan volume kendaraan, atau kekurangan rambu-rambu lalu lintas yang memadai.

Selain itu, di beberapa daerah juga mungkin ada sedikit atau tidak ada alternatif rute untuk mencapai tujuan tertentu sehingga membuat kendaraan hanya lewat satu jalur utama.

"Jalan-jalan yang dalam kondisi buruk juga dapat memperlambat lalu lintas dan menyebabkan kemacetan, terutama ketika kendaraan harus mengurangi kecepatan atau menghindari lubang dan kerusakan jalan lainnya," lanjutnya.


Belum lagi, kata Ayu, di beberapa titik yang dilalui pemudik seringkali muncul berbagai aktivitas, contohnya pasar tumpah yang dapat mengurangi kecepatan berkendara.

Demikian juga volume lalu lintas saat mudik sangat tinggi dan belum sebanding dengan kapasitas jalan yang tersedia, termasuk dari segi kualitasnya.

"Terlebih, arus mudik di Indonesia umumnya masih didominasi oleh penggunaan kendaraan pribadi," jelas Ayu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau