SIDOARJO, KOMPAS. com - Membuat senjata api (senpi) jenis pistol ternyata hanya perlu biaya Rp 200.000. Setidaknya ,begitulah pengalaman Miftah Yama Fauzan, siswa kelas 10 SMAN 1 Kabupaten Sidoarjo.
Remaja berusia 15 tahun tersebut berhasil membuat prototipe senpi elektronik. Tanpa suara letusan, pistol buatan Miftah mampu memecahkan kaca.
Temuan Miftah telah dipresentasikan di depan dewan juri yang berjumlah 12 orang enam di antaranya bergelar professor dalam Lomba Penelitian Ilmiah Remaja (LPIR) Tahun 2009. Kegiatan ini digelar Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) di Jakarta, Agustus 2009 lalu.
Kala itu pistol elektronik ala Miftah menyisihkan 1.700 karya lain, dan Miftah pun menggondol juara kedua di antara 34 para finalis. “Saya tidak menyangka akan menang,” aku Miftah, saat ditemui Surya di SMAN 1 Sidoarjo, Sabtu (7/11).
Ia bercerita, ide pembuatan pistol elektronik ini berawal dari rasa keprihatinannya ketika mendengar banyak berita mengenai kecelakaan pesawat terbang milik TNI. Berita-berita itu memaparkan bahwa penyebab kecelakaan diduga karena kurangnya perawatan pesawat terbang akibat kecilnya anggaran pemerintah untuk membiayai pemeliharaan alat utama sistem persenjataan (alutsista).
“Makanya jika pistol ini bisa diproduksi dengan murah (secara nassal, Red), maka sisa dananya bisa dipakai membiayai Alutsista lain,” kata Miftah, didampingi Wakasek Bidang Humas SMAN 1 Sidoarjo, Eko Redjo Sunaryanto.
Sebenarnya ide itu sudah muncul sejak setahun lalu, saat Miftah masih duduk di bangku SMPN 4 Sidoarjo. Namun, dia baru mewujudkannya saat mengetahui dari internet ada lomba LPIR.
Maka, Miftah tanpa bimbingan siapapun menyiapkan pistol elektronik itu dua bulan menjelang LPIR. Hobinya menekuni pelajaran fisika memicunya bertindak serius mencari di situs-situs internet mengenai bahan-bahan materi yang mengulas senpi.
“Saya menyiapkan karya ini sendiri, termasuk mengirimkan proposal ke panitia, ” kenangnya.
Berbekal empat bahan utama berupa baterai ponsel, penaik tegangan listrik, kapasitor, dan kumparan pelontar Miftah mewujudkan gagasannya menciptakan pistol elektronik. Berbeda dengan pistol umumnya, yang menyalak keras jika pelurunya ditembakkan, pistol buatan Miftah tanpa suara.
Hal itu karena sistem kerja pistol tersebut digerakkan dengan energi kinetik yang dipadukan dengan energi elektronik. Sehingga, peluru yang ditembakkan itu bergerak karena dilontarkan oleh kombinasi dua energi tersebut.