Tiga Mahasiswi UGM Teliti Lendir Lele untuk Perawatan Mulut Kering

Kompas.com - 25/07/2018, 11:45 WIB
Mela Arnani,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tiga mahasiswi Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, meneliti lendir lele untuk mengobati pasien dengan keluhan mulut kering.
 
Ketiga mahasiswi tersebut adalah Zipora Silka Yoretina (Fakultas Kedokteran Gigi), Deaoxi Renaschantika Djatumurti (Fakultas Kedokteran Hewan), dan Roissatun Nasikah (Fakultas Farmasi).
 
Proses penelitian lendir lele ini di bawah bimbingan dosen Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) bagian Ilmu Penyakit Mulut UGM, drg. Hendri Susanto, M.Kes., Ph.D.

Penelitian yang dilakukan ketiga mahasiswi ini bagian dari Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian Ekstakta (PKM-PE) oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti).

 
Ide penelitian
 
Salah satu mahasiswi yang meneliti, Deaoxi mengatakan, kasus mulut kering sering dijumpai pada pasien dengan penyakit kronis dan pemakai obat-obatan atau pasien yang sedang menjalani terapi, seperti penderita kanker kepala dan leher.
 
Perawatan mulut kering akibat radioterapi dan atau kemoterapi akan menimbulkan penurunan produksi air liur (saliva) di dalam rongga mulut.
 
"Karena saliva berperan penting dalam membasahi mukosa mulut, membantu dalam pengunyahan, serta memudahkan penelanan makanan. Maka, jika produksi salivanya berkurang, pasien biasanya akan mengalami nyeri telan (susah untuk menelan makanan) dan sensasi mulut yang terbakar," kata Deaoxi, kepada Kompas.com, Selasa (24/07/2018).

Tiga mahasiswa UGM yang memformulasikan saliva buatan berbahan lendir lele untuk perawatan mulut kering beserta dosen pembimbing.Dok. Deaoxi Renaschantika Djatumurti Tiga mahasiswa UGM yang memformulasikan saliva buatan berbahan lendir lele untuk perawatan mulut kering beserta dosen pembimbing.
Kekurangan air liur juga dapat meningkatkan kemungkinan untuk terinfeksi jamur.

"Kami coba untuk mencari bahan organik apa yang dapat digunakan untuk jadi saliva buatan. Dan dari beberapa penelitian, sudah dikonfirmasi bahwa lendir lele memiliki antimikroba yang dapat melawan bakteri dan jamur," ujar dia.
 
Alasan meneliti lendir lele karena memiliki viskositas atau kekentalan yang lebih besar dari air, sehingga dianggap mampu untuk menjadi bahan dalam pembuatan saliva buatan.
 
Spesies lele yang digunakan dalam penelitian ini adalah lele lokal (Clarius batrachus) yang didapatkan dari pemancing di Desa Beji, Kulon Progo, Yogyakarta.
 
Ekstrak lendir lele kemudian dicampur dengan bahan pendukung lain dan diuji kemampuannya dalam meniru saliva alami dengan pengukuran derajat keasaman, sudut kontak, dan daya hambat pertumbuhan jamur candida albicans.
 
"Hasil pengujian menunjukkan bahwa saliva buatan lendir lele ini mampu menghambat pertumbuhan jamur candida albicans lebih baik daripada Nystatin, obat yang sering digunakan dalam kasus Kandidiasis oral ," kata Deaoxi.
 
Pada uji tegangan permukaan, tampak hasil yang menunjukkan bahwa nilai sudut kontak saliva buatan lendir lele dengan glass slide mendekati sudut kontak saliva alami manusia yang diuji dengan cara serupa.
 
Sementara, untuk hasil pengujian derajat keasaman, didapatkan nilai pH yang mendekati pH saliva buatan yang sudah dijual secara komersil di luar negeri.
 
Saat ini, penelitian masih dalam tahap pre-klinis secara in vitro. Ke depannya, diharapkan akan ada tahapan lanjutan penelitian ini.

Kompas TV Ekstrak kacang dicampur sejumlah bahan menjadi sabun mandi cair.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dosen IPB Sebut 7 Makanan Manusia yang Tidak Bisa Dimakan Kucing

Dosen IPB Sebut 7 Makanan Manusia yang Tidak Bisa Dimakan Kucing

Edu
Libur Sekolah Total 24 Hari Selama Puasa dan Idul Fitri 2025

Libur Sekolah Total 24 Hari Selama Puasa dan Idul Fitri 2025

Edu
Cek Biaya Uang Pangkal Kedoktean Unsoed Jalur Mandiri 2025

Cek Biaya Uang Pangkal Kedoktean Unsoed Jalur Mandiri 2025

Edu
Beasiswa S1 Gratis ke Singapura, Dapat Tunjangan Hidup dan Asrama

Beasiswa S1 Gratis ke Singapura, Dapat Tunjangan Hidup dan Asrama

Edu
Minat Siswa Belajar Sains Menurun, Wakil Dekan FMIPA UGM Ungkap Penyebabnya

Minat Siswa Belajar Sains Menurun, Wakil Dekan FMIPA UGM Ungkap Penyebabnya

Edu
Beasiswa JIS untuk Siswa Kelas 8-10, Gratis Biaya Sekolah Sampai Lulus

Beasiswa JIS untuk Siswa Kelas 8-10, Gratis Biaya Sekolah Sampai Lulus

Edu
Ramai Tagar KaburAjaDulu, Cek 10 Beasiswa S1-S3 Gratis ke Luar Negeri Tak Wajib Pulang ke Indonesia

Ramai Tagar KaburAjaDulu, Cek 10 Beasiswa S1-S3 Gratis ke Luar Negeri Tak Wajib Pulang ke Indonesia

Edu
Menteri Mu’ti: ASN Harus Kerja Lebih Cerdas dan Inovatif di Tengah Efisiensi Anggaran

Menteri Mu’ti: ASN Harus Kerja Lebih Cerdas dan Inovatif di Tengah Efisiensi Anggaran

Edu
Syarat Nilai Rapor untuk Daftar IPDN dan Jurusannya, Kuliah Gratis Bisa Jadi CPNS

Syarat Nilai Rapor untuk Daftar IPDN dan Jurusannya, Kuliah Gratis Bisa Jadi CPNS

Edu
Kemenag: 39.012 Siswa Daftar Madrasah Aliyah Unggulan Tahun 2025

Kemenag: 39.012 Siswa Daftar Madrasah Aliyah Unggulan Tahun 2025

Edu
Anak Usaha PT KAI Buka Lowongan Kerja Pramugara-Pramugari 2025, Lulusan SMA Bisa Daftar

Anak Usaha PT KAI Buka Lowongan Kerja Pramugara-Pramugari 2025, Lulusan SMA Bisa Daftar

Edu
Pendanaan Riset Kampus Swasta, Mendikti Brian Akan Dorong Industri Investasi Riset

Pendanaan Riset Kampus Swasta, Mendikti Brian Akan Dorong Industri Investasi Riset

Edu
Mendikti Brian Sebut Kampus Vokasi Juga Bekali Sains dan Teknologi

Mendikti Brian Sebut Kampus Vokasi Juga Bekali Sains dan Teknologi

Edu
Tes CBT Masuk MAN Unggulan Berlangsung 2 Hari, Catat Tanggal Pengumumannya

Tes CBT Masuk MAN Unggulan Berlangsung 2 Hari, Catat Tanggal Pengumumannya

Edu
Kemendikdasmen: Pembelajaran Saat Ramadhan 2025 Jangan Membebani Siswa

Kemendikdasmen: Pembelajaran Saat Ramadhan 2025 Jangan Membebani Siswa

Edu
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau