Soelistyo, kelahiran Yogyakarta pada 1959 itu mengatakan pandangannya dalam rangka hari ulang tahun (HUT) ke-43 Basarnas. Ke depan, Basarnas akan menjadi lembaga terbuka tak hanya berisi pegawai negeri sipil (PNS) dan TNI/Polri. "Rakyat yang memiliki kemampuan SAR bisa bergabung," kata alumnus Akademi Angkatan Udara (AAU) pada 1982 ini usai penandatanganan kerja sama Basarnas dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Organisasi Amatir Radio Indonesia (Orari), Indonesia Offroad Federation (IOF), Federasi Pilot Indonesia (FPI) dan Metro TV di Balai Pendidikan dan Pelatihan Basarnas di Cariu, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu lalu. Catatan dari Orari menunjukkan ada 24.000 anggota siap membantu Basarnas dalam operasi SAR.
Karena itu, lanjut Soelistyo, masyarakat yang memiliki potensi SAR tersebut akan dididik di Basarnas agar memiliki kemampuan dalam hal pencarian dan pertolongan yang sesuasi standard. " Seperti offroader. Mereka memiliki kemampuan mengendarai di medan yang ekstrem. Nah kemampuan mereka ini kita bina dan manfaatkan untuk operasi pertolongan," jelasnya.
Dengan lebih banyak melibatkan potensi masyarakat, lanjut Soelistyo, organisasi Basarnas nantinya akan menjadi ramping, lebih efisien. Basarnas nantinya hanya sebagai kordinator. Tugas Basarnas memonitor kegiatan pencarian dan pertolongan. "Kita akan membangun command center yang besar. Di sini kita kita bisa mengkordinasi dan memonitor operasi SAR," tambah Soelistyo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.