Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemdikbud Desak MWA dan Rektor UI Tentukan Pilihan

Kompas.com - 22/12/2011, 22:49 WIB
Tri Harijono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah mendesak Majelis Wali Amanah (MWA) dan Rektor Univesitas Indonesia (UI), untuk segera menentukan opsi yang telah diberikan.

Sampai saat ini belum ada titik terang dalam konflik antara MWA dan Rektor UI. Padahal batas waktu akhir bagi UI adalah 15 Januari mendatang yakni ketika masa kerja MWA UI berakhir.  

 

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, mengemukakan itu sebelum bertemu dengan perwakilan MWA yakni Emil Salim dan Ketua MWA Poernomo Prawiro, serta Rektor UI, Gumilar Rusliwa Somantri, Kamis (22/12/2011) malam, di Kantor Kemdikbud, Jakarta. Hingga pukul 22.30 wib pertemuan itu masih berlangsung.  

 

"Kami ingin menanyakan dari tiga pilihan itu apa yang mereka pilih. Kami mendorong kedua belah pihak untuk memilih, dan menyepakati opsi mana yang pada akhirnya dipilih," kata Nuh.  

 

Pertemuan tertutup yang dimulai sekitar pukul 19.30 WIB itu, bertujuan untuk menanyakan perkembangan tiga opsi yang telah diberikan kemdikbud kepada UI, pada pertemuan sebelumnya, 13 September 2011.  

 

Ketiga opsi itu, pertama memperpanjang periode MWA hingga pemilihan rektor selesai. Kedua, mempercepat pemilihan rektor yang akan tetap dipilih MWA. Adapun opsi ketiga, membentuk organ baru, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 mengenai masa transisi. Organ baru ini artinya tidak ada MWA, tetapi dewan pertimbangan, dewan pengawas, dan senat universitas.  

 

Nuh menegaskan, pada prinsipnya kedua belah pihak tidak boleh saling meniadakan. UI harus memikirk an keberlangsungan UI dan bagaimana kedua organ itu (rektor dan MWA) itu dapat terus berjalan.

Nuh mengingatkan masa kerja MWA UI yang akan berakhir pertengahan Januari 2012. Adapun masa kerja Rektor UI juga akan berakhir pertengahan Agustus 2012.  

 

"Karena sama-sama sudah akan berakhir masa kerjanya, sebaiknya dimanfaatkan untuk menyelesaikan tanggungjawabnya secara baik. Tinggalkan kesan yang manis saja," kata Nuh.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com