KOMPAS.com – Senang-senang boleh saja, tapi jangan lupa selesaikan skripsi! Boleh jadi, itulah kata-kata yang paling sering didengarkan mahasiswa, khususnya Anda, para mahasiswa semester akhir. Skripsi selalu menjadi topik pembicaraan hangat, mulai di kelas, kantin, atau di rumah.
Sayangnya, tak sedikit mahasiswa mengambil “jalan pintas” menghadapi etape akhir dari perjalanan panjang menuntaskan bangku kuliahnya. Mereka terjerumus menjadi plagiat, tukang "copy paste" tanpa izin. Skripsi, yang seharusnya menantang idealisme dan intelektualitas, ternyata malah menjadikannya penipu dan pendek akal.
Memang, berbagai kontroversi terkait skripsi berulang kali muncul, seperti jual beli skripsi dan ijazah palsu. Untuk menghindari hal itu, sebagai mahasiswa yang akan menempuh skripsi, ada baiknya mulai menyusun strategi matang.
Simak lima cara efektif menangkap ide saat bersiap mengerjakannya:
Ketahui keunggulan Anda
Kesulitan memulai penulisan skripsi sering kali muncul karena habisnya ide dalam mencari tema. Mudahnya, temukan keunggulan Anda sepanjang masa perkuliahan.
Hindari ikut-ikutan dalam penggunaan tema atau metode pengerjaannya. Pastikan tema skripsi Anda nantinya memiliki referensi yang mudah didapatkan. Semakin terjangkau sumber penelitian, semakin mudah pula skripsi dikerjakan.
Nah, jangan takut untuk mengembangkan ide yang Anda pikirkan. Ketika Anda merasa tidak percaya diri, ingatlah bahwa Albert Einstein pun sempat dianggap gila karena ide jeniusnya.
Jauhi kata malas
Dilansir dari KOMPAS.com, pada 2011 lalu tercatat produksi buku di Indonesia sekitar 20.000 judul. Dibandingan dengan 240 juta penduduknya, kira-kira satu buku hanya dibaca oleh 80.000 orang. Sementara itu, menurut standar UNESCO, idealnya satu orang membaca tujuh buku per tahun.
Fakta rendahnya minat baca di negara ini merupakan hal yang harus Anda hindari dalam pengerjaan skripsi. Anda butuh berbagai referensi sebagai argumen yang akan mendasari tema skripsi Anda.
Gali berbagai sumber yang tersedia, mulai dari skripsi yang sudah ada, teori perkuliahan, atau bahkan jurnal lama Anda. Ini juga saatnya memaksimalkan peran internet untuk mencari ilmu, dan jangan sungkan untuk mendekati perpustakaan.
Kembali Belajar
Surutnya ide mungkin terjadi karena Anda sudah terlalu lama tidak duduk dalam kelas formal. Wajar, umumnya mata kuliah yang menjelaskan semua teori pelajaran habis menjelang semester akhir.
Minta izin dosen Anda untuk bergabung dalam kelasnya sekali waktu. Duduk diam dan dengarkan diskusi yang terjadi, dengan begitu Anda bisa menyegarkan ingatan akan materi perkuliahan yang pernah didapat.
Sigap mencatat ide
Ide bisa datang kapan saja, bahkan di waktu-waktu tak terduga. Untuk itu, jangan batasi diri Anda. Datangi dosen atau tanyakan pada senior yang sudah lebih dulu berpengalaman. Lebih baik lagi jika Anda mulai mengubah kebiasaan mengobrolan ringan bersama teman dengan pembicaraan edukatif.
Perhatikan juga fenomena-fenomena baru di sekitar, lalu, langsung tuliskan jika ada yang sesuai. Selalu ingat, bahwa proses menulis dengan tangan lebih dianjurkan karena dapat menstimulasi otak untuk mengingat.
Untuk itulah, bawa selalu buku catatan atau siagakan ponsel pintar Anda agar dapat mencatat secara spontan. Pada smartphone sekelas Samsung Galaxy Note 5, dengan mudah Anda bisa temukan seluruh akses untuk membuat catatan di ponsel.