Membahas Pangan yang Makin Tak Sehat

Kompas.com - 26/08/2015, 16:28 WIB
Latief

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Konsumsi pangan yang sehat kini semakin sulit didapatkan khususnya di daerah perkotaan. Kerusakan lingkungan di perkotaan berdampak massif. Bukan hanya pada kondisi udara, namun juga kualitas pangan yang dikonsumsi masyarakat.

Dr. Tatang Mitra Setia, dosen Fakultas Biologi Universitas Nasional, dalam seminar “The 1st International Seminar 'Environmental and Food Safety for Human Welfare' di Kampus Unas, Rabu (26/8/2015), mengatakan saat ini banyak beredar makanan tidak sehat dikarenakan pola bertani yang semakin jauh dari metode kembali ke alam atau pertanian organik akibat masalah lingkungan.

Menyikapi hal itu, para akademisi dari Fakultas Biologi, Fakultas Pertanian dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Nasional menggelar seminar internasional tersebut. Seminar menghadirkan pembicara dari empat negara yaitu Indonesia, Malaysia, Jepang, dan Amerika Serikat itu berlangsung dua hari sejak Selasa (25/8/2015) hingga hari ini.

"Banyak petani menggunakan bahan kimia atau logam berat sehingga tanah menjadi rusak dan mempengaruhi hasil pertanian. Akibatnya, makanan terkontaminasi zat kimia dan menimbulkan banyak penyakit. Salah satunya dapat mengakibatkan kanker," ujar Tatang.

Hadir pada seminar tersebut, Walikota Jakarta Selatan, Drs. Tri Kurniadi, yang menyatakan dukungannya agar pihak perguruan tinggi turut mengedukasi masyarakat soal pangan sehat. Hal lain lebih penting, lanjut dia, adalah masyarakat harus dapat menjaga lingkungan sekitarnya.

"Sekarang semakin susah mencari makanan sehat di Jakarta. Banyak makanan mengandung bahan berbahaya, seperti boraks, formalin, bahkan rodhamin yang berbahaya bagi organ hati," ujar Kurniadi.

Pada kesempatan itu, Kurniadi mengatakan, perlu langkah-langkah yang dilakukan untuk menekan peredaran makanan yang mengandung bahan-bahan berbahaya, termasuk oleh anggota masyarakat. Pihaknya akan mewajibkan setiap pedagang kaki lima untuk memiliki label dari BPOM RI untuk menegaskan bahwa makanannya aman dikonsumsi.

"Kita akan gandeng BPOM untuk melakukan operasi pasar merazia makanan-makanan yang mengandung bahan berbahaya," ujarnya.

Adapun seminar tersebut menampilkan Prof Koji Arizono, PhD (Prefectural University of Kumamoto) yang berbicara tentang “The Importance of Food Safety in Human Life”; Prof. Takashi Hayase, (Nagasaki University) berbicara tentang “Human Role in Maintaining Environmental Health”; Assoc. Prof. Dr. Mohd Hasmadi Ismail (Universiti Putra Malaysia) berbicara tentang “The Role of Remote Sensing in Food Security in Malaysia”; Ir. Gede Ngurah Wididana, (PT. Karya Pak Oles Bali) yang berbicara tentang “The Experience of Herbal Usage In Indonesia”; serta Dr. Wendy Erb (Rutgers University, Amerika Serikat) berbicara tentang “Environmental Education for Community Around The Forest to Save The Orang Utan”; serta Achmad Sulaeman, Guru Besar Bidang Keamanan Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau