KOMPAS.com - Mahasiswa dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil mempertahankan gelar juara kedua dalam ajang Singapore Amazing Flying Machine Competition (SAFMC) 2024.
General Manager tim ITS yang diberi nama Bayucaraka, Raditya Eka Putra menjelaskan, SAFMC 2024 merupakan kompetisi robot terbang terbesar di Singapura yang hadir dalam delapan kategori.
Dalam kesempatan kali ini, tim Bayucaraka ITS mengikutsertakan divisi Vertical Take Off and Landing (VTOL) untuk bertanding di kompetisi internasional itu.
Baca juga: 7 Beasiswa S1-S3 ke Korea Selatan, Ada Tunjangan Hidup
"Tahun ini perwakilan kami kembali mengikuti kategori Semi-Autonomous (D1) dan Autonomous (D2)," kata Raditya dikutip dari laman resmi ITS, Minggu (14/4/2024).
Raditya mengatakan, bahwa masing-masing tim harus melewati serangkaian tahapan untuk meraih juara, pertama dimulai dari tahap penyisihan yang dilakukan secara daring dengan mengirimkan video progres dan uji coba perangkat drone.
Kemudian dilanjutkan pada tahap puncak yakni presentasi dan tantangan yang dihelat selama dua minggu sejak 20 Maret 2024 di Science Centre Singapore.
Pada tahap tersebut, kata Raditya, setiap tim diharuskan melakukan presentasi meliputi fitur drone, strategi, inovasi, dan kreativitas, serta menunjukkan langsung perangkat drone dan alat kontrol di hadapan dewan juri.
Pada tahap tantangan, tim didorong untuk menyelesaikan misi pada kategori yang diikuti dan bersyukur akhirnya tim mahasiswa ITS berhasil meraih juara di dua kategori yang diikuti.
"Pastinya bentuk tantangan berbeda untuk setiap kategori kompetisi," ujarnya.
Baca juga: Kisah Raditya, Mahasiswa Tunanetra yang Lulus Cumlaude di UI
Radit kemudian menceritakan tantangan yang diikuti dalam kompetisi tersebut, pada kategori Semi-Autonomous (D1) tim dari ITS menghadapi tantangan mengendalikan drone jarak jauh menggunakan remote.
Pada kompetisi ini, tim Bayucaraka meluncurkan drone kembar bernama Jati Sigma dan Jati Theta yang dibekali inovasi remote wearable dengan sensor kemiringan yang mampu mengendalikan kedua drone sekaligus.
Tim Bayucaraka juga harus berhadapan dengan tim lawan untuk menyelesaikan permainan tic-tac-toe, yang mana drone akan terbang melintasi rintangan sembari membawa suatu objek.
Nantinya objek tersebut harus dijatuhkan di arena permainan tic-tac-toe hingga membentuk garis lurus untuk memenangkan permainan.
Sementara pada kategori Autonomous (D2) memiliki tantangan mengendalikan drone secara otonom. Dalam kategori ini tim Bayucaraka meluncurkan dua drone bernama Soerongarep dan Soeromburi.
Rangkaian drone ini dilengkapi sebuah komputer kecil, NVIDIA Jetson Nano, serta program yang dapat mendeteksi lintasan drone secara otomatis.
Pada kategori Autonomous (D2) kedua drone harus bekerja sama secara otomatis untuk menyelesaikan tantangan, drone yang terhubung harus memindai setiap tag perintah yang terpasang di sepanjang lintasan dan melakukan tantangan sesuai perintah tag tersebut.
“Tantangannya yaitu berupa memindahkan objek dengan menggunakan dropper," jelas Raditya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.