Mengenal Jepang Lewat Tradisi Minum Tehnya

Kompas.com - 22/08/2016, 11:29 WIB
M Latief

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu cara paling tepat untuk mengenal dan memahami identitas bangsa lain adalah dengan menyelami budaya itu sendiri. Upaya itulah yang dilakukan Universitas Darma Persada (Unsada) lewat 'Amazing Japonism: Pengalaman Upacara Minum Teh' yang melibatkan Junior Chamber International (JCI) Japan, Minggu (21/8/2016).

Rektor Unsada, Dadang Solihin, menjelaskan bahwa memperkenalkan tradisi minum teh Jepang yang sudah berusia ratusan tahun kepada masyarakat umum di Indonesia merupakan bentuk sederhana untuk mempererat hubungan antara Jepang dan Indonesia. Menurut dia, upaya memperkenalkan kebudayaan masyarakat dari suatu negara ini menjadi unsur penting agar lebih mempererat hubungan persahabatan dari kedua negara.

"Ini aktivitas yang terbuka untuk masyarakat umum dan kesempatan baik buat anak-anak muda, terutama mahasiswa, untuk mempelajari warisan budaya leluhur dan esensi dasar di balik tradisi Jepang tersebut,'' kata Dadang.

Tradisi upacara minum teh di Jepang tersebut sesungguhnya mencerminkan jati diri dan keunikan nilai-nilai budaya masyarakat setempat. Eksistensi dari ritual ini tercatat sudah bertahan lebih dari 500 tahun.

Upacara minum teh bagi masyarakat Jepang atau biasa disebut Sado/Chado/Chanoyu itu menjadi tradisi turun-temurun yang telah ada sejak zaman Kamakura. Namun, hal terpenting dalam tradisi tersebut bukan hanya terletak pada kualitas tehnya, tapi juga hadirnya kolaborasi antara keunikan seni meracik teh dan membuat peralatan minum teh indah, dibarengi dengan etika dalam setiap tata cara dan sikap saat menyuguhkannya.

Chanoyu berarti air hangat untuk teh dalam konteks seremoni, sedangkan Sado/Chado berarti the way of tea, yang merujuk kepada makna di balik sebuah upacara minum teh. Jauh di balik kebiasaan minum teh di Jepang, masyarakat Jepang memandang bahwa kesederhanaan, kelembutan, dan kesempurnaan dalam setiap gerakan saat meracik dan menyuguhkan teh mencerminkan etika seseorang di dalam hubungannya antar-individu. Dari situlah seseorang dapat mempelajari rasa saling menghormati serta arti kebersihan dan kemurnian jiwa.

''Teknik-teknik dalam upacara minum teh ini mengikuti aturan tertentu dan kerap dianggap rumit. Memang, haruslah seorang yang ahli dan memiliki pengetahuan tradisi tersebut sehingga dapat mempraktikkannya dengan tepat sehingga mereka yang melakukannya dapat mendalami tujuan dan nilai upacara tersebut,'' tutur alumnus University of Colorado at Denver, yang sudah berulang kali mengikuti pelatihan minum teh di Jepang ini.

Hargo Saptaji, Ketua Jurusan Sastra Jepang Universitas Darma Persada, mengatakan bahwa kegiatan 'Amazing Japonism' ini, JCI Japan bekerja sama dengan The Overseas Human Resources and Industry Development Association (HIDA) dan Urasenke atau perkumpulan jamuan minum teh. Para peserta diajak untuk merasakan pengalaman secara langsung dari warga negara Jepang mengenai tata cara mengenai minum teh ala Negeri Matahari Terbit tersebut.

Menurut Hargo, wujud kesenian tradisional khas Jepang ini juga terasa dari penggunaan aksesoris atau peralatan dalam proses peracikan teh. Hal penting harus selalu diingat, lanjut dia, adalah menjaga kualitas dan merawat setiap peralatan sehingga tidak mengurangi kualitas teh itu sendiri.

"Selain pengalaman dan mempelajari cara-cara yang baik dan benar dalam upacara minum teh, para pelatih berpengalaman di acara ini juga mengajarkan para peserta cara membuat aneka kue manis khas Jepang yang biasanya disajikan bersamaan dengan teh," ujar Hargo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau