Tantangan Orang Muda dan Pendidikan Era Industri 4.0 di ASEAN

Kompas.com - 27/12/2018, 18:11 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - ASEAN University Student Council (AUSCU) dibawah naungan ASEAN Secretary, minggu lalu mengadakan konferensi kedua di Singapura. Konferensi bertema “ASEAN Youth as Thought Leaders: Developing 21st Century Skills for Youth Leaders" ini turut membahas topik "Current Education in Sync with the Industry 4.0".

Konferensi ini dilakukan untuk membuka pengetahuan baru bagi anak muda agar dapat mempersiapkan diri sebagai calon pemimpin berkualitas di mata dunia dan dapat berkontribusi dalam industri 4.0 bagi Masyarakat Ekonomi ASEAN.

Dalam sesi tersebut Quipper menjadi satu-satunya wakil Indonesia untuk perusahaan edukasi teknologi.

Panel diskusi diikuti Takuya Homma (Country Manager Quipper Indonesia), Theodora Subyantoro (Collaboration Center Manager Binus University) dan Elaine Yeoh (CCO Reactor Industries).

Ketiga panelis membahas isu pemajuan pendidikan melalui sistem pendidikan berkelanjutan dan responsif dalam menghadapi masalah dan kebutuhan di lapangan serta memastikan bahwa pendidikan dapat diakses seluruh anak dan memiliki tujuan terarah.

Baca juga: Ujian Akhir Semester Sekolah Berbasis Komputer Bukan Kemustahilan

Salah satu tema diangkat adalah masalah kebutuhan pendidikan berkualitas, juga terjadi di Indonesia, dimana masih cukup banyak siswa tidak bisa mengakses pendidikan layak dikarenakan berbagai kondisi.

Beberapa faktor penyebab di antaranya; mulai dari kurangnya tenaga pendidik, sulit akses menuju tempat belajar sampai dengan biaya tinggi yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan pendidikan berkualitas.

Pendidikan bukan hanya menyediakan konten berkualitas, tapi keseluruhan prosesnya. Di Quipper kami mendukung siswa untuk memahami dirinya melalui tes minat bakat, mengukur progres belajar melalui tryout, dan membantu pelajar memahami pelajaran dengan Quipper Video," jelas Takuya Homma.

Takuya menambahkan, belajar lebih personal di mana siswa dapat bertanya langsung kepada tutor dan berkonsultasi seputar rencana akademis dengan pembimbing.

"Kami juga telah membantu guru, sekolah dan pemerintah melalui Quipper School,” ujarnya. 

Sedangkan Theodora melihat saat ini penting bagi anak muda untuk mengasah skill kewirausahaan dan aktivitas membangun semangat kerja kolektif disamping pendidikan formal.

Lain hal dengan Elaine Yeoh, menurutnya yang lebih penting dalam pendidikan adalah mengubah paradigma berpikir.

Elaine mengatakan, “Dalam dunia yang terus bertransformasi dengan cepat penting bagi anak untuk memahami berbagai kemungkinan dan bagaimana cara untuk menghadapinya. Hal tersebut harus diterapkan sejak dini.”

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau