"Pemanfaatan belalang kayu yang kaya protein dan diaplikasikan sebagai bahan baku produk kerupuk diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah yang berguna bagi masyarakat," kata koordinator kelompok Niken Nur Chasanah di Yogyakarta, Minggu (28/7/2013).
Menurut dia, bahan-bahan yang digunakan dalam membuat kerupuk itu antara lain belalang kayu, tepung tapioka, tepung terigu, bawang putih, garam, dan gula pasir.
Cara pembuatannya, belalang kayu direbus, kemudian dibersihkan kotorannya, sayap dan kaki belakangnya dibuang, kemudian diblender. Belalang kayu yang telah halus dicampur bumbu yang telah dihaluskan.
Setelah itu, hasilnya diaduk sampai adonan bercampur menjadi satu. Setelah tercampur rata, tambah tepung tapioka, tepung terigu, dan air.
"Adonan kemudian diaduk sampai kental dan dituangkan ke dalam loyang, dikukus sampai matang dan dinginkan. Iris adonan dengan tebal 0,1-0,2 mm dan jemur sampai kering, kemudian digoreng dan dikemas," katanya.
Ia mengatakan, belalang kayu adalah serangga herbivora berwarna coklat yang termasuk ordo Orthoptera. Belalang kayu banyak ditemui pada pohon turi, ketela, dan jati.
"Belalang termasuk serangga yang bagi masyarakat lebih sering dicap sebagai hama yang merusak tanaman karena ludahnya mengandung racun yang dapat merusak dedaunan," ungkapnya.
Berdasarkan penelitian, menurut dia, di dalam seratus gram belalang dewasa, terkandung protein 23,6 gram, lemak 6,1 gram, kalsium 35,2 miligram, dan besi 5 miligram.
Belalang merupakan sumber protein yang lebih baik dibandingkan sapi dan ayam. Belalang mempunyai kadar kolesterol dan lemak yang sangat rendah.
Ia mengatakan, protein hewani berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan memberikan manfaat pertumbuhan sel-sel organ tubuh. Selain itu, ini juga membantu pembentukan otak manusia dan sel darah merah lebih kuat sehingga tidak mudah pecah.
"Mengonsumsi belalang dalam jumlah banyak dapat melangsingkan tubuh. Belalang juga mempunyai khasiat untuk mengobati berbagai penyakit, seperti sakit kuning, sesak napas karena batuk, setip/kejang, dan infeksi sumsum tulang," ujarnya.
Anggota kelompok mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang mengolah belalang menjadi kerupuk adalah Fauziah Insani Nurhayati, Fin Narsih, dan Tohari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.