Sekali Lagi... Jangan Lupakan Non-Skil!

Kompas.com - 19/06/2014, 20:46 WIB
Latief

Penulis

BEPPU, KOMPAS.com - Di Ritsumeikan Asia Pacific University (APU), jumlah mahasiswa Indonesia sebanyak 217 orang menduduki posisi keempat dari 5.480 total mahasiswa internasional yang menimba ilmu di perguruan tinggi itu. Berdasarkan data Mei 2014, dengan total 202 mahasiswa tingkat sarjana (S-1) dan 14 mahasiswa pascasarjana (S-2), serta 1 mahasiswa non-gelar, jumlah mahasiswa Indonesia secara berurutan berada di bawah China (572 mahasiswa), Korea (513 mahasiswa), serta Vietnam (336 mahasiswa).

Namun demikian, menurut Dahlan Nariman, Vice Dean of Admission-Associate Professor Ritsumeikan Asia Pacific University (APU), secara kualitas anak-anak Indonesia tidak kalah dibandingkan para mahasiswa asal ketiga negara di atasnya. Selama 5 tahun terakhir, lanjut dia, kemampuan akademik dan non-akademik anak-anak Indonesia justeru dianggap lebih baik.

"Untuk akademik rata-rata GPA atau IPK anak Indonesia itu 3,00. Sementara yang dianggap paling menonjol dari anak-anak Indonesia itu khususnya dari sisi non-akademik. Para mahasiswa Indonesia dinilai paling kreatif untuk urusan non-akademik dan selalu unggul dibanding anak lain," ujar Dahlan di kantornya di Beppu, Jepang, Kamis (19/6/2014).

Dahlan mengatakan, berdasarkan survei Carrier Office Ritsumeikan APU pada 2013 lalu spesifikasi kebutuhan sumber daya manusia yang diinginkan perusahaan-perusahaan internasional Jepang tidak hanya menitik beratkan pada kemampuan teknis (skil) dan potensi akademik. Lebih dari itu, beberapa variabel non-teknis (non-skil) sangat mereka butuhkan dari para sarjana lulusan perguruan tinggi.

"Kepemimpinan, kemampuan menemukan masalah, kemampuan mengeksekusi rencana, memberi inspirasi orang di sekitarnya, suka belajar dan memperbaiki diri, serta punya semangat kerjasama yang tinggi. Kriteria itulah yang utama," kata Dahlan.

M Latief/KOMPAS.com Berdasarkan survei Carrier Office Ritsumeikan APU pada 2013 lalu spesifikasi kebutuhan sumber daya manusia yang diinginkan perusahaan-perusahaan internasional Jepang tidak hanya menitik beratkan pada kemampuan teknis (skil) dan potensi akademik.
Lalu, bagaimana sebuah institusi pendidikan bisa mewujudkan kebutuhan-kebutuhan itu akhirnya dimiliki oleh SDM lulusannya? Dahlan mengatakan, bahwa perguruan tinggi harus sadar bahwa aset seseorang bertitel sarjana bukan saja terletak pada potensi akademiknya, namun juga soft skills yang dibangun secara bertahap dan bertujuan jelas.

"Di APU kami merancang career development program yang langsung diterapkan pada mahasiswa sejak tingkat pertama. Di tahun pertama mereka sudah kami latih untuk mengenal future goals mereka, diajak memulai perencanaan karir dan mengakumulasikan skil dan pengalaman yang dibutuhkan untuk menuju ke situ," ujar Dahlan.

Kesiapan bahasa Jepang atau Career Japanese juga sangat disiapkan APU pada anak-anak didiknya. Meskipun dual language, Inggris dan Jepang, para siswa secara khusus diberikan Career Japanese I, II, dan III untuk mempelajari etos kerja orang Jepang, menulis resume, teknik wawancara kerja, mengadaptasi lingkungan kerja internasional, dan sebagainya. 

Di sisi lain, lanjut Dahlan, para mahasiswa juga diberi kesempatan mengikuti magang pada tahun kedua kuliah. Jika pada 2012 lalu ada 71 perusahaan internasional menjalin komitmen untuk menerima magang mahasiswa APU, pada 2013 sebanyak 67 perusahaan juga ikut mendukung program tersebut.

Sementara itu, dukungan bagi mahasiswa untuk mempraktikkan non-skil mereka juga sangat difasilitasi agar masing-masing mahasiswa aktif berorganisasi atau mengikuti kegiatan kemahasiswaan di kampus. Sejauh ini, anak-anak Indonesia paling terkenal kreatif pada kegiatan Indonesia Week atau pekan Indonesia yang dilaksanakan setiap setahun sekali di APU.

"Mereka belajar, tinggal, dan bergaul sehari-hari dengan anak-anak asing atau pelajar internasional dari beragam negara. Situasi itu kami ciptakan agar mereka siap menghadapi kultur global yang beragam," kata Dahlan.

"Kalau di tengah kota, kultur yang kami ciptakan tentu berbeda. Nah, kampus kami ada di atas bukit yang jauh dari keramaian sehingga membuat mereka terisolir dan memaksa mereka membuka diri satu sama lain. Di sini mereka saling belajar mengelola konflik, mengatur waktu, membuat rencana dan sebagainya. Leadership muncul, kemampuan mengeksekusi terbangun, dan sebagainya terkait non-skil mereka. Sekali lagi, non-skil," tambahnya.

Sebelumnya diberitakan, Kantor karir (career office) Ritsumeikan Asia Pacific University (APU), Beppu, Jepang, menempatkan para pelajar Indonesia sebagai pelajar paling diincar perusahaan-perusahaan multinasional Jepang. Kemampuan bahasa Jepang dan Inggris para pelajar Indonesia dinilai sangat baik, sebaik kemampuan studi di bidangnya masing-masing. Baca selengkapnya di: Hebat... Pelajar Indonesia Paling Diincar Perusahaan Jepang!.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Panitia SNPMB Tegaskan akan Diskulifikasi jika Peserta UTBK Terbukti Curang

Panitia SNPMB Tegaskan akan Diskulifikasi jika Peserta UTBK Terbukti Curang

Edu
Modus Kecurangan Baru UBTK SNBT 2025: Peserta Pasang Kamera di Behel Gigi

Modus Kecurangan Baru UBTK SNBT 2025: Peserta Pasang Kamera di Behel Gigi

Edu
Viral Dugaan Kebocoran Soal UTBK 2025, Ketua SNPMB: Itu Tak Akan Terjadi

Viral Dugaan Kebocoran Soal UTBK 2025, Ketua SNPMB: Itu Tak Akan Terjadi

Edu
Viral Dugaan Kecurangan UTBK SNBT 2025, Ketua SNPMB: Itu Ada Saja, Kami Investigasi

Viral Dugaan Kecurangan UTBK SNBT 2025, Ketua SNPMB: Itu Ada Saja, Kami Investigasi

Edu
Viral Kebocoran Soal UTBK SNBT 2025, Ketua SNPMB Buka Suara

Viral Kebocoran Soal UTBK SNBT 2025, Ketua SNPMB Buka Suara

Edu
6 Modus Kecurangan Siswa di UTBK SNBT 2025, Ada Kamera di Behel Gigi

6 Modus Kecurangan Siswa di UTBK SNBT 2025, Ada Kamera di Behel Gigi

Edu
Menarik Ditiru, 7 Cara SMA Al-Azhar Gelar Pensi di Mal dan Hadirkan Sheila on 7

Menarik Ditiru, 7 Cara SMA Al-Azhar Gelar Pensi di Mal dan Hadirkan Sheila on 7

Edu
Survei KPK Ungkap Praktik Menyontek Pelajar dan Kedisiplinan Guru-Dosen, Ini Hasilnya

Survei KPK Ungkap Praktik Menyontek Pelajar dan Kedisiplinan Guru-Dosen, Ini Hasilnya

Edu
Cegah Kecurangan UTBK 2025, Unair Wajibkan Peserta Pakai Sandal

Cegah Kecurangan UTBK 2025, Unair Wajibkan Peserta Pakai Sandal

Edu
2 Hari UTBK SNBT 2025 Digelar, Ada 14 Kasus Kecurangan Ditemukan

2 Hari UTBK SNBT 2025 Digelar, Ada 14 Kasus Kecurangan Ditemukan

Edu
Perluas Pendidikan Diaspora, LSPR Institute dan Kyungwoon University Jalin Kolaborasi

Perluas Pendidikan Diaspora, LSPR Institute dan Kyungwoon University Jalin Kolaborasi

Edu
SMA Cahaya Rancamaya Jadi Perwakilan Jawa Barat dalam Program SMA Unggul Garuda 2025

SMA Cahaya Rancamaya Jadi Perwakilan Jawa Barat dalam Program SMA Unggul Garuda 2025

Edu
Belum Lulus, Sudah Sertifikasi: Mahasiswa MNP Tempuh Pelatihan MICE bersama Profesional

Belum Lulus, Sudah Sertifikasi: Mahasiswa MNP Tempuh Pelatihan MICE bersama Profesional

Edu
Kisah Ines, Tempuh Perjalanan dari Papua ke Surabaya agar Bisa Ikut UTBK 2025

Kisah Ines, Tempuh Perjalanan dari Papua ke Surabaya agar Bisa Ikut UTBK 2025

Edu
Banyak Siswa Di Sekolah Masih Suka Menyontek, Ini Kata Mendikdasmen

Banyak Siswa Di Sekolah Masih Suka Menyontek, Ini Kata Mendikdasmen

Edu
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau