Jakarta, Kompas -
”Riset dan inovasi didasarkan pada kebutuhan nasional,” kata Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Gadjah Mada (UGM) Suratman, Kamis (6/12), pada Forum Riset Industri Indonesia ke-4 di Jakarta.
Suratman mengambil contoh Indonesia sampai saat ini masih mengimpor garam. UGM pun mengembangkan prioritas riset produksi garam rakyat menjadi garam industri disertai teknologi energi seperti pembangkit listrik tenaga angin di pantai.
”Implementasi hasil riset produksi garam ditujukan untuk membangun desa mandiri garam di wilayah pantai utara Jawa Timur,” kata Suratman.
Menurut Suratman, implementasi hasil riset juga mengoptimalkan manfaatnya bagi masyarakat. Dukungan membentuk desa mandiri garam juga ditunjang kegiatan mahasiswa dalam kuliah kerja nyata (KKN).
Ketua Panitia Forum Riset Industri Indonesia Ke-4 Yusril Yusuf mengatakan, inovasi hasil riset yang ditawarkan UGM kepada dunia industri memiliki keunikan. Seperti hasil penelitian buah melon, Yusril menyebutkan, UGM menghasilkan buah melon untuk pengharum ruang.
”Melon pengharum ruang bisa dimanfaatkan di dalam mobil selama sebulan,” kata Yusril.
Prioritas bidang riset UGM meliputi kesehatan dan obat, ketahanan pangan, sumber energi baru dan terbarukan, teknologi transportasi, teknologi informasi dan komunikasi, serta teknologi pertahanan.