Nih... Konsep "Kampus Internasional" dalam Semangat Reformasi Jepang!

Kompas.com - 19/06/2014, 04:27 WIB
Latief

Penulis

BEPPU, KOMPAS.comJepang semakin serius melakukan reformasi di bidang pendidikan. Bagi Pemerintah Jepang, untuk tetap bermain di kancah global, pembaruan tidak cukup hanya dilakukan di bidang ekonomi, tetapi juga seiring sejalan dengan sektor pendidikan. 

"Tren bisnis global sudah dilakukan oleh Jepang, dan kini melalui sektor pendidikan mereka tengah menyiapkan sumber daya manusia global. Universitas harus menjadi wadah atau jembatan yang menghasilkan sumber daya manusia berkualitas menghadapi era global saat ini dan nanti," ujar Dahlan Nariman, Vice Dean of Admission-Associate Professor Ritsumeikan Asia Pacific University (APU), di Beppu, Jepang, Rabu (18/6/2014).

Salah satu masalah orang Jepang, menurut Dahlan, adalah komunikasi. Setelah era Perang Dunia kedua hingga saat ini, Jepang termasuk negara maju, tetapi bukan merupakan negara multikultur. Jepang cenderung lambat untuk mengadaptasi konsep multibangsa dan budaya.

"Tidak seperti negara maju lainnya, misalnya Amerika Serikat, yang sangat terbiasa dengan interaksi dengan dunia luar," ujar Dahlan.

M Latief/KOMPAS.com Para mahasiswa Indonesia tengah mengajarkan mahasiswa asing Ritsumeikan APU bermain permainan tradisional Indonesia. Setiap tahun Ritsumeikan APU menerima 1.300 mahasiswa internasional sehingga kampus itu berupaya menciptakan lingkungan yang benar-benar global.
Dahlan mengatakan, salah satu reformasi yang tengah disiapkan Pemerintah Jepang itu adalah konsep super global university. Ini merupakan satu rancangan kampus internasional yang dikelola atau ditunjuk oleh Pemerintah Jepang untuk bisa beradaptasi dengan kebutuhan masyarakat internasional. Ada 30 perguruan tinggi Jepang akan ambil bagian dalam konsep ini.

"Tapi Ritsumeikan APU sudah lebih dulu hadir dengan konsep itu dan berhasil. Kami tentu sangat mengapresiasi Pemerintah Jepang dengan konsep tersebut," kata Dahlan.

Setiap tahun Ritsumeikan APU menerima 1.300 mahasiswa internasional sehingga kampus tersebut berupaya menciptakan lingkungan yang benar-benar global. Jika dijumlahkan, sebetulnya total seluruh mahasiswa di universitas ini tidak begitu besar, yaitu hanya berkisar 6.000 orang yang terbagi dalam College of Asia Pacific Studies dan International Management.

Dengan catatan itu, APU tampak tak jauh berbeda dengan universitas di mana pun. Namun, pembeda paling mencolok antara APU dan perguruan tinggi pada umumnya adalah komposisi mahasiswa dan tenaga pendidiknya. Sebanyak 50 persen dari 6.000 mahasiswa APU adalah orang asing atau non-Jepang yang datang dari 84 negara. Tenaga pendidiknya juga datang dari 28 negara berbeda. 

"Inilah yang menjadikan Ritsumeikan APU sebagai kampus internasional dan menjadi daya tarik tersendiri. Kami pakai konsep 50, yaitu 50 persen mahasiswa asing dan 50 persen mahasiswa Jepang. Ada 50 persen tenaga pengajar asing dan 50 persen tenaga pengajar Jepang. Bahasa pun 50 persen dengan bahasa Inggris dan 50 persen dengan bahasa Jepang," ujar Dahlan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

UM Mulai Pembangunan Gedung Poliklinik, Dukung Layanan Kesehatan Kampus dan Masyarakat

UM Mulai Pembangunan Gedung Poliklinik, Dukung Layanan Kesehatan Kampus dan Masyarakat

Edu
Kecurangan UBTK SNBT 2025, Pelaku Bisa Dipidana jika Terbukti

Kecurangan UBTK SNBT 2025, Pelaku Bisa Dipidana jika Terbukti

Edu
Panitia SNPMB Tegaskan akan Diskulifikasi jika Peserta UTBK Terbukti Curang

Panitia SNPMB Tegaskan akan Diskulifikasi jika Peserta UTBK Terbukti Curang

Edu
Modus Kecurangan Baru UBTK SNBT 2025: Peserta Pasang Kamera di Behel Gigi

Modus Kecurangan Baru UBTK SNBT 2025: Peserta Pasang Kamera di Behel Gigi

Edu
Viral Dugaan Kebocoran Soal UTBK 2025, Ketua SNPMB: Itu Tak Akan Terjadi

Viral Dugaan Kebocoran Soal UTBK 2025, Ketua SNPMB: Itu Tak Akan Terjadi

Edu
Viral Dugaan Kecurangan UTBK SNBT 2025, Ketua SNPMB: Itu Ada Saja, Kami Investigasi

Viral Dugaan Kecurangan UTBK SNBT 2025, Ketua SNPMB: Itu Ada Saja, Kami Investigasi

Edu
Viral Kebocoran Soal UTBK SNBT 2025, Ketua SNPMB Buka Suara

Viral Kebocoran Soal UTBK SNBT 2025, Ketua SNPMB Buka Suara

Edu
6 Modus Kecurangan Siswa di UTBK SNBT 2025, Ada Kamera di Behel Gigi

6 Modus Kecurangan Siswa di UTBK SNBT 2025, Ada Kamera di Behel Gigi

Edu
Menarik Ditiru, 7 Cara SMA Al-Azhar Gelar Pensi di Mal dan Hadirkan Sheila on 7

Menarik Ditiru, 7 Cara SMA Al-Azhar Gelar Pensi di Mal dan Hadirkan Sheila on 7

Edu
Survei KPK Ungkap Praktik Menyontek Pelajar dan Kedisiplinan Guru-Dosen, Ini Hasilnya

Survei KPK Ungkap Praktik Menyontek Pelajar dan Kedisiplinan Guru-Dosen, Ini Hasilnya

Edu
Cegah Kecurangan UTBK 2025, Unair Wajibkan Peserta Pakai Sandal

Cegah Kecurangan UTBK 2025, Unair Wajibkan Peserta Pakai Sandal

Edu
2 Hari UTBK SNBT 2025 Digelar, Ada 14 Kasus Kecurangan Ditemukan

2 Hari UTBK SNBT 2025 Digelar, Ada 14 Kasus Kecurangan Ditemukan

Edu
Perluas Pendidikan Diaspora, LSPR Institute dan Kyungwoon University Jalin Kolaborasi

Perluas Pendidikan Diaspora, LSPR Institute dan Kyungwoon University Jalin Kolaborasi

Edu
SMA Cahaya Rancamaya Jadi Perwakilan Jawa Barat dalam Program SMA Unggul Garuda 2025

SMA Cahaya Rancamaya Jadi Perwakilan Jawa Barat dalam Program SMA Unggul Garuda 2025

Edu
Belum Lulus, Sudah Sertifikasi: Mahasiswa MNP Tempuh Pelatihan MICE bersama Profesional

Belum Lulus, Sudah Sertifikasi: Mahasiswa MNP Tempuh Pelatihan MICE bersama Profesional

Edu
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau