DQLab
Komunitas data scientist

Komunitas praktisi dan industri dalam program belajar data science oleh DQLab (dqlab.id).

Peran "AI" dan "Learning Machine" bagi "Market Place"

Kompas.com - 12/12/2018, 16:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KOMPAS.com - Perkembangan industri yang cepat, mendorong hampir semua perusahaan ingin menjadi perusahaan berbasis AI (kecerdasan buatan) dan Machine Learning (pemelajaran mesin).

AI dan Machine Learning pun kini menjadi "komoditas". Kalau dulu era website sedang berjaya, semua perusahaan ingin memiliki website juga. Kini saat AI sedang naik daun, semua perusahaan juga ingin unggul di bidang AI.

Perusahaan akan tertinggal di belakang bila tidak mengikuti perubahan yang terjadi.

Dalam kegiatan bedah kasus DQLab.id ke-5 bekerjasama dengan Bizzy.co.id, Norman Sasono, CTO & Co-Founder Bizzy.co.id menyampaikan saat ini perusahaan telah sadar akan pentingnya AI dan telah memiliki tim data scientist dan data engineer.

Penerapan data science

“Kompetisi untuk menjadi data scientist akan sangat tinggi. Permasalahannya adalah, bagaimana kita bisa menjadi data scientist atau data engineer yang berbeda dari yang lain? How can you stand out from the crowd? Value apa yang bisa kita tambahkan dalam diri kita sendiri?" kata Norman.

Baca juga: Talenta Data Scientist di Indonesia, Permintaan Tinggi Pasokan Kurang

Lebih jelas, Cahyo Listyanto, Head of Data Science and Engineering Bizzy.co.id menjabarkan bagaimana Bizzy.co.id, sebuah B2B eMarketplace dan eProcurement platform, menerapkan data science dalam proses bisnis.

Bizzy.co.id memungkinkan eksekusi aktivitas procurement strategis, taktikal, dan operasional melalui dua metode, yaitu

1. Bizzy.co.id sebagai vendor network dimana customer bisa bertransaksi langsung dengan vendor di platform Bizzy.co.id, dan

2. Bizzy.co.id sebagai platform mengkurasi vendor atau quasi vendor.

Dua isu utama transaksi

“Dalam dunia procurement biasanya ada istilah 80 – 20 rules. Artinya 80% jumlah transaksi dalam sebuah perusahaan itu dipenuhi oleh 20% dari total vendor. Sedangkan 20% transaksi itu dipenuhi oleh 80% dari total vendor," ungkap Cahyo yang sebelumnya banyak berkecimpung bidang data di Microsoft.

Artinya transaksi jumlahnya besar biasanya vendornya sedikit, sedangkan transaksi jumlah kecil-kecil itu vendornya jauh lebih banyak, jelasnya.

Di dunia procurement, masalah utama yang sering terjadi adalah adanya kemacetan dalam setiap proses transaksi bisnis.

“Biasanya ada 2 isu yang terjadi, yang pertama adalah isu dari sisi Lead time atau SLA, misalnya customer yang komplain karena barangnya terlalu lama sampai," kata Cahyo.

Yang kedua dari sisi finansial atau capital issue, yaitu karena adanya jeda waktu saat Bizzy.co.id harus bayar ke vendor dengan saat customer sudah bayar ke Bizzy.co.id, tambahnya.

Mendeteksi potensi masalah

Bizzy.co.id menambahkan prediksi Machine Learning untuk mendeteksi potensi isu kemacetan. Sebagai contoh, membuat sistim notifikasi kepada tim internal pada setiap proses yang masih berstatus tertunda (pending) ke masing-masing departemen terkait.

Halaman:


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau