Alasan Kuat Perlunya Mengawal Implementasi Kurikulum 2013

Kompas.com - 06/03/2014, 13:41 WIB
Latief

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Apa alasan kuat implementasi Kurikulum 2013 perlu dikawal dalam pelaksanaannya di 2014? Jawabnya satu, hasil sensus kurikulum melibatkan sebanyak 76.735 responden di jenjang SD, SMP, SMA, dan SMK.

Jumlah itu terdiri atas kepala sekolah (6.326), guru (42.507), siswa (6.326), orangtua (8.924), pengawas (6.326), dan komite sekolah (6.326), serta menunjukkan dampak yang positif. Fakta-fakta ini memperkuat rencana implementasi Kurikulum 2013 pada 2014.

Hal itu juga menjadi modal dan pegangan bagi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam upaya terus-menerus memperbaiki implementasi Kurikulum 2013. Pelatihan guru akan menjadi syarat mutlak dalam implementasi kurikulum ini. Karena itulah, tidak diizinkan bila sekolah yang gurunya belum mendapatkan pelatihan menyatakan sebagai sekolah yang telah mengimplementasikan Kurikulum 2013.

Pelatihan guru menjadi kata kunci karena di dalamnya menyangkut materi proses pembelajaran dan penilaian, yang pada Kurikulum 2013 melalui pendekatan saintifik.
Dari hasil evaluasi sebelumnya, maka pada pelatihan yang disiapkan untuk implementasi Kurikulum 2013 di tahun 2014, peran guru inti ditiadakan.

Empat grafik (SD, SMP, SMA, dan SMK) tentang dampak terhadap Kurikulum 2013 yang diperoleh dari hasil sensus menjadi kata kunci bahwa perlu upaya Kemendikbud mengawal implementasi Kurikulum 2013 di 2014. Inilah yang akan disampaikan pada Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan 2014 di Jakarta, Kamis dan Jumat (6-7/2/2014). Rembuknas juga akan membicarakan hal teknis lain, di antaranya waktu pelatihan, sasaran pelatihan, serta penyiapaan dan pencetakan buku.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengakui, penerapan kurikulum baru yang telah dilaksanakan pada pertengahan 2013 lalu memang masih menyulitkan beberapa pihak terkait, salah satunya guru. Hal itu diungkapkan Mendikbud pada rapat kerja Komisi X DPR RI di Senayan, Selasa (4/3/2014).

"Yang paling berat dan sering dikeluhkan oleh guru adalah mengenai penilaian hasil belajar," ujar Nuh.

Selama ini, lanjut Nuh, guru hanya memberikan penilaian secara numerik yang berpatokan pada hasil-hasil ujian siswa. Sementara itu, pada sistem kurikulum 2013, guru harus memberikan penilaian secara kualitatif atau deskriptif.

"Selama ini guru yang mengajar memberikan penilaian selalu numerik kuantitatif. Nah, sekarang ini, berdasarkan kurikulum ini, diubah dari numerik ke deskriptif," jelas Nuh.

Dengan menemukan kesulitan guru tersebut, menurut Mendikbud, para guru akan diberikan pelatihan. Namun, pelatihan tersebut tidak hanya mengenai sistem penilaian, tetapi juga seluruh sistem yang berlaku pada Kurikulum 2013.

"Kita akan beri jadwal pelatihan kepada guru. Materinya mulai dari konsep kurikulum. Setiap latihan guru akan dapat tiga bahan, yaitu petunjuk dari pelatihan itu sendiri, buku guru, dan buku murid," ujarnya.

Nuh mengatakan, pelatihan direncanakan akan berlangsung dalam waktu dekat dan diperkirakan selesai sebelum bulan puasa nanti. Dengan demikian, tidak ada yang mengeluh tentang beratnya pelatihan saat bulan puasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Pakar: AI dan Coding Jangan Hanya Diajarkan di Sekolah Tertentu

Pakar: AI dan Coding Jangan Hanya Diajarkan di Sekolah Tertentu

Edu
UNESCO Siapkan Beasiswa Pertukaran Pelajar bagi Siswa SD-SMA Indonesia

UNESCO Siapkan Beasiswa Pertukaran Pelajar bagi Siswa SD-SMA Indonesia

Edu
PSW UGM Bagikan Tips bagi Orangtua Beri Pendidikan Seksual ke Anak

PSW UGM Bagikan Tips bagi Orangtua Beri Pendidikan Seksual ke Anak

Edu
Mendikdasmen: Tantangan Bangun SDM Berkualitas Harus Jadi Fokus Bersama

Mendikdasmen: Tantangan Bangun SDM Berkualitas Harus Jadi Fokus Bersama

Edu
Perpusnas Berbagi Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial di 'CDNLAO 2024'

Perpusnas Berbagi Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial di "CDNLAO 2024"

Edu
Prodi dan Syarat Daftar STMKG, Kuliah Gratis dan Lulus Jadi CPNS di BMKG

Prodi dan Syarat Daftar STMKG, Kuliah Gratis dan Lulus Jadi CPNS di BMKG

Edu
Lulusan SMK Disarankan Dapat Alternatif Kompetensi untuk Kerja di Luar Negeri

Lulusan SMK Disarankan Dapat Alternatif Kompetensi untuk Kerja di Luar Negeri

Edu
Riset ICAEW: Akuntan Masa Depan Wajib Kuasai 3 Kompetensi Ini

Riset ICAEW: Akuntan Masa Depan Wajib Kuasai 3 Kompetensi Ini

Edu
Ini 20 Universitas Negeri Terbaik di Asia Tenggara Versi AppliedHE 2025

Ini 20 Universitas Negeri Terbaik di Asia Tenggara Versi AppliedHE 2025

Edu
Jumlah Guru SMK di Indonesia Masih Kurang, Pemerataan Perlu Diperhatikan

Jumlah Guru SMK di Indonesia Masih Kurang, Pemerataan Perlu Diperhatikan

Edu
5 Jurusan Kedokteran Terbaik Indonesia Versi QS 2024, Cek Biaya Kuliahnya

5 Jurusan Kedokteran Terbaik Indonesia Versi QS 2024, Cek Biaya Kuliahnya

Edu
Mapel AI dan Coding bagi Siswa SD-SMP, Pakar UGM: Ajarkan dengan Metode Menyenangkan

Mapel AI dan Coding bagi Siswa SD-SMP, Pakar UGM: Ajarkan dengan Metode Menyenangkan

Edu
Benarkah Main Gawai Dapat Menurunkan Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini?

Benarkah Main Gawai Dapat Menurunkan Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini?

Edu
Perkuat Pendidikan Inklusi, Kipin Edutech Raih Penghargaan 'Temasek Foundation Education Challenge 2024'

Perkuat Pendidikan Inklusi, Kipin Edutech Raih Penghargaan "Temasek Foundation Education Challenge 2024"

Edu
Mendikdasmen dan Menag Upayakan Percepatan Pendidikan Profesi Guru

Mendikdasmen dan Menag Upayakan Percepatan Pendidikan Profesi Guru

Edu
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau