Jangan Khawatir, Banyak Jalan Menuju Harvard

Kompas.com - 16/04/2013, 18:51 WIB

KOMPAS.com - “Kuliah di Harvard, Lewat Jalur Biasa atau Beasiswa?” Ini salah satu pertanyaan yang diterima Donny Eryastha saat dirinya diterima di program Master of Public Administration di Kennedy School of Government, Harvard University. Lelaki yang menerima gelar sarjananya di Universitas Indonesia ini mengaku heran dengan pertanyaan tersebut.

Pasalnya, banyak orang begitu mengagung-agungkan beasiswa untuk mewujudkan impiannya bersekolah di luar negeri. Padahal, banyak cara untuk melanjutkan pendidikan tinggi di luar negeri dengan biaya yang minim pula.

Donny tidak memungkiri bahwa biaya pendidikan di luar negeri itu mahal sekali. Namun, melalui Indonesia Mengglobal, dia berpesan agar Anda yang ingin melanjutkan studi ke luar negeri tak harus berhenti berusaha hanya karena gagal meraih beasiswa tertentu.

Jadi, jangan khawatir. Masih banyak jalan menuju Harvard, juga ke universitas lainnya di luar negeri. Simak informasi dan tips berikut ini dari Donny.

-----

"Tentang Beasiswa: Bagaimana Cara Membiayai Kuliah di Luar Negeri?"

    “Kamu kuliah di Harvard jalur biasa atau jalur beasiswa?”
    “Dapat beasiswa dari mana, kok bisa kuliah di Harvard?”

Itu adalah beberapa contoh pertanyaan pertama yang sering orang sampaikan ke saya begitu mereka tahu saya pernah kuliah di Harvard. Semua pertanyaan sah-sah saja, tapi yang saya heran, kenapa pertanyaan-pertanyaan pertama selalu tentang beasiswa? Bukannya kalau kagum atau heran saya kuliah di Harvard harusnya yang ditanyakan adalah bagaimana caranya bisa diterima? Toh kalaupun sesorang dapat beasiswa belum tentu dia bisa diterima di Harvard. Di sebagian besar sekolah yang baik, seleksi penerimaan mahasiswa terpisah dengan seleksi untuk beasiswa. Tidak ada hubungannya kemampuan membayar seseorang dengan diterima atau tidaknya di sekolah.

Lebih umum lagi, saya juga melihat perhatian yang membabi buta pada beasiswa. Ada banyak mailing list beasiswa, website beasiswa, Twitter beasiswa dan sejenisnya, tapi sedikit sekali tempat berdiskusi tentang kualitas sekolah dan bagaimana cara diterima di sekolah yang baik.

Saya mengerti sekolah di luar negeri itu mahal sekali. Kalau kita membandingkan pendapatan per kapita orang Indonesia dengan biaya kuliah di luar negeri, sepertinya kuliah di luar negeri itu tidak mungkin dibiayai sendiri. Jadi harus dapat beasiswa. Maka wajarlah muncul pertanyaan-pertanyaan seperti tadi. Yang ingin saya luruskan melalui tulisan ini adalah kesalahan menaruh perhatian membabi buta terhadap beasiswa sehingga melupakan hal lain yang lebih penting. Saya juga ingin menjelaskan bahwa membiayai kuliah di luar negeri itu mungkin sekali, dan ada banyak caranya.

Berikut adalah dua prinsip yang harus selalu dipegang:

1. Fokuslah untuk bisa diterima di sekolah yang baik, bukan mendapatkan beasiswa.
Prinsip utama dalam merencanakan sekolah di luar negeri adalah fokuslah untuk bisa diterima di sekolah yang baik, bukan mendapatkan beasiswa. Saya ulangi lagi: FOKUSLAH UNTUK BISA DITERIMA DI SEKOLAH YANG BAIK, BUKAN MENDAPATKAN BEASISWA. Saya ulangi sekali lagi: FOKUSLAH UNTUK BISA DITERIMA DI SEKOLAH YANG BAIK, BUKAN MENDAPATKAN BEASISWA.

Saya sering tercengang bagaimana banyak sekali orang bisa lupa bahwa dalam proses persiapan sekolah di luar negeri, tujuan utama seharusnya adalah dapat bersekolah di sekolah yang sebaik mungkin. Beasiswa hanyalah salah satu alat yang memungkinkan kita sekolah.

Saya umpamakan orang yang merencanakan sekolah ke luar negeri dengan seorang pria yang mencari istri. Saya umpamakan juga proses mendapatkan beasiswa dengan proses membeli mobil untuk menarik perhatian si calon istri. Fokus utama si pria seharusnya adalah memilih wanita yang akan dijadikan istri dan mengusahakan agar lamarannya diterima wanita tersebut, BUKAN membeli mobil agar dapat menarik perhatian wanita. Membeli mobil hanyalah suatu alat untuk menarik perhatian wanita, dan itu bukan satu-satunya alat. Memiliki mobil pun bukan jaminan lamaran si pria diterima wanita tersebut.

Fokus untuk mendapatkan beasiswa bisa berbahaya, karena:
a. Fokus pada beasiswa bisa membuat pelamar mengkompromikan kualitas pendidikan.
Ambil contoh seseorang yang berencana mengambil MBA di Amerika Serikat. Si pelamar ini fokus untuk mendapatkan beasiswa. Riset yang dia lakukan adalah mencari tahu beasiswa apa yang tersedia untuk program MBA di Amerika. Dari Google dia mendapat berbagai informasi.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang


    Terkini Lainnya

    Biaya Kuliah Fakultas Kedokteran Unhas, Cek Rincian UKT dan Uang Pangkalnya

    Biaya Kuliah Fakultas Kedokteran Unhas, Cek Rincian UKT dan Uang Pangkalnya

    Edu
    Cara Daftar SMMPTN-Barat 2025 di 28 PTN, Klik pendaftaran.smmptnbarat.id

    Cara Daftar SMMPTN-Barat 2025 di 28 PTN, Klik pendaftaran.smmptnbarat.id

    Edu
    Kemendikdasmen Minta Guru Tak Tergiur Janji Kelulusan Seleksi PPG Guru Tertentu 2025

    Kemendikdasmen Minta Guru Tak Tergiur Janji Kelulusan Seleksi PPG Guru Tertentu 2025

    Edu
    Jurusan UI dengan Biaya Uang Pangkal Termahal di Jalur Mandiri, Kedokteran Berapa?

    Jurusan UI dengan Biaya Uang Pangkal Termahal di Jalur Mandiri, Kedokteran Berapa?

    Edu
    10 Jurusan UI dengan Uang Pangkal Termurah Jalur Mandiri SIMAK UI 2025

    10 Jurusan UI dengan Uang Pangkal Termurah Jalur Mandiri SIMAK UI 2025

    Edu
    Apa Jadinya Bumi Tanpa Serangga? Simak Penjelasan Pakar IPB

    Apa Jadinya Bumi Tanpa Serangga? Simak Penjelasan Pakar IPB

    Edu
    Siswanya Banyak Diterima Kampus Top Dunia, Ini Biaya SMA Pradita Dirgantara

    Siswanya Banyak Diterima Kampus Top Dunia, Ini Biaya SMA Pradita Dirgantara

    Edu
    Cek 2 Sekolah Kedinasan Tanpa Syarat Tinggi Badan, Bisa Kuliah Gratis

    Cek 2 Sekolah Kedinasan Tanpa Syarat Tinggi Badan, Bisa Kuliah Gratis

    Edu
    Tunjangan Insentif Guru Non-ASN di RA dan Madrasah Cair Juni 2025, Cek Kriterianya

    Tunjangan Insentif Guru Non-ASN di RA dan Madrasah Cair Juni 2025, Cek Kriterianya

    Edu
    Tren Pekerjaan yang Akan Melejit dan Merosot di Tahun 2030

    Tren Pekerjaan yang Akan Melejit dan Merosot di Tahun 2030

    Edu
    Kecurangan UTBK SNBT 2025 dan Robohnya Integritas, Perlu Ganti Sistem?

    Kecurangan UTBK SNBT 2025 dan Robohnya Integritas, Perlu Ganti Sistem?

    Edu
    Seleksi PPG Guru Tertentu 2025 Dibuka 3 Batch, Ini Kriteria Guru yang Bisa Ikut

    Seleksi PPG Guru Tertentu 2025 Dibuka 3 Batch, Ini Kriteria Guru yang Bisa Ikut

    Edu
    Program Wajib Belajar 13 Tahun Akan Diatur dalam RUU Sisdiknas

    Program Wajib Belajar 13 Tahun Akan Diatur dalam RUU Sisdiknas

    Edu
    Guru Besar Pertama Polimedia Tegaskan Peran Penting Pendidikan Pancasila di Era Digital

    Guru Besar Pertama Polimedia Tegaskan Peran Penting Pendidikan Pancasila di Era Digital

    Edu
    Mahasiswi FK Unhas Jadi Joki UTBK, Punya IPK Tinggi dan Peserta Olimpiade Sains

    Mahasiswi FK Unhas Jadi Joki UTBK, Punya IPK Tinggi dan Peserta Olimpiade Sains

    Edu
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
    atau