Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Menuju Indonesia Emas 2045, Kemendikbud Latih Guru Daerah Terpencil

Kompas.com - 04/10/2018, 14:08 WIB
Mikhael Gewati

Editor


KOMPAS.com
- Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyatakan, guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta mampu mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Hal ini berlaku pula untuk guru daerah khusus (Gurdasus). Di samping harus memenuhi kualifikasi S1/DIV, guru di daerah ini juga harus memiliki sertifikat pendidik yang diperoleh melalui Pendidikan Profesi Guru (PPG).

Dikarenakan kondisi lingkungan, Gurdasus memiliki tantangan dan hambatan dalam meningkatkan kompetensi dan keprofesionalannya dalam mengikuti program PPG.

Berangkat dari hal itu, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), melalui Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar dan Menengah serta Pendidikan Khusus menyelenggarakan pelatihan peningkatan kompetensi Gurdasus menjadi guru profesional.

BACA JUGA: Mendikbud Ungkap 3 Ciri Guru Profesional

Mereka mengadakan pelatihan itu bekerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Malang dan Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) PKN dan IPS.

"Pelatihan diselenggarakan melalui kegiatan prakondisi, yaitu Pelatihan Guru Daerah Khusus (PGDK) melalui pembelajaran tatap muka untuk menyiapkan Gurdasus berhasil dalam menyelesaikan program PPG," tulis keterangan resmi Ditjen GTK yang diterima Kompas.com, Senin (1/10/2018).

Lebih lanjut, rilis itu menerangkan bahwa kegiatan prakondisi dilakukan karena Gurdasus menghadapi tantangan dan hambatan dalam mengikuti program PPG dalam jabatan.

Biasanya program PPG dalam jabatan dilaksanakan dalam bentuk blended learning atau hybrid learning (memadukan pola belajar daring dan tatap muka).

Sebagai informasi, program PGDK merupakan bagian dari pendidikan layanan khusus.

Sesuai Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 32 ayat 2, pendidikan layanan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik di daerah terpencil atau terbelakang, masyarakat adat terpencil, mengalami bencana alam, bencana sosial dan tidak mampu dari segi ekonomi.

Program PGDK sendiri diperuntukkan bagi guru yang berkualifikasi S1/DIV dan telah mengabdi pada sekolah di daerah khusus. Asal tahu saja, guru di daerah khusus yang mengikuti program ini telah melalui proses seleksi akademik dan verifikasi kelayakan sebagai peserta PPG dalam jabatan.

Untuk memenuhi kebutuhan pelayanan pendidikan berkualitas di daerah khusus, yaitu daerah Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal (3T), Direktorat Pembinaan Guru Dikdas pun melaksanakan program PGDK kepada 3.120 orang guru.

BACA JUGA: Guru Daerah Terpencil Tidak Boleh Tertinggal

Pelaksanaan program PGDK ini terintegrasi dengan program Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan yang akan dilaksanakan oleh perguruan tinggi. Tata kelola peserta Program PGDK dijelaskan dalam gambar berikut.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Atasi Kesenjangan Kompetensi, ICE Institute Hadirkan “Career Guidance Platform”
Atasi Kesenjangan Kompetensi, ICE Institute Hadirkan “Career Guidance Platform”
Edu
Tim Peneliti Polimedia Kenalkan Teknologi Kemasan Aktif MAP, Perpanjang Masa Simpan Tepung Talas
Tim Peneliti Polimedia Kenalkan Teknologi Kemasan Aktif MAP, Perpanjang Masa Simpan Tepung Talas
Edu
LPDP Beri 3 Opsi buat Mahasiswa, Dampak Kebijakan Imigrasi Amerika Serikat
LPDP Beri 3 Opsi buat Mahasiswa, Dampak Kebijakan Imigrasi Amerika Serikat
Edu
Kisah Nuzula, Peserta UTBK 2025 dengan Nilai Tertinggi di Unesa, Pilih Kedokteran
Kisah Nuzula, Peserta UTBK 2025 dengan Nilai Tertinggi di Unesa, Pilih Kedokteran
Edu
UNJ Raih Penghargaan 'Perguruan Tinggi dengan Permohonan Hak Cipta Terbanyak 2015-2024' Kemenkum
UNJ Raih Penghargaan "Perguruan Tinggi dengan Permohonan Hak Cipta Terbanyak 2015-2024" Kemenkum
Edu
Kisah Elsa, Anak Marbot Masjid Masuk UGM Tanpa Tes dan Dapat Beasiswa
Kisah Elsa, Anak Marbot Masjid Masuk UGM Tanpa Tes dan Dapat Beasiswa
Edu
AS Hentikan Sementara Penerbitan Visa Pelajar, Bagaimana Nasib 'Awardee' LPDP?
AS Hentikan Sementara Penerbitan Visa Pelajar, Bagaimana Nasib "Awardee" LPDP?
Edu
Permendikdasmen Baru: Hasil TKA SD-SMA buat SPMB dan Masuk Jalur SNBP
Permendikdasmen Baru: Hasil TKA SD-SMA buat SPMB dan Masuk Jalur SNBP
Edu
Biaya Kuliah Institut Teknologi PLN 2025, Ada Gratis Kuliah sampai Lulus
Biaya Kuliah Institut Teknologi PLN 2025, Ada Gratis Kuliah sampai Lulus
Edu
Kisah Nuzula, Sudah Kuliah di FKG, Daftar FK Unesa dan Raih Skor UTBK Tertinggi
Kisah Nuzula, Sudah Kuliah di FKG, Daftar FK Unesa dan Raih Skor UTBK Tertinggi
Edu
Wamendikti Stella Hitung Peluang Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia 2026
Wamendikti Stella Hitung Peluang Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia 2026
Edu
Peraturan TKA SD-SMA Tahun 2025 Terbit, Ini Syarat Siswa dan Materinya
Peraturan TKA SD-SMA Tahun 2025 Terbit, Ini Syarat Siswa dan Materinya
Edu
Wamen Stella Hitung Peluang Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia 2026, Pakai Rumus Probabilitas
Wamen Stella Hitung Peluang Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia 2026, Pakai Rumus Probabilitas
Edu
Mendikdasmen Bahas Penerapan Pendidikan Dasar Gratis dengan Menkeu
Mendikdasmen Bahas Penerapan Pendidikan Dasar Gratis dengan Menkeu
Edu
Kisah Brian, Lulus Cumlaude Kedokteran UGM Hanya dalam Waktu 3,5 Tahun
Kisah Brian, Lulus Cumlaude Kedokteran UGM Hanya dalam Waktu 3,5 Tahun
Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau