KOMPAS.com – Ada satu kebiasaan yang hilang sejak masuknya teknologi, yaitu menulis secara konvensional. Hari ini, orang lebih suka mengetik lewat gawainya dibanding mencari pulpen dan alas tulis. Kemudian, kebiasaan tersebut menular pada anak-anak.
Perkenalan anak-anak dengan gawai yang begitu dini mengakibatkan pelajaran menulis bukanlah hal yang menarik lagi. Padahal, menulis diyakini dapat mengasah daya ingat seseorang terutama bagi anak-anak.
Dilansir dari KOMPAS.com, seorang psikolog dari India University, Karin James mengemukakan bahwa keyakinan akan menulis dapat meningkatkan daya kritis termasuk mengasah daya ingat cukup masuk akal. Alasannya, menulis memerlukan pola pikir, pengamatan, dan introspeksi. (Baca: Jangan Remehkan Manfaat Menulis dengan Tangan).
"Makin banyak anak menulis, makin mudah bagi mereka mengenali huruf. Pengenalan huruf adalah penanda terbaik ia akan lebih lancar membaca," katanya.
Untuk menghindari hal tersebut, orang tua harus membangun kembali semangat menulis pada anak. Caranya, simak tips berikut:
Mencatat aktivitas
Mengajak anak untuk membiasakan diri mencatat aktivitas harian cukup menarik untuk dicoba. Letakkan satu buku di kamarnya dan persilakan ia untuk menuliskan aktivitas hari itu sebelum tidur.
Frekuensi menulis yang reguler dapat melatih aktivitas sarafnya. Mereka akan terbiasa menyimpan informasi sehingga daya ingatnya terasah.
Menyiapkan tahun ajaran baru
Saat memasuki tahun ajaran baru, libatkan anak dengan ikut menyampul dan memberi nama pada buku barunya sendiri. Tujuannya untuk melatih kemampuan menulisnya.
Merancang permainan seru
Cara lain membangun semangat anak untuk menulis adalah dengan merancang permainan. Tak perlu rumit, cari permainan yang sederhana.
Misalnya, tantang anak Anda mengikuti apa yang Anda tulis saat mengumpulkan daftar belanjaan bulanan. Permainan kedua, Anda dapat memberi tebak-tebakan sederhana pada Anak dan minta ia untuk menulis jawabannya dalam secarik kertas.
Lawan teknologi dengan teknologi
Kemampuan menulis anak yang terus menurun diperparah dengan kehadiran teknologi. Hadirnya media sosial bahkan mengancam anak-anak semakin akrab dengan bahasa slang dan cenderung kurang memahami penggunaan bahasa Indonesia yang tepat.
Memang, kita tak mungkin bisa menghindari ketika anak kadung lebih suka mengetik dengan gawai ketimbang menulis di kertas atau buku. Hal tersebut masih bisa Anda siasati demi menyesuaikan kebiasaannya. Toh, semua yang dilakukannya adalah hal positif.
Salah satunya melalui smartphone Samsung Galaxy Note 5 yang memiliki fitur S Pen. Layar datar selebar 5,7 inci memfasilitasi kenyamanan ketika menulis pada ponsel. Anak juga dapat akrab dengan S Pen yang dibawa ponsel ini karena berbentuk seperti pulpen mekanik biasa.
Selain itu, terdapat menu Air Command yang muncul setiap kali S Pen dicabut. Dalam menu ini disediakan beberapa aplikasi penunjang kinerja, seperti S Note dan Smart Select yang dapat digunakan untuk mencari sumber pengerjaan serta mencatat tugas sekolah.
Melalui gawai, Anda tetap bisa memberikan wadah yang cocok bagi anak-anak untuk melatih aktivitas sarafnya. Yang perlu diperhatikan adalah, lebih baik si anak memiliki keinginan besar untuk belajar menulis daripada tidak sama sekali.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.