BOGOR, KOMPAS.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyebut motatorium atau penghapusan sementara Ujian Nasional seusai visi Presiden Joko Widodo yang menginginkan desentralisasi pendidikan.
Muhadjir meyakini Jokowi akan menyetujui konsep moratorium UN yang diajukan oleh Kemendikbud.
"Itu sesuai dengan program aksi dari Pak Presiden. Nawacita Pak Presiden," kata Muhadjir usai peringatan hari guru nasional tahun 2016, di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Minggu (27/11/2016).
Baca juga: Dewi Yull Ungkap Satu Pesan pada Anak-anaknya agar Tak Membenci Ray Sahetapy Usai Bercerai
Turut hadir dalam acara tersebut Presiden Joko Widodo, Ibu Negara Iriana Jokowi dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.
Muhadjir mengatakan, sebagai pengganti UN, Kemendikbud dan Badan Nasional Standar Pendidikan nantinya akan menetapkan standar nasional.
Kemudian, sebagai pelaksana diserahkan kepada provinsi untuk SMK dan SMA sederajat.
Baca juga: Lulus Kuliah Jadi CPNS, Ini 10 Sekolah Kedinasan Sepi Peminat
Sementara untuk tingkat SD dan SMP dan yang sederajat akan diserahkan kepada kabupaten/kota.
Muhadjir mengatakan, penghapusan UN ini sejalan dengan putusan MA.
Menurut Muhadjir dalam penjelasannya, MA menganjurkan agar UN dilaksanakan pada saat kualitas pendidikan sudah merata.
Baca juga: Manfaat Daun Sirih Merah untuk Kesehatan yang Sudah Terbukti Secara Ilmiah
"Sesuai amanat MA, bahwa UN itu sebaiknya dilaksanakan kalau nanti secara relatif pendidikan kita sudah bagus dan merata. Kita mengejar itu," ujar Muhadjir.
Sementara, Presiden sebelumnya mengaku sudah menerima usulan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy terkait moratorium atau penghapusan sementara ujian nasional mulai tahun 2017 mendatang.
Kendati demikian, Jokowi menegaskan bahwa usulan tersebut belum final.
Baca juga: Kronologi Satpam RS di Bekasi Dianiaya Keluarga Pasien hingga Kejang
Usulan tersebut harus dibawa terlebih dulu ke rapat terbatas yang dipimpin Presiden dan diikuti oleh sejumlah menteri dan kepala lembaga terkait.
"Nanti akan kita rapatkan di minggu ini," kata Jokowi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.