JAKARTA, KOMPAS.com - Tahap akhir kompetisi bisnis 'Diplomat Success Challenge (DSC) 2016' Market Challenge baru saja dilaksanakan di Surabaya, Yogyakarta dan Bandung. Dari 6000 lebih peminat yang mendaftar secara online, sebanyak 90 proposal telah lolos seleksi.
Para peserta akan bersiap melalui seleksi tahap dua, yakni audisi untuk meloloskan 10 peserta masuk babak tiga, yakni Market Challenge. Pada tahap ini mereka akan bertarung menjalankan proses bisnis yang sesungguhnya.
Surjanto Yasaputera, Chief Board of Commissioner DSC, mengatakan babak kedua akan menguras kesiapan fisik, mental dan juga cara berpikir secara strategis para peserta. peserta akan dibagi menjadi dua kelompok, yakni Kelompok Black dan Gold yang masing-masing beranggotakan lima orang.
"Mereka harus menghadapi tiga tantangan bisnis berbeda di tiga kota berbeda. Setiap tantangan bisnis itu juri menilai kemampuan mereka dalam mengolah data dan strategi, message to deliver, proses produksi, partisipasi individu dan kelompok serta hasil penjualan," ujar Surjanto kepada Kompas.com, Kamis (29/9/2016).
Kompetisi yang dimulai di Surabaya 27 Agustus 2016 lalu ini akan memberikan tantangan riil yang akan dijumpai peserta dalam dunia bisnis mereka. Selain itu, mereka juga harus menjaga stamina fisik dan emosi karena harus bergerak di tiga kota dalam kurun waktu dua minggu penuh.
Adapun rangkaian tantangan bisnis juga dirancang sebagai penjabaran konsep 3P, yakni 'paham', 'piawai' dan 'persona', yakni nilai-nilai yang diyakini akan menjadi kunci sukses wirausaha yang dirumuskan oleh tim DSC selama 7 tahun program itu dilaksanakan.
Di Surabaya misalnya, penjabaran nilai 'paham' berupa tantangan bagi peserta untuk membuat video promosi yang bisa mengundang publik berkunjung ke obyek wisata Museum 10 Nopember dan memuat berbagai informasi.
Sementara di di Yogyakarta, tantangan usaha yang diberikan menuntut pada nilai 'piawai'. Di sini peserta ditantang menjual gudeg kaleng di Malioboro sebagai kuliner khas Yogyakarta. Sedangkan di Bandung, dua kelompok peserta ditantang untuk menguasai nilai 'persona'.
"Mereka akan ditugaskan sebagai promotor musik. Di sini peserta akan ditantang untuk menunjukkan kemampuan pribadinya secara utuh, mulai dari konsep pertunjukan, membuat poster, merancang brosur dan tiket, desain panggung, strategi promosi, menjual tiket sampai meramaikan acara," ujar Surjanto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.