Mereka yang Diutus Mengajar Hingga ke Negeri Jiran

Kompas.com - 27/10/2017, 18:55 WIB
Kurniasih Budi

Penulis

KOMPAS.com - Yana Mulyana menggenggam lalu mencium Sang Saka Merah Putih saat memimpin sumpah setia. Ia adalah satu di antara sekian banyak guru yang ditugaskan mengajar di negara tetangga, Malaysia

Lagu Indonesia Raya terdengar gegap gempita di acara pengukuhan serta pelepasan guru ke Malaysia tahap delapan tersebut. Pelepasan itu berlangsung di Golden Boutique, Kemayoran, Jakarta pada 7 Agustus 2017 lalu.

Yana lelaki kelahiran Sukabumi, Jawa Barat, 12 Februari 1987 itu terpanggil berangkat ke Malaysia karena prihatin dengan nasib anak-anak tenaga kerja Indonesia (TKI) di sana.

“Ketika mendengar kondisi putra-putri bangsa sangat memperihatinkan karena harus tinggal bersama orangtuanya yang menjadi buruh di ladang sawit di Malaysia, Saya merasa terpanggil untuk mendarmabaktikan segenap jiwa raga Saya bagi negara, “ ungkap Yana.

Baca: Pemerintah Malaysia Akhirnya Merestui Sekolah untuk Anak TKI di Sarawak

Memilih mengajar anak Indonesia yang tinggal di Malaysia artinya Yana mesti meninggalkan orangtuanya di Jawa Barat. Padahal, ia merupakan anak tunggal pasangan Ayi Aminah dan Jaenudin.

Tekad Yana sudah bulat untuk mengajar anak-anak bangsa dan tinggal jauh dari keluarga. Ia mengaku iklas ditugaskan mendidik anak TKI di Ladang Genting, Lahad Datu, Sabah, Malaysia. 

“Demi negara, demi kemanusiaan, demi keluarga” adalah kalimat yang senantiasa bergema dalam hati Yana untuk menguatkan tekadnya. 

Secara mental, Yana telah menyiapkan diri sejak berangkat dari rumah, meninggalkan istri yang belum lama dinikahinya. Sebab, Yana sudah memilih profesi guru yang telah dijalani sejak 2006. 

Anak anak TKI yang orang tuanya bekerja di Sabah Malysia turut menyambut kedatangan Jokowi. Mereka berharap pemerintah memberi perhatian terhadap pendidikan anak anak TKI. 
KOMPAS.com/SUKOCO Anak anak TKI yang orang tuanya bekerja di Sabah Malysia turut menyambut kedatangan Jokowi. Mereka berharap pemerintah memberi perhatian terhadap pendidikan anak anak TKI.

Setelah dilaksanakan pertama kali pada 2006, pengiriman guru ke Malaysia kini sudah memasuki tahap ke-8.

Tahun ini, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengirim 83 guru yang disebar ke berbagai lokasi di Malaysia.

Jika Yana bertugas di tengah ladang sawit, guru lainnya Deviyana Irnamaya Sakir ditempatkan di Sekolah Indonesia Johor Bahru (SIJB). Sekolah itu berada di pusat kota, tepat berada di belakang kantor Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Johor Bahru.

“Para siswa adalah anak dari para imigran pekerja Indonesia di Johor Bahru. Sebagian besar orang tua mereka bekerja di sektor perladangan, kilang, manufaktur, atau sebagai pekerja rumah tangga, “ kata Devi yang lahir di Jeneponto, Sulawesi Selatan, 7 Desember 1991.

Guru yang ditugaskan mengajar anak-anak TKI di Malaysia Guru yang ditugaskan mengajar anak-anak TKI di Malaysia

Di sekolah yang baru berdiri pada 2015 itu, Deviyana mengajar seni budaya.

“Mungkin terdengar sederhana. Akan tetapi melalui pembelajaran seni budaya, saya justru bisa mencoba menanamkan kepada anak-anak didik bagaimana bekerjasama, berdisiplin, belajar berkarya, menghargai, dan memelihara kebudayaan Indonesia, “ kata sarjana Jurusan Pendidikan Sendratasik (Seni Drama Tari dan Musik) dari Universitas Negeri Makassar, Sulawesi Selatan pada 2013 itu.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Sambut Hardiknas 2025, Siswa Indonesia Menang di Ajang Inovasi Internasional

Sambut Hardiknas 2025, Siswa Indonesia Menang di Ajang Inovasi Internasional

Edu
Refleksi Hari Pendidikan Nasional, Antarina Gagas Pendidikan Memerdekakan dan Berdaya Saing

Refleksi Hari Pendidikan Nasional, Antarina Gagas Pendidikan Memerdekakan dan Berdaya Saing

Edu
Masukkan Siswa Nakal ke Barak Militer Dikhawatikan Bisa Munculkan Geng Baru

Masukkan Siswa Nakal ke Barak Militer Dikhawatikan Bisa Munculkan Geng Baru

Edu
Beasiswa Al-Azhar Mesir 2025 Dibuka sampai 9 Mei, Cek Syaratnya

Beasiswa Al-Azhar Mesir 2025 Dibuka sampai 9 Mei, Cek Syaratnya

Edu
Mendikdasmen: Guru Honorer Akan Dapat Bantuan Rp 300.000 Per Bulan

Mendikdasmen: Guru Honorer Akan Dapat Bantuan Rp 300.000 Per Bulan

Edu
Cek Jurusan Kuliah yang Cocok bagi Perempuan dan Dibutuhkan di Masa Depan

Cek Jurusan Kuliah yang Cocok bagi Perempuan dan Dibutuhkan di Masa Depan

Edu
Banyak Kecurangan UTBK SNBT 2025, Orientasi Pendidikan Perlu Ditata Ulang

Banyak Kecurangan UTBK SNBT 2025, Orientasi Pendidikan Perlu Ditata Ulang

Edu
Kurikulum dan Magang Jadi Kunci Mahasiswa Arsitektur PresUniv Cepat Terserap Pasar Kerja

Kurikulum dan Magang Jadi Kunci Mahasiswa Arsitektur PresUniv Cepat Terserap Pasar Kerja

Edu
Prof. Adnan Hamid Dilantik Jadi Pejabat Sementara Rektor UP

Prof. Adnan Hamid Dilantik Jadi Pejabat Sementara Rektor UP

Edu
Besok Presiden Prabowo Akan Umumkan Kebijakan Pendidikan

Besok Presiden Prabowo Akan Umumkan Kebijakan Pendidikan

Edu
Kapan Pendaftaran SPMB 2025 Dimulai? Cek Jadwal Lengkapnya

Kapan Pendaftaran SPMB 2025 Dimulai? Cek Jadwal Lengkapnya

Edu
Mengapa Tanggal 2 Mei Diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional?

Mengapa Tanggal 2 Mei Diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional?

Edu
Guru Besar UI Ungkap Tantangan Krusial dan Solusi Pembangunan Ekonomi Biru Indonesia

Guru Besar UI Ungkap Tantangan Krusial dan Solusi Pembangunan Ekonomi Biru Indonesia

Edu
Prabowo Akan Umumkan Besaran Bantuan Guru Honorer saat Hardiknas 2025

Prabowo Akan Umumkan Besaran Bantuan Guru Honorer saat Hardiknas 2025

Edu
PPM Manajemen Dukung 'The Asian Banker Summit 2025' untuk Percepatan Transformasi AI Sektor Keuangan

PPM Manajemen Dukung "The Asian Banker Summit 2025" untuk Percepatan Transformasi AI Sektor Keuangan

Edu
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau