BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Sinarmas World Academy

Pentingnya Pertukaran Pelajar untuk Tingkatkan Pengalaman “International Exposure” Siswa

Kompas.com - 01/11/2018, 08:51 WIB
Alek Kurniawan,
Kurniasih Budi

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Dunia saat ini sedang dihadapkan dengan pesatnya perkembangan teknologi dan persaingan global. Penguasaan kemampuan akademik dan keterampilan yang bersifat afektif pun adalah sebuah keniscayaan bila Anda tak mau ketinggalan zaman.

Revolusi Industri 4.0 adalah sebuah contoh aktual betapa kencangnya laju perkembangan teknologi masa sekarang. Pada buku berjudul The Fourth Industrial Revolution, Klaus Schwab menerangkan tentang arus revolusi yang menggabungkan teknologi fisik, digital dan biologis yang berdampak pada semua disiplin ilmu.

Internet of things, genetic editing, artificial intelligent, big data mining, mobil swakendara, superkomputer, adalah contoh bentuk teknologi yang merevolusi cara manusia menjalani kehidupan.

Hal tersebut secara tidak langsung berpengaruh terhadap semakin ketatnya persaingan global. Semua orang saling adu gagasan dan pemikiran untuk menciptakan sebuah inovasi. Tak terkecuali bagi pelajar.

Untuk mewujudkannya, pendidikan yang berkualitas bisa menjadi jalan masuk yang tepat.

Pelajar masa kini harus lebih aware terhadap perkembangan teknologi dan persaingan global secara umum bila tidak ingin tergerus laju zaman di masa mendatang.

Pendidikan berkualitas ini memegang peran penting untuk dapat meningkatkan mutu dan kualitas lulusannya agar dapat menjadi generasi yang unggul. Salah satu caranya adalah dengan membenamkan paparan internasional atau international exposure kepada pelajar.

Saat ini, international exposure menjadi sebuah kebutuhan khusus yang harus diselami oleh anak didik. Melalui paparan internasional ini, mereka bisa lebih mengenal dunia luar, tak hanya mempelajari tentang sisi akademiknya saja, tetapi juga dapat meningkatkan keterampilan yang bersifat afektif dan psikomotorik.

Keterampilan afektif dan psikomotorikini misalnya adalah critical thinking, problem solving, communication, collaboration dan creativity atau invention yang justru sangat dibutuhkan dalam persaingan global.

Program pertukaran pelajar.Dok. Sinarmas World Academy Program pertukaran pelajar.

Program pertukaran pelajar

Sebenarnya, ada banyak cara untuk mengenalkan pengalaman international exposure kepada para pelajar. Salah satu di antaranya adalah dengan memberikan kesempatanmengikuti program pertukaran pelajar atau exchange program.

Program pertukaran pelajar sendiri merupakan sebuah program yang memberikan peluang kepada para pelajar untuk merasakan belajar di sekolah lain– biasanya di luar negeri– , menyerap berbagai disiplin ilmu dan teknologi, serta sebagai ajang untuk pertukaran budaya. Hal-hal seperti itulah yang akan menambah exposure kepada peserta didik.

Program ini seperti yang dilakukan oleh Sinarmas World Academy (SWA) kepada para siswanya. Bahkan, SWA sudah menerapkan program ini mulai dari kelas 3 sekolah dasar (SD).

“Program pertukaran pelajar pada masa globalisasi seperti sekarang ini begitu penting. Melalui program ini, siswa akan mendapatkan pengalaman penuh dalam menimba ilmu di luar negeri dan pengenalan budaya luar. Lebih spesial lagi bagi pelajar SWA, mereka bisa mengikuti program ini sejak kelas 3 SD” ungkap Early Stage Coordinator and International Programme Director Sinarmas World Academy (SWA), Rhea kepada Kompas.com, Senin (22/10/2018).

Adapun enam sekolah internasional di empat negara yang sudah bekerja sama pada program ini dengan SWA di antaranya Peking University Elementary School (PKUES) di China, Seoul National University Elementary School (SNUES) di Korea Selatan, Ritsumeikan Primary School (Jepang), Sagami Women’s University Elementary School  Tokyo (Jepang), A. B. Paterson College (Australia), dan Chatswood Public School (Australia).

Keenam sekolah tersebut pun dipilih berdasarkan beberapa faktor. Faktor pertama adalah reputasi mereka sebagai sekolah terbaik di negaranya.

“PKUES adalah yang terbaik di China dan SNUES adalah yang terdepan di Korea Selatan, sedangkan sekolah lainnya memiliki peringkat lima besar skala internasional di negaranya,” tambah Rhea.

Selain itu, ada pula faktor visi dan misi yang juga diperhatikan. Keenam sekolah tersebut memiliki visi dan misi yang sama dengan SWA, yakni menciptakan masa depan komunitas pembelajar yang dinamis di kawasan Asia dan global.

Program pertukaran pelajar.Dok. Sinarmas World Academy Program pertukaran pelajar.

Program ini, lanjut Rhea, memungkinkan siswa untuk belajar tentang negara tuan rumah, orang-orangnya, dan budaya mereka. Melalui perjalanan  ini juga, mereka dapat mengembangkan disiplin diri dan menghormati orang-orang dari berbagai latar belakang.

“Hal ini karena mereka tidak bepergian bersama orang tua mereka. Para siswa dengan luar biasa berkembang di lingkungan baru dan dengan cepat menyesuaikan keterampilan manajemen diri. Kedewasaan mereka berkembang dan kemampuan berpikir kritis juga meningkat,” tambah Rhea.

Selain itu, melalui program pertukaran pelajar, siswa juga dapat memperluas interaksi sosial mereka. Kemudian hal yang tidak kalah penting yang berkaitan dengan itu adalah meningkatnya keterampilan komunikasi mereka.

Hal ini karena di beberapa negara seperti China dan Korea Selatan siswa diharuskan untuk tinggal bersama host family dalam kesehariannya.

“Jadi, kemampuan komunikasi mereka meningkat karena secara tidak langsung siswa harus berkomunikasi dengan keluarga tuan rumah. Mereka juga belajar mengikuti peraturan rumah tersebut, serta mengikuti rutinitas dan gaya hidupnya,” ungkap Co-Principal Early Years and Elementary School SWA, Kelly kepada Kompas.com.

Kelly menambahkan, di dua negara lainnya seperti Jepang dan Australia siswa tidak tinggal di rumah host family, melainkan di hotel.

“Karena menginap di hotel tanpa ditemani orangtua, self management skill mereka otomatis akan meningkat dengan pesat. Jadi banyak hal positif yang mereka dapatkan dari keikutsertaan dalam program ini,” tambahnya.

Selain meningkatkan kemampuan afektif seperti yang telah disebutkan di atas, program pertukaran pelajar yang dilakukan SWA juga meningkatkan skill akademik siswa.

Pada saat program berlangsung, pelajar diwajibkan untuk mengikuti kegiatan sit in beberapa mata pelajaran, seperti matematika, ilmu pengetahuan  alam, dan olahraga.

“Salah satu hal terpenting lagi dari program ini, siswa dapat bertukar ilmu pengetahuan dengan mengikuti beberapa kelas di sana. Misalnya, kelas robotik di Jepang. Seperti yang telah diketahui bersama, Jepang sangat unggul di bidang ini. Jadi, hal tersebut menjadi pengalaman berharga bagi siswa,” jelas Kelly.

Sepulangnya mereka dari program tersebut, siswa juga diberi ruang untuk membagikan pengalaman ini kepada siswa lainnya dalam bentuk presentasi. Mereka bisa menceritakan tentang pengalaman tinggal di host family atau hotel tanpa ditemani orangtua, berkisah tentang budaya yang mereka pelajari, tentang sekolah dan siswa-siswi di sana, serta perjalanan wisata yang diikuti.

“Kami yakin bahwa pengalaman tersebut tidak hanya berguna untuk saat ini saja, tetapi juga bermanfaat bagi masa depan mereka,” terang Rhea.

Hal ini karena kemampuan pengetahuan seperti keunggulan akademik (academic excellence), pembentukan karakter, interkultural dan pemahaman internasional mereka bertambah sehingga bisa meningkatkan kemampuan anak didik untuk bersaing di zaman Revolusi Industri 4.0 dan menyongsong masa depan yang lebih cerah.


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau