KILAS

Program Kemitraan GTK Jadi "Kunci" Pemerataan Mutu Pendidikan

Kompas.com - 05/10/2018, 15:26 WIB
Mikhael Gewati

Editor


KOMPAS.com
– Melalui Program Kemitraan Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mendorong guru dan tenaga kependidikan untuk saling berbagi praktik dan pengalaman terbaiknya.

Program tersebut pun dinilai efektif menjembatani interaksi positif antar sesama guru dan tenaga kependidikan dalam rangka peningkatan mutu di sekolah masing-masing.

Hal ini karena melalui program tersebut guru dapat belajar dari kelas guru lain. Caranya dengan mengamati seksama, melakukan refleksi pembelajaran bersama, mempraktikan di lapangan dan menerapkan di sekolah masing-masing.

Sebagai contoh, guru yang mengalami kesulitan menghadapi siswa-siswa yang motivasi belajarnya rendah bisa mencari solusi dengan cara berdiskusi bersama guru lain.

Setelah mendapatkan solusi, maka mereka dapat mempraktikannya langsung di kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian percepatan pemerataan mutu pendidikan dapat segera terwujud.

BACA JUGA:  4 Tantangan bagi Guru Masa Kini

Memang diskusi di antara guru diperlukan karena biasanya pendidik memiliki kecenderungan mengajar dengan gaya yang pernah dialaminya. Misal, ketika dahulu di sekolah suatu materi diajar dengan metode ceramah saja, maka guru cenderung mengajar materi tersebut dengan ceramah juga.

Untuk itu, pada Program Kemitraan GTK ini, guru diberikan kesempatan memperoleh pengalaman pengelolaan pembelajaran yang terbaik dan inovatif. Mulai dari perancangan Rencana Pelaksanaan Pembelacaran (RPP), proses pembelajaran, maupun proses penilaian peserta didik sesuai dengan kurikulum K13.


Meski begitu pelaksanaan program tersebut tidak bisa diadopsi dengan cepat-cepat. Ini karena setiap guru butuh adaptasi. Hal ini diamini Staf Ahli Menteri Pendidikan (Mendikbud) James Modow.

“Proses adopsi inovasi pembelaran inovatif seperti itu tidak bisa cepat karena perlu adaptasi dengan budaya setempat,” ucap James Modow saat memberikan pengarahan pada Workshop Program Kemitraan Guru Pendidikan Menengah.

Lebih lanjut James mengatakan, guru pun harus senantiasa mengembangkan wawasan keilmuannya, misalnya mengetahui gaya belajar anak. Hal ini perlu agar mereka dapat mengelola kelas dengan baik.

Tak hanya sampai program GTK saja

Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus Sri Renani Pantjastuti berharap agar proses saling belajar di antara pendidik tidak berhenti ketika program GTK yang difasilitasi Kemendikbud selesai.

“Ini perlu untuk memastikan kesinambungan program kemitraan,” pesan Sri Renani kepada peserta Program Kemitraan GTK.

Adapun James mengatakan bahwa Program Kemitraan GTK didesain agar proses kemitraan tetap berkesinambungan. Guru-guru tetap berhubungan dalam upaya peningkatan mutu.

Halaman:


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau