KOMPAS.com - Masa perkuliahan sebentar lagi akan dimulai. Masa ini menjadi masa transisi menuntut seseorang mulai hidup mandiri dan dapat mengatur segala sesuatunya.
Termasuk juga bila harus tinggal jauh dari orangtua. Tuntutan akademik dan juga sosial dapat menimbulkan tekanan berat yang dapat mempengaruhi kesehatan mental mahasiswa.
Menurut Guy Napolitana, Kepala Departemen Perawatan di Lahey Clinic, Tufts University School of Medicine di Burlington, Amerika serikat, mengatakan 27 persen anak kuliah mengalami masalah kesehatan mental.
"Masalah emosional ini tidak muncul dan tersembunyi saat mereka masih di bangku SMA dan muncul di lingkungan yang baru ini (masa kuliah)," jelasnya.
Masalah mental apa saja yang perlu diwaspadai? Berikut beberapa masalah kesehatan mental yang rawan terjadi selama masa kuliah dan tips mengatasinya:
1. Gangguan kecemasan
Penelitian membuktikan 75 persen orang memiliki gangguan kecemasan umumnya menunjukkan berbagai gejalanya sebelum memasuki usia 22 tahun. Bahkan penelitian terbaru dilakukan pada mahasiswa di Amerika menyatakan 80 persen mahasiswa sering stres dan 13 persen lainnya sudah didiagnosis penyakit mental seperti depresi dan gangguan kecemasan.
Kecemasan berlebih dengan intensitas cukup sering tak jarang menganggu aktivitas sehari-hari. Gangguan kecemasan terdiri dari beberapa jenis mulai dari kecemasan sosial, panik, fobia, dan gangguan kecemasan umum.
Salah satu gejala gangguan kecemasan cukup serius ialah stres ekstrem dan rasa khawatir berlebih sehingga menganggu kemampuan untuk dapat berfungsi secara normal.
Jika mengalami berbagai gejala gangguan kecemasan seperti gelisah, detak jantung meningkat, gemetar, serta kesulitan mengendalikan ketakutan dan kecemasan maka segeralah pergi ke pusat kesehatan atau bimbingan kampus. Kita juga bisa segera mengonsultasikan pada orangtua untuk pergi ke terapis jika diperlukan.
2. Gangguan makan
Sebuah survey yang dilakukan oleh National Eating Disorders Screening Program menyatakan bawah sekitar 62 persen wanita di perguruan tinggi memiliki pola makan tidak normal dan bisa menjadi pemicu penyakit gangguan makan.
Gejala ini sering disebut dengan anoreksia, bulimia, dan binge eating (makan tak terkendali). Umumnya, disebabkan karena stres akibat serangkaian tugas menumpuk atau tinggal jauh dari orangtua.
Baca juga: Menristek: Mahasiswa Harus Kuasai Literasi Baru Apa Saja?
Untuk itu, jika kita merasa memiliki pola makan tidak normal seperti makan banyak tetapi dimuntahkan kembali atau tidak ingin makan karena merasa bersalah jika makan banyak atau justru makan banyak dan tidak terkendali maka mintalah bantuan orang-orang terdekat untuk dapat memantau dan mengendalikan.
3. Ganguan tidur
Meskipun bukan tergolong penyakit mental, insomnia bisa menjadi salah satu gejala dari berbagai masalah mental seperti depresi dan gangguan kecemasan. Insomnia juga bisa menjadi masalah fisik serius jika terjadi terus-menerus.
Belajar dan mengerjakan tugas hingga tengah malam, bangun pagi untuk hadir di kampus, dan segudang kegiatan di organisasi bisa membuat mahasiswa mengalami insomnia dan kekurangan tidur.
Untuk mengatasinya, kita perlu memiliki aturan tidur yang cukup ketat dan menghindari berbagai stimulan seperti kafein dan juga nikotin.
Baca selanjutnya: Wahai Mahasiswa, Waspada 7 Bahaya Mental Ini (2)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.