Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
PENDIDIKAN

Komitmen Bangun Sekolah Aman Masih Rendah

Kompas.com - 12/10/2011, 16:56 WIB
Ester Lince Napitupulu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penuntasan rehabilitasi sekolah-sekolah rusak yang dicanangkan pemerintah bakal selesai tahun 2012, harus diiringi komitmen untuk mewujudkan terciptanya sekolah aman di Indonesia. Banyak bangunan sekolah-sekolah di Indonesia yang belum memperhatikan aspek keselamatan dan keamanan sehingga mudah rusak, terutama saat bencana alam datang.

Berdasarkan data dari badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), terdapat 741 kejadian bencana di Indonesia yang menyebabkan kerusakan pada fasilitas pendidikan yang ada di daerah yang terkena bencana. Ada sekitar 1.201 fasilitas pendidikan yang rusak, mulai dari rusak ringan, sedang, hingga berat, yang mengakibatkan anak-anak kehilangan waktu belajar.

Persoalan itu mengemuka dalam Festival Membangun Budaya Aman dari Bencana di Sekolah yang digelar di Jakarta (12/10/2011).

Festival dalam rangka peringatan bulan pengurangan resiko bencana (PRB) di seluruh dunia setiap minggu kedua Oktober itu, melibatkan berbagai institusi pemerintah, swasta, pendidikan, serta lembaga swadaya masyarakat lokal dan internasional.

Iwan Gunawan dari Bank Dunia dan Global Facility for Disaster Reduction and Recovery (GFDRR), mengatakan, komitmen Indonesia untuk mewujudkan sekolah aman mendapat momentum dengan adanya janji pemerintah untuk fokus pada penuntasan rehabilitasi sekolah yang rusak berat.

"Rehabilitasi sekolah yang menerapkan sekolah aman harus dimulai. Penggunaan dana alokasi khusus/DAK bisa jadi instrumen strategis untuk merehabilitasi sekolah rusak menajdi sekolah aman," kata Iwan.

Di tingkat SD, terdapat 110.598 ruangan kelas rusak berat dan 182.500 ruangan kelas rusak sedang. Di jenjang SMP terdapat 42.428 ruangan rusak berat dan 82.892 ruangan rusak sedang.

Menurut Iwan, rehabilitasi sekolah aman belum menjadi pilihan utama di daerah-daerah. Apalagi dalam dua tahun terakhir ini, kucuran dan petunjuk teknis DAK selalu terlambat. Daerah butuh petunjuk teknis yang rinci dan aturan administratifnya sehingga bisa membangun sekolah aman.

"Dalam rehabilitasi sekolah, masyarakat minta supaya bersifat partisipatif di mana masyarakat dan komite sekolah dilibatkan," kata Iwan.

Hetifah Sjaifudian, anggota Komisi X DPR, mengatakan, banyak bangunan sekolah tidak aman, karena dalam pembangunan atau rehabilitasi sekolah rusak juga muncul mafia proyek. Padahal, soal sekolah aman ini Indonesia tidak boleh berkompomi.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com