Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baru 3 PTN Masuk 500 Besar Dunia, Apa yang Perlu Dilakukan?

Kompas.com - 04/04/2019, 20:09 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menyampaikan 11 Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH) harus meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), riset dan inovasi agar dapat bersaing di tingkat dunia.

Saat ini dari 11 PTN BH, baru 3 PTN masuk ke peringkat 500 besar dunia yaitu Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Gadjah Mada (UGM).

“Harapan publik pada PTN BH yaitu menjadi ‘Leading University’ di Indonesia dan menjadi pemacu peningkatan daya saing dan kesejahteraan," harap Menristekdikti saat membuka Sidang Komisi C Majelis Senat Akademik (MSA) Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH) di Semarang (1/4/19).

Target 500 besar

Menristek menyampaikan ada beberapa program strategis yang harus dijalankan yaitu penguatan riset dan inovasi, pengembangan sumber daya, implementasi revolusi industri 4.0 dan penguatan excellent teaching and learning. 

Menteri Nasir melalui rilis media resmi mengharapkan dengan menjalankan program strategis yang telah dicanangkan Kemenristekdikti, seluruh PTN BH dapat masuk ke peringkat 500 besar dunia.

Baca juga: Kini Lulusan Universitas Harus Kantongi Sertifikasi Profesi

“PTNBH kami anggap sudah memiliki visi dan sarana yang maju. Kami dorong terus agar bisa masuk 500 besar semua," imbuh Menteri Nasir.

Menteri Nasir menambahkan untuk mencapai harapan publik dengan program-program strategis yang dijalankan maka PTNBH memerlukan ‘governance’ yang baik termasuk pembagian kerja organ MWA, Rektor dan Senat.

Perlu dicermati juga apakah ‘governance’ yang ada telah memberikan penggunaan sumberdaya yang ada termasuk para dosen sehingga menghasilkan layanan tri dharma pendidikan tinggi dan pengembangan iptek yang optimal.

Menteri Nasir sampaikan lebih lanjut kepada delegasi dari 11 PTN-BH di Indonesia bahwa negara yang maju bukanlah negara yang memiliki jumlah penduduk besar maupun luas wilayahnya, melainkan mereka yang berinovasi.

"Di dunia negara yang maju bukan karena jumlah penduduk yang besar, bukan luas negaranya yang besar, negara yang maju (adalah) negara yang berinovasi dalam teknologi, oleh karena itu negara yang tidak berinovasi akan tertinggal," ujarnya.

Soal Guru Besar

Sementara itu, Rektor Universitas Diponegoro, Yos Johan Utama mengusulkan kepada Menristekdikti agar pengurusan terkait Guru Besar bisa dilakukan otonom di masing-masing perguruan tinggi.

"Berikan kami mandat kemandirian dalam mengatur Guru Besar, atau paling tidak Lektor Kepala. Ini akan mengurangi beban di pusat," kata Yos.

Sementara itu Ketua Majelis Senat Akademik PTN BH Priyo Suprobo memaparkan, sidang tersebut digelar dua hari. Guru Besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ini berharap rumusan kebijakan yang dihasilkan dapat  menjadi bahan kebijakan Kemenristekdikti.

"Kami usulkan kenaikan jabatan Guru Besar dilakukan oleh PTN BH. Hal ini didasari atas kebebasan otonom akademik yang diberikan pada 11 PTN BH," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com