APERTI BUMN, Bersinergi Siapkan Lulusan Berkompeten dan Berdaya Saing

Kompas.com - 07/11/2018, 21:50 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Perguruan tinggi dihadapkan pada persoalan menyiapkan lulusan memiliki kompetensi yang dibutuhkan industri maupun dalam penciptaan lapangan pekerjaan.

Perguruan tinggi sebagai institusi pendidikan diharapkan dapat menyinergikan kebutuhan dunia kerja dan kurikulum agar lulusan dapat berkontribusi optimal bagi kemajuan bangsa.

Menjawab tantangan tersebut, Aliansi Perguruan Tinggi Berbasis BUMN (APERTI BUMN) mengadakan Focused Group Discussion (FGD) di Kampus Universitas Pertamina (30/10/2018). Jakarta.

Sertifikasi dan kompetensi

Hadir sebagai narasumber pimpinan dari 5 perguruan tinggi dibawah Aperti BUMN, yaitu Prof. Akhmaloka (Rektor Universitas Pertamina), Rina Pudji Astuti (Wakil Rektor Research & Student Affairs Telkom University), Prof. Herman Sasongko (Rektor Universitas Internasional Semen Indonesia/UISI), Rachmawati Wangsaputra (Ketua Sekolah Tinggi Manajemen Logistik/STIMLOG), dan Supriadi Legino(Ketua Sekolah Tinggi Teknik/ STT PLN).

Menjawab kebutuhan industri dan kesiapan lulusan bekerja, Supriadi Legino, Ketua STT PLN menyatakan pentingnya sertifikasi mahasiswa.

Baca juga: Menuju Universitas Energi Kelas Dunia

 

Dengan melakukan sertifikasi, mahasiswa dianggap telah memiliki standar kualifikasi baik di profesi yang digeluti.

Hal senada disampaikan Rachmawati Wangsaputra, Ketua STIMLOG mengatakan mahasiswa perlu dibekali kompetensi tertentu dan juga keahlian mengatasi situasi riil di dunia industri melalui pelaksanaan program magang.

Soft skill mahasiswa dan kualitas dosen

 

Oleh karena itu, dukungan BUMN sebagai promotor berdirinya perguruan tinggi afiliasi menjadi sangat strategis.

Rina Pudji Astuti, Wakil Rektor Research & Student Affairs Telkom University menyampaikan mahasiswa juga perlu diasah softskill dengan terjun langsung ke masyarakat, melalui program bersama pengabdian masyarakat yang terintegrasi.

Tidak hanya meningkatkan kompetensi mahasiswa, Rektor UISI, Herman Sasongko menambahkan perlunya pendidikan bertema karena setiap perguruan tinggi di bawah APERTI BUMN memiliki kekhasan fokus bisnis dari BUMN afiliasi.

Narasumber Kemenristek DIKTI, Hendro Wicaksono, Kasubdit Kompetensi SDM juga menekankan pentingnya menjaga mutu dosen sebagai agen yang akan melakukan transfer ilmu kepada mahasiswa.

Salah satu indikator mengukur kualitas pengajar adalah jumlah publikasi. Saat ini jumlah publikasi di Indonesia hanya berkisar 20.000 publikasi per tahun, masih rendah daripada negara tetangga Malaysia yang mencapai 23.000 publikasi setahun.

Kemenristek DIKTI telah berupaya memberikan dukungan berupa pendanaan riset.

Techno Park dan pelayanan masyarakat

Selain itu, dunia pendidikan juga memiliki kewajiban moral menyumbangkan pemikiran bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan kesejahteraan mayarakat. Akhmaloka, Rektor Universitas Pertamina mengatakan pentingnya techno park yang dapat memfasilitasi pertemuan industri, perguruan tinggi dan pemerintah daerah.

Jika dapat dilakukan kolaborasi APERTI BUMN dan BUMN afiliasin melalui dana CSR, niscaya bisa dibentuk techno park efektif dan bermanfaat bagi masyarakat luas.

Topik bahasan penting lain adalah sinergi pemanfaatan sumber daya, baik SDM maupun pendayagunaan aset sebagai fasilitas pendidikan serta pendanaan penelitian.

Menutup diskusi tersebut, semua perwakilan APERTI BUMN sepakat menjawab revolusi industri 4.0, perguruan tinggi tergabung dalam APERTI BUMN perlu melakukan peningkatan kompetensi lulusan dengan meyinergikan sumber daya yang dimiliki perguruan tinggi dan afiliasi yang menaungi, melakukan penguatan mutu pengajar, dan melakukan pengabdian masyarakat sesuai kebutuhan dan permasalahan dihadapi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau