Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asah Kreativitas Anak Tanpa Banyak Kata "Jangan"

Kompas.com - 11/12/2012, 16:09 WIB
Riana Afifah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Budaya melarang dan tidak mentolerir kegagalan diyakini akan berdampak pada generasi yang tidak berani berkreasi dan lebih suka berada dalam zona nyaman. Terlalu banyak kata "jangan" dan "tak boleh" akan mematikan kreativitas anak-anak yang tentunya akan berdampak pada pembangunan bangsa ini ke depannya.

Pendiri Indonesia Heritage Foundation, Ratna Megawangi, mengatakan bahwa umumnya anak-anak ini tumbuh menjadi pengekor saja karena takut salah. Mereka tidak berani mengembangkan diri dan mengeluarkan ide kreatif karena ada kekhawatiran tidak sesuai dengan apa yang diajarkan guru di sekolah.

"Seringkali anak dimarahi karena jawaban tidak sesuai padahal sebenarnya tidak salah. Akhirnya, anak-anak ini cari aman dengan menjawab apa yang diinginkan guru," kata Ratna, saat National Educators Conference di Mulia Business Park, Jakarta, Selasa (11/12/2012).

Untuk itu, para guru harusnya mulai membuka diri terhadap jawaban anak-anak dan menghargai proses anak dalam memperoleh jawaban. Dengan cara seperti itu, anak-anak tidak akan takut berkreasi dan berani berimajinasi serta mengambil risiko untuk menciptakan sesuatu yang baru.

"Orang tua juga sama. Jangan terus memarahi saja karena nilai jelek. Tapi tanyakan apa kendalanya, ajak cari solusi bersama. Yang ada sekarang karena takut nilai jelek, anak-anak berlomba dapat nilai bagus tanpa mempedulikan sekitar. Tidak bagus juga untuk tumbuh kembangnya," jelas Ratna.

Hal senada juga diungkapkan oleh perwakilan dari Mien R. Uno Foundation, Sandiaga Uno. Ia bercerita bahwa sejak kecil telah dibiasakan oleh orang tuanya untuk tidak mudah menyerah dalam mencapai sesuatu. Tidak hanya itu, ia juga dididik berdiskusi dan didorong untuk mencari jalan keluar dari masalah-masalah kecil yang sedang dihadapi.

"Orang tua saya tidak hanya sekadar mengatakan apa yang harus dilakukan. Tapi mereka terus mendorong saya untuk berusaha mencari jawaban dan solusi," ujar Sandi.

"Kalau gagal juga tidak terus dimarahi tapi justru diberi semangat terus untuk bangkit biar si anak mau mencoba lagi," tandasnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com