Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menunggu Kiprah Anak-anak Muda yang Jumlahnya Makin "Gemuk"

Kompas.com - 28/04/2015, 11:49 WIB
Latief

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Berdasarkan proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2015 jumlah pemuda (anak muda) mencapai 62,4 juta orang. Itu artinya, rata-rata jumlah pemuda 25 persen dari proporsi jumlah penduduk Indonesia secara keseluruhan.

Secara umum, jika menggunakan basis data proyeksi jumlah pemuda versi BPS di atas, maka persebaran jumlah anak muda di Jawa menempati posisi pertama dengan persentase 57,94 persen. Sementara pada konteks global, jumlah penduduk usia muda di bawah 35 tahun di wilayah ASEAN mencapai sekitar 60 persen,

President Director Indonesia Youth Forum (IYF), Fajar Kurniawan, Selasa (28/4/2015), menuturkan bahwa untuk menghadapi hal itu diperlukan strategi terhadap pembangunan pemuda sebagai satu hal sangat penting dan sangat strategis. Jumlah populasi pemuda, lanjut dia, baik secara nasional dan global menunjukkan besarnya kesempatan anak-anak muda untuk mengambil peran penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di seluruh dunia.
 
"Perlu memperkuat peran anak muda melalui peningkatan kapasitas dan kualitas mereka sebagai sosok yang berpengetahuan, berketerampilan dan berintegritas sebagai wujud pemuda berkarakter. Kita juga harus membangun kesepahaman bersama di kalangan pemuda tentang pentingnya program pemberdayaan dan kewirausahaan sosial," ujar Fajar tentang persiapan dilaksanakannya Indonesia Youth Forum (IYF) pada 6-11 Mei 2015 di Bengkulu.

IYF merupakan forum tahunan melibatkan 300 pemuda usia 16-22 tahun dari seluruh Indonesia. IYF akan menjadi perhelatan IYF keempat yang digelar oleh Indonesia Student & Youth Forum (ISYF) berkolaborasi dengan pemerintah, swasta, masyarakat sipil, dan media. Sebelumnya, IYF sukses digelar di Jakarta (2012), Bandung (2013), dan Wakatobi (2014).
 
Tahun ini IYF 2015 dilaksanakan dengan tema "Revolusi Karakter Pemuda Melalui Program Pemberdayaan dan Kewirausahaan Sosial Menghadapi Komunitas ASEAN dan SDGs". Menurut Fajar, program Sustainability Development Goals (SDGs) diperlukan sebagai kerangka pembangunan baru yang mengakomodasi semua perubahan yang terjadi pascaberakhirnya Millenium Development Goals (MDGs) tahun ini.

"Anak-anak muda sangat potensial dalam pencapaian SDGs, karena mereka tidak hanya akan mempelajarinya secara teoritis, melakukannya secara praktis, namun juga berkesempatan terlibat langsung dalam proses perumusan dan perwujudan kebijakan," ujarnya.
 
Proyek sosial 

Perhelatan IYF dapat dijadikan kesempatan bagi anak-anak muda untuk mengembangkanb karakternya. Peserta yang dapat mengikuti adalah mereka yang sudah melakukan perubahan sosial pada daerahnya masing-masing.

"Nantinya mereka harus menjelaskan proyek-proyek sialnya dalam bentuk tulisan yang menjadi syarat utama untuk mengikuti kegiatan ini," kata Fajar.

IYF 2015 akan diisi berbagai aktivitas seperti Leaders Panel, Wisdom Talk, Workshop, Master Class, Youth Project Sharing, Focus Group Discussion, Working Group, Field Trip, dan lain-lain. Adapun bentuk kegiatan sosial yang dilakukan oleh pesertanya meliputi pendidikan, IT, lingkungan, kesehatan, dan semuanya memiliki dampak perubahan sosial di lingkungan sekitarnya.
 
"Mereka akan berbagi pikiran dan pengalaman serta menghasilkan ide-ide segar untuk pembangunan Indonesia secara berkelanjutan," kata Fajar.

Salah satu IYF asal Universitas Hassanudin, Makasar, Jusmawandi, menuturkan tiga tahun lalu hasil kerja bersama anak-anak muda IYF berhasil membentuk Desa Produktif Makassar. Proyek tersebut bertujuan untuk menghapus diskriminasi masyarakat terhadap para penderita kusta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com