7 Langkah Dukung Anak Jadi Peneliti

Kompas.com - 17/05/2018, 21:20 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Michael siswa kelas 11 IPA SMA Santa Laurensia Alam Sutera, Tangerang Selatan, antusias dan rinci menjelaskan kepada Kompas.com tentang proyek penelitiannya pada ajang Pameran Proyek Penelitian (11/5/2018).

Ia menciptakan sensor samping mobil yang mampu mendeteksi area 'blind spot'Area blind spot adalah area berbahaya yang tidak terjangkau oleh pandangan kaca spion kendaraan.

Penelitian ini ia pilih berangkat dari keprihatinan melihat banyak mobil di Indonesia belum dilengkapi standar keamanan seperti ini. Fitur kamera atau sensor samping biasa hanya dimiliki mobil kelas premium saja.

Berapa biaya diperlukan? Hanya dengan berkisar 150 - 200 ribu saja, teknologi tepat guna ini sudah dapat diaplikasikan.

Pola pikir ini tentunya memancing kekaguman. Lalu, bagaimana orangtua dapat mendorong anak mereka untuk bisa tumbuh menjadi peneliti yang memiliki kepedulian terhadap permasalahan yang ada di sekitarnya?

Wakil kepala sekolah Bidang Kurikulum Dra. Destri Nudyawati, M.Pd. menyampaikan ada beberapa hal yang orangtua dapat lakukan agar anak tumbuh menjadi peneliti muda: 

1. Memberi kepercayaan penuh pada anak saat mereka melakukan hal yang baik dan bermanfaat. Seringkali orangtua kurang tega melihat anaknya terlalu banyak tugas. Ini seringkali menjadi tantangan awal orangtua.

Baca juga: Pendidikan untuk Menjawab Tantangan Zaman

2. Bantu anak dalam mengenali bidang yang ia diminati mulai bidang lingkungan, sains, sosial, bisnis, atau teknologi.

3. Tumbuhkan kepekaan anak dengan bersama-sama melihat persoalan atau masalah yang terjadi di sekitar seperti masalah lingkungan, sosial, kesehatan, gaya hidup, teknologi, dan lainnya.

4. Jika anak sudah tertarik dengan persoalan tertentu orangtua dapat mengarahkan dengan pertanyaan apa yang bisa dilakukan. Ajak anak untuk menggali potensi di daerah masing-masing atau kearifan lokal yang dapat diolah menjadi solusi bagi persoalan tersebut.

5. Beri kesempatan dan keleluasaan pada anak untuk mencari sumber, literatur, metode yang diperlukan dalam proses. Jika sudah sampai tahap ini biasanya anak dengan sendirinya menggali sedalam mereka inginkan. Saat ini orangtua cukup memberi dukungan yang diperlukan saja.

6. Ada saat anak naik dan turun emosinya saat melakukan penelitian. Sebaiknya orangtua jangan terbawa emosi saat mental anak jatuh dengan ikut mencari kesalahan di pihak lain. Hal ini akan merusak semangat anak. Teruslah mendorong anak untuk bersemangat.

7. Orangtua perlu terus memotivasi anak saat melakukan penelitiannya. Ajak anak berpikir positif baik saat anak berhasil atau tidak. Sebenarnya tidak ada penelitian yang gagal sepenuhnya. Ajak anak menggali lebih dalam mengapa data atau proyek penelitian yang diharapkan tidak sesuai. Hal ini perlu untuk mempertajam kemampuan analisisnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau