Perlukah Siswa Dibebaskan dari PR? Ini Kata Psikolog Pendidikan

Kompas.com - 18/07/2018, 14:04 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Blitar, Jawa Timur, mengirimkan surat edaran yang melarang semua sekolah di lingkup Kota Blitar memberikan pekerjaan rumah (PR) kepada para siswanya.

Larangan ini berlaku bagi sekolah untuk semua tingkatan. Tujuannya, agar para siswa memiliki waktu untuk bersosialisasi dan mengerjakan hal positif lainnya saat berada di luar sekolah.

Meski belum sepenuhnya diterapkan, kebijakan ini sudah menuai pro dan kontra. Ada yang menyatakan setuju, ada pula yang menyayangkan kebijakan ini.

Bagaimana analisa psikologis terkait PR yang dibebankan kepada para siswa?

Baca juga: Surat Edaran Diterbitkan, Guru Dilarang Beri PR ke Siswa

Psikolog pendidikan Bondhan Kresna Wijaya, M.Psi, mengatakan, penerapan kebijakan ini harus memerhatikan sejumlah hal.

“Menurut saya kebijakan pemerintah kabupaten itu layak dicoba diterapkan. Mungkin bupatinya terinspirasi model pendidikan di Finlandia yang memang enggak diperkenankan kasih PR ke anak,” kata Bondhan saat dihubungi Kompas.com, Selasa (17/7/2018).

Ia mengatakan, penerapan kebijakan ini harus memerhatikan aspek-aspek lainnya secara holistik, bukan parsial.

“Misalnya dilihat kualitas gurunya. Kualitas guru yang selama ini hanya bersandar pada sertifikasi menurut saya tidak cukup (untuk diterapkan kebijakan). Bupatinya bisa kasih program tambahan, misalnya sekolahkan guru-gurunya sampai S2 di PTN atau PTS berkualitas,” kata Bondhan.

Hal-hal ini perlu dipertimbangkan agar kebijakan yang diterapkan dapat berjalan optimal dengan dukungan kualitas tenaga dan sarana pendidikan yang memadai.

Ia mengatakan, kebijakan meniadakan PR untuk memberikan anak waktu bersosialisasi di lingkungan rumah juga patut dipertanyakan karena tak sedikit anak-anak yang punya interaksi tinggi dengan gadget. 

“Orangtua punya tanggung jawab sama besarnya dengan guru. Di sekolah mungkin penggunaan gadget dibatasi, tapi kalau di rumah dibiarkan saja, orangtua tidak mampu kontrol. Ya sama saja bohong,” ujar Bondhan.

Bondhan berpendapat, kebijakan membebaskan siswa dari PR cocok diterapkan pada siswa SD, tetapi kurang tepat bagi siswa SMP dan SMA.

“Menghadapi anak SMP-SMA itu jauh berbeda dengan anak SD. Kalau kebijakannya dibikin mirip, sesimpel dilarang bikin PR, dan hanya parsial (lagi). Menurut saya, akan timbul banyak masalah,” kata Bondhan.

Kebijakan itu akan semakin tidak optimal jika tidak dibentuk mekanisme evaluasi yang jelas.

Kompas TV Simak dialognya dalam Sapa Indonesia Pagi berikut ini

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ramai Tagar KaburAjaDulu, Cek 10 Beasiswa S1-S3 Gratis ke Luar Negeri Tak Wajib Pulang ke Indonesia

Ramai Tagar KaburAjaDulu, Cek 10 Beasiswa S1-S3 Gratis ke Luar Negeri Tak Wajib Pulang ke Indonesia

Edu
Menteri Mu’ti: ASN Harus Kerja Lebih Cerdas dan Inovatif di Tengah Efisiensi Anggaran

Menteri Mu’ti: ASN Harus Kerja Lebih Cerdas dan Inovatif di Tengah Efisiensi Anggaran

Edu
Syarat Nilai Rapor untuk Daftar IPDN dan Jurusannya, Kuliah Gratis Bisa Jadi CPNS

Syarat Nilai Rapor untuk Daftar IPDN dan Jurusannya, Kuliah Gratis Bisa Jadi CPNS

Edu
Kemenag: 39.012 Siswa Daftar Madrasah Aliyah Unggulan Tahun 2025

Kemenag: 39.012 Siswa Daftar Madrasah Aliyah Unggulan Tahun 2025

Edu
Anak Usaha PT KAI Buka Lowongan Kerja Pramugara-Pramugari 2025, Lulusan SMA Bisa Daftar

Anak Usaha PT KAI Buka Lowongan Kerja Pramugara-Pramugari 2025, Lulusan SMA Bisa Daftar

Edu
Pendanaan Riset Kampus Swasta, Mendikti Brian Akan Dorong Industri Investasi Riset

Pendanaan Riset Kampus Swasta, Mendikti Brian Akan Dorong Industri Investasi Riset

Edu
Mendikti Brian Sebut Kampus Vokasi Juga Bekali Sains dan Teknologi

Mendikti Brian Sebut Kampus Vokasi Juga Bekali Sains dan Teknologi

Edu
Tes CBT Masuk MAN Unggulan Berlangsung 2 Hari, Catat Tanggal Pengumumannya

Tes CBT Masuk MAN Unggulan Berlangsung 2 Hari, Catat Tanggal Pengumumannya

Edu
Kemendikdasmen: Pembelajaran Saat Ramadhan 2025 Jangan Membebani Siswa

Kemendikdasmen: Pembelajaran Saat Ramadhan 2025 Jangan Membebani Siswa

Edu
Viral Kabur Aja Dulu, Dosen UGM: Itu Karena Negara Kurang 'Hadir' di Masyarakat

Viral Kabur Aja Dulu, Dosen UGM: Itu Karena Negara Kurang "Hadir" di Masyarakat

Edu
39 Ribu Lebih Siswa Ikuti Seleksi Masuk MAN Unggulan 2025

39 Ribu Lebih Siswa Ikuti Seleksi Masuk MAN Unggulan 2025

Edu
8 Makanan Manusia Boleh Dimakan Kucing, Dosen IPB: Ada Sayuran

8 Makanan Manusia Boleh Dimakan Kucing, Dosen IPB: Ada Sayuran

Edu
Cerita Vicky Jadi Guru PAUD di Jerman, Gaji Rp 60 Juta Per Bulan

Cerita Vicky Jadi Guru PAUD di Jerman, Gaji Rp 60 Juta Per Bulan

Edu
Beasiswa S2-S3 ke Irlandia, Kuliah Gratis dan Dapat Tunjangan Rp 170 Juta

Beasiswa S2-S3 ke Irlandia, Kuliah Gratis dan Dapat Tunjangan Rp 170 Juta

Edu
FSGI Kecam Pemecatan Vokalis Band Sukatani Novi Dipecat Sebagai Guru

FSGI Kecam Pemecatan Vokalis Band Sukatani Novi Dipecat Sebagai Guru

Edu
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau