KOMPAS.com - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir dan Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN) Bambang Prasetya melakukan pemancangan tiang pertama pembangunan gedung laboratorium Standar Nasional Satuan Ukuran (SNSU) BSN di Komplek Puspiptek, Tangerang Selatan (05/09/2018).
Dalam sambutannya Menteri Nasir mengatakan bahwa Standar Nasional menjadi sangat penting supaya produk produk Indonesia mendapat Standar Nasional.
“Pembangunan laboratorium SNSU, oleh karena itu harus menjadikan satuan barometer. Mudah mudahan akan menjadi baik dan bisa bersaing dengan negara lain,” ungkapnya.
Menteri Nasir berharap dengan dibangunnya Laboratorium SNSU akan menjadikan pusat ukuran di Indonesia. Ini akan memberikan manfaat yang besar bagi perkembangan SNSU di Indonesia.
“Dengan selesainya gedung laboratorium SNSU ini diharapkan dapat dimanfaatkan di seluruh sektor tidak perlu lagi ke luar negeri,” harap Menristekdikti seperti dikutip dari laman resmi Kemenristekdikti.
Sementara itu Kepala BSN, Bambang Prasetya dalam acara tersebut mengatakan Pembangunan Gedung SNSU sangat penting artinya bagi perkembangan SNSU Indonesia.
“SNSU menjadi standar dengan ketelitian tertinggi di suatu negara yang menjadi acuan ketertelusuran ke Sistem Satuan Internasional (SI) bagi hasil pengukuran yang dilakukan di negara tersebut. Fungsi tersebut menempatkan SNSU pada posisi sentral dalam sistem metrologi nasional,” kata Bambang.
Bambang juga mengatakan level akreditasi harus punya satuan ukur. Ini pentingnya laboratorium ini dibangun untuk kesehatan, karena kesehatan menjadi penting. Laboratorium ini akan mendukung Kementerian Kesehatan.
Metrologi sendiri, lanjutnya, merupakan suatu komponen yang, bersama dengan komponen standardisasi dan penilaian kesesuaian, membentuk infrastruktur mutu nasional. Apalagi, dunia ilmu pengetahuan sangat bergantung pada pengukuran.
Baca juga: Kampus Terlibat Politik Praktis, Menristek Dikti Ancam Berikan Sanksi
Sepertinya halnya para geolog mengukur kekuatan gelombang kejut ketika terjadi gempa bumi. Para astronom dengan seksama mengukur cahaya lemah yang dipancarkan sebuah bintang untuk mengetahui umurnya.
Para fisikawan yang mempelajari partikel elementer harus mengukur waktu dalam orde seperjuta sekon untuk memastikan adanya partikel yang sangat kecil.
“Ketersediaan alat ukur dan kemampuan menggunakan- nya sangatlah esensial bagi para ilmuwan untuk merekam hasil penelitian mereka secara objektif,” jelas Bambang.
Oleh karenanya, mengingat kontribusinya yang berdampak luas pada mutu kehidupan masyarakat, keberadaan dan pengelolaan SNSU menjadi tanggungjawab pemerintah. Seperti negara-negara modern lain, Indonesia telah memiliki SNSU yang dikelola dan dimanfaatkan oleh para pemangku kepentingan.
Kepala Pusat Akreditasi Laboratorium dan Lembaga Inspeksi BSN, Donny Purnomo JA menerangkan pembangunan gedung ini utamanya laboratorium SNSU bidang biologi, radiasi dan peralatan kesehatan dan perluasan laboratorium metrologi fisika dan kimia.
Dengan dibangunnya gedung SNSU BSN, maka banyak manfaat yang akan dipetik oleh masyarakat seperti untuk pengelolaan SNSU biologi adalah tersedianya bahan acuan nasional di bidang biologi yang selama ini masih tergantung kepada negara lain.
Selain itu, juga perluasan cakupan bahan acuan bidang kimia, dan penguatan acuan untuk kalibrasi peralatan kesehatan.
“Konsumen utama laboratorium SNSU adalah 254 laboratorium kalibrasi yang diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) dan 1200 laboratorium uji yang memerlukan ketertelusuran dari bahan acuan kimia, biologi dan fisika,” pungkas Donny.
Gedung Laboratorium SNSU BSN nantinya akan menempati lahan seluas 15.000 m2 dengan total bangunan mencapai 10.900 m2. Adapun pembangunan fisik laboratorium direncanakan selesai pada bulan Mei 2020.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.