Gerakan "1 Juta Boneka", Penguatan Psikologi bagi Anak Terdampak Gempa

Kompas.com - 12/02/2019, 21:11 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Bertempat di SDN Kadumerak 01 Pandeglang, Klinik Digital Vokasi Komunikasi Universitas Indonesia (Vokom UI) bekerjasama dengan lebih dari 15 organisasi masyarakat menyerahkan sumbangan boneka dan mainan anak kepada anak korban bencana di Banten serta 50-an Paud dan TK se-Banten (10/2/2019).

Vokom UI menggandeng 15 organisasi lain dalam kegiatan ini di antaranya; Koalisi Anak Madani Indonesia (KAMI), Jefri Nichol Fans Club, LPAI, Sahabat Yatim Indonesia, Kementerian Sosial, Saya Sahabat Anak, SMA 35 Jakarta, Alumni SMA 35 Jakarta, dan lainnya.

"Luar biasa dan saya 1.000 persen mensupport donasi boneka atau mainan baru ini. Tidak sedikit boneka kesayangan dengan sejuta cinta direlakan dan diikhlaskan untuk saudara yang mengalami bencana," papar Kak Seto, tokoh perlindungan anak dan pengagas gerakan #SayaSahabatAnak.

Gerakan "1 Juta Boneka"

Gerakan 1 juta boneka ini dimaksudkan untuk memastikan anak-anak korban bencana mendapatkan perhatian terkait penguatan psikologi mereka dalam menghadapi kehidupan pascabencana.

Baca juga: Siswa Korban Gempa di NTB dan Sulteng Masih Belajar di Kelas Darurat

 

Bantuan pertama ditujukan bagi anak-anak korban Tsunami di Selat Sunda. Kegiatan pengumpulan boneka dan mainan ini telah berlangsung selama 3 bulan. Secara simbolik penyerahan dilakukan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mendikbud Muhadjir Effendy, Kak Seto dan Jefry Nichol.

Boneka sejak 1000 tahun sebelum masehi memang sudah dikenal sebagai teman bermain tertua bagi anak. Boneka dianggap mampu menjadi cermin dari sang anak dan mampu membantu anak untuk dapa memahami diri dan lingkungan.

Dalam sebuah studi di Amerika Serikat, ketika beberapa anak merawat boneka yang dianggapnya sebagai teman dan perlu diperhatikan, maka perilaku tersebut telah membantu anak untuk mengalihkan kesedihan dan trauma dialami kepada boneka dengan metoda merawat boneka miliknya.

Boneka sebagai media terapi

Klinik Digital Vokom UI menyerahkan sumbangan boneka dan mainan anak kepada anak korban bencana di Banten serta 50-an Paud dan TK se-Banten (10/2/2019).Dok. Vokom UI Klinik Digital Vokom UI menyerahkan sumbangan boneka dan mainan anak kepada anak korban bencana di Banten serta 50-an Paud dan TK se-Banten (10/2/2019).

"Aktivitas anak bersama boneka tersebut terbukti mampu mengurangi tingkat stress yang dirasakan anak seperti ketakutan akan kehilangan keluarga, agresi, ketegangan, mimpi menakutkan dan gangguan tidur," ujar Devie Rahmawati, pendiri Klinik Digital Vokom UI.

Dalam riset berbeda, mainan seperti boneka terbukti membantu anak menghapus trauma yang dirasakan anak.

Mengingat anak-anak sangat sensitif secara indrawi. Boneka dan mainan yang dapat secara langsung disentuh, diraba dan direngkuh anak akan membantu anak melepaskan trauma.

Beberapa mainan dengan bahan lembut banyak yang didesain untuk membantu anak membangun kisah mereka sendiri, sebagai cara mereka memiliki kisah pengingat kebaikan dan hal positif untuk melupakan segala kepenatan hidup, tambah Devie Rahmawati.

Karakter mainan juga dianggap memiliki banyak fungsi selain menjadi alat rekreasi sekaligus berfungsi sebagai alat edukasi dan juga terapi.

Gerakan masif dan berkelanjutan

"Kami sangat mengharapkan masyarakat dari seluruh kalangan dapat terus berpartisipasi, ujar Devie Rahmawati.

Ia berharap, kolaborasi dengan berbagai organisasi kemasyarakatan yang peduli anak Indonesia ini dapat menjadi langkah awal dari gerakan masif untuk terus menggalang bantuan boneka.

"Semoga gerakan ini tidak hanya berhenti pada korban Selat Sunda. Gerakan ini akan terus digaungkan ke seluruh Indonesia, dimana posko pengumpulan akan tersebar di berbagai provinsi. Diharapkan, logistik bantuan boneka dan mainan anak ini siap disebarkan kapanpun dan dimanapun," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Beasiswa S1 Gratis ke Singapura, Dapat Tunjangan Hidup dan Asrama

Beasiswa S1 Gratis ke Singapura, Dapat Tunjangan Hidup dan Asrama

Edu
Minat Siswa Belajar Sains Menurun, Wakil Dekan FMIPA UGM Ungkap Penyebabnya

Minat Siswa Belajar Sains Menurun, Wakil Dekan FMIPA UGM Ungkap Penyebabnya

Edu
Beasiswa JIS untuk Siswa Kelas 8-10, Gratis Biaya Sekolah Sampai Lulus

Beasiswa JIS untuk Siswa Kelas 8-10, Gratis Biaya Sekolah Sampai Lulus

Edu
Ramai Tagar KaburAjaDulu, Cek 10 Beasiswa S1-S3 Gratis ke Luar Negeri Tak Wajib Pulang ke Indonesia

Ramai Tagar KaburAjaDulu, Cek 10 Beasiswa S1-S3 Gratis ke Luar Negeri Tak Wajib Pulang ke Indonesia

Edu
Menteri Mu’ti: ASN Harus Kerja Lebih Cerdas dan Inovatif di Tengah Efisiensi Anggaran

Menteri Mu’ti: ASN Harus Kerja Lebih Cerdas dan Inovatif di Tengah Efisiensi Anggaran

Edu
Syarat Nilai Rapor untuk Daftar IPDN dan Jurusannya, Kuliah Gratis Bisa Jadi CPNS

Syarat Nilai Rapor untuk Daftar IPDN dan Jurusannya, Kuliah Gratis Bisa Jadi CPNS

Edu
Kemenag: 39.012 Siswa Daftar Madrasah Aliyah Unggulan Tahun 2025

Kemenag: 39.012 Siswa Daftar Madrasah Aliyah Unggulan Tahun 2025

Edu
Anak Usaha PT KAI Buka Lowongan Kerja Pramugara-Pramugari 2025, Lulusan SMA Bisa Daftar

Anak Usaha PT KAI Buka Lowongan Kerja Pramugara-Pramugari 2025, Lulusan SMA Bisa Daftar

Edu
Pendanaan Riset Kampus Swasta, Mendikti Brian Akan Dorong Industri Investasi Riset

Pendanaan Riset Kampus Swasta, Mendikti Brian Akan Dorong Industri Investasi Riset

Edu
Mendikti Brian Sebut Kampus Vokasi Juga Bekali Sains dan Teknologi

Mendikti Brian Sebut Kampus Vokasi Juga Bekali Sains dan Teknologi

Edu
Tes CBT Masuk MAN Unggulan Berlangsung 2 Hari, Catat Tanggal Pengumumannya

Tes CBT Masuk MAN Unggulan Berlangsung 2 Hari, Catat Tanggal Pengumumannya

Edu
Kemendikdasmen: Pembelajaran Saat Ramadhan 2025 Jangan Membebani Siswa

Kemendikdasmen: Pembelajaran Saat Ramadhan 2025 Jangan Membebani Siswa

Edu
Viral Kabur Aja Dulu, Dosen UGM: Itu Karena Negara Kurang 'Hadir' di Masyarakat

Viral Kabur Aja Dulu, Dosen UGM: Itu Karena Negara Kurang "Hadir" di Masyarakat

Edu
39 Ribu Lebih Siswa Ikuti Seleksi Masuk MAN Unggulan 2025

39 Ribu Lebih Siswa Ikuti Seleksi Masuk MAN Unggulan 2025

Edu
8 Makanan Manusia Boleh Dimakan Kucing, Dosen IPB: Ada Sayuran

8 Makanan Manusia Boleh Dimakan Kucing, Dosen IPB: Ada Sayuran

Edu
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau