Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Maaf... Anda Tidak Serius, Tak Pantas Meraih Beasiswa!

Kompas.com - 19/10/2015, 08:07 WIB
Adhis Anggiany Putri S

Penulis

KOMPAS.com – Jika saat ini Anda berencana melamar beasiswa untuk kuliah di Belanda, apa persyaratan umum yang perlu disiapkan? Pertama-tama, tentu saja calon penerima beasiswa harus terlebih dulu diterima di perguruan tinggi pilihan lalu mengajukan lamaran beasiswa itu.

Umumnya, berkas yang diperlukan untuk itu adalah ijazah dan sertifikat TOEFL atau IELTS dengan kriteria tertentu. Berkas lain mungkin diwajibkan, tergantung bidang studi yang diambil. Lalu, setelah semua persyaratan siap, Anda masih harus menulis "motivation letter" atau surat motivasi.

Tak boleh sembarangan, banyak calon mahasiswa dianggap gagal akibat menyepelekan "surat sakti" ini. Bahkan, ada juga yang melakukan tindakan plagiat atau istilahnya "copy paste" surat motivasi milik orang lain.

"Dari motivation letter itu sangat mudah kelihatan si pelamar serius atau tidak studi ke Belanda. Saya akui, banyak di antara pelajar tak terbiasa mendefinisikan motivasinya sendiri," kata Indy Hardono, Koordinator Beasiswa Nuffic Neso Indonesia, seperti dikutip Kompas.com pada Jumat (6/3/2015).

Memang, budaya menulis pelajar Indonesia masih rendah. Menurut Indy, hal ini membuat anak-anak Indonesia kesulitan mengungkapkan pendapat lewat tulisan, termasuk saat mengungkapkan motivasi dalam meraih beasiswa dan pilihan studi.

Meningkatkan "nilai jual"

Pertanyaannya sekarang, sedemikian pentingkah surat motivasi sehingga memerlukan perhatian khusus calon pelamar beasiswa? Tentu saja, penting. Menurut Marlindah JSA, alumnus Belanda dari Universitas Utrecht kepada Kompas.com, surat motivasi yang baik akan meningkatkan kesempatan si pelamar untuk dapat diterima di perguruan tinggi atau universitas tujuan studinya.

"Di situ kita tuliskan apa saja yang telah mempengaruhi perjalanan karier kita, professional interest kita, apa rencana berikutnya baik pada saat menulis Statement of Purpose tersebut maupun setelah menyelesaikan studi kita di perguruan tinggi yang akan kita tuju," ujarnya.

Surat motivasi harus bisa menggambarkan latar belakang dan "goals" se-konkret mungkin. Surat yang ditulis dengan tulus dan serius akan meningkatkan "nilai jual" Anda di mata pemberi beasiswa dan perguruan tinggi yang dituju.

M Latief/KOMPAS.com Mahasiswa Indonesia di acara StuNed Day 2015, di KBRI Den Haag, Belanda, Sabtu (7/3/2015). Pada awal-awal kuliah semester pertama, ibarat bulan madu, semua yang terlihat dan terasa begitu indah di Belanda.

Tujuan jelas

Pendapat tersebut diperkuat oleh Ario Sudiro, mahasiswa Indonesia peraih beasiswa yang kini tengah menimba ilmu di Fakultas Ekonomi (ESE) Erasmus University Rotterdam, Belanda. Menurut dia, motivasi tidak boleh egoistis atau hanya berkutat pada karier pribadi.

Saat menulis, satu-satunya penerima beasiswa StuNed (Studeren in Nerdeland) dari instansi swasta ini menjelaskan bahwa dia ingin berkontribusi luas terhadap pembangunan Indonesia dari sisi ekonomi. Motivasinya, Ario ingin fokus pada sumber daya manusia.

"Menurut saya, perusahaan bagus itu dilihat dari SDM-nya. Human capital di perusahaan itu benar-benar diperhitungkan. Modal dan teknologi bisa dibeli, tapi SDM harus dipupuk, harus dibentuk," ujar Ario kepada Kompas.com, Rabu (4/3/2015).

Senada dengan Ario, Rinaldy Pradana, mahasiswa S-2 di Institute For Housing and Urban Development Studies (IHS), Erasmus University Rotterdam, mengatakan bahwa kontribusi terhadap masyarakat luas yang dituliskan dalam surat motivasi harus jelas dan relevan. Kemampuan dan pengalaman yang akan didapatkan, ucap Rinaldy, harus dikontribusikan pada pekerjaan sepulang studi nanti.

"Contohnya, di Indonesia banyak proyek dibangun kemudian hanya menjadi monumen yang tak terpakai. Rumah susun contohnya, kerap terbengkalai karena operasionalnya tidak diperhatikan. Itu konsentrasi saya, salah satunya," tutur peraih beasiswa StuNed yang berstatus staf di Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat itu.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com