JAKARTA, KOMPAS.com - Rektor Institut Perbanas, Marsudi Wahyu Kisworo mengaku enggan menanggapi pihak yang mendesak dirinya untuk segera mengundurkan diri. Menurutnya, aksi itu tidak memiliki dasar dan jauh dari fakta sebenarnya.
Ia menjelaskan, desakan itu menjadi tidak penting karena hanya dilakukan oleh segelintir mahasiswa. Terlebih, kata dia, mahasiswa yang terlibat di dalam aksi itu didominasi oleh mahasiswa yang tersandung berbagai masalah karena melanggar tata tertib kampus.
"Dari awal saya enggan menanggapi karena tidak penting," kata Marsudi kepada Kompas.com, Selasa (22/5/2012) pagi, di Jakarta.
Menurutnya, pihak yang menghembuskan berita miring tersebut tidak berhak mengatasknamakan aksinya sebagai aksi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ataupun Solidaritas Mahasiswa Perbanas.
"Kemudian mereka jelas tidak bisa mengatasnamakan BEM, karena hanya segelintir. Silakan boleh ditanya, saya ini tidak arogan," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Rektor Perbanas didesak untuk segera meninggalkan kursi kepemimpinannya dengan alasan tidak memiliki kemampuan tata kelola yang baik. Selain itu, sejumlah pihak yang mengatasnamakan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Solidaritas Mahasiswa untuk Perbanas juga menuding Marsudi bertindak arogan dan telah memberangus kebebasan berekspresi mahasiswanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.