"Tukar Takdir", Membaca Imajinasi Kehidupan dalam 12 Cerpen

Kompas.com - 26/05/2019, 10:18 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

Seandainya aku benar-benar bisa mengulang waktu, apakah aku akan bisa mengubah nasibku dan penumpang lainnya? Atau cuma repetisi tragedi semata?

KOMPAS.com - Penerbit Gramedia Pustaka Utama resmi meluncurkan buku kumpulan cerpen terbaru karya Valiant Budi (Vabyo) berjudul "Tukar Takdir". Vabyo berkesempatan mengunjungi Kompas.com (24/5/2019) untuk berbagi proses kreatifnya menulis buku terbarunya tersebut.

Tukar Takdir menjadi buku solo Vabyo ke-6. Sebelumnya, ia dikenal pembaca lewat dua novelnya, "Joker: Ada Lelucon di Setiap Duka" (2007) dan "Bintang Bunting" (2008), serta buku perjalanan kisahnya sebagai TKI di Saudi Arabia, di buku nonfiksi berjudul "Kedai 1001 Mimpi" (2011) dan "Kedai 1002 Mimpi" (2014).

“Cerita-cerita dalam Tukar Takdir adalah kumpulan realitas dalam hidup saya selama lima tahun terakhir, yang kemudian dikembangkan lagi dengan imajinasi. Berbagai peristiwa, seperti penerbangan yang saya naiki dari London, kedatangan teman ke Ubud, stroke yang saya alami, hingga pengalaman melihat hidup siput menjadi inspirasi saya untuk menulis seluruh cerita ini,” tutur Vabyo.

Susah "move on"

Menjawab pertanyaan dalam proses penulisan cerpen, Vabyo menjelaskan sulitnya untuk 'move-on' dari setiap karakter yang terlanjur ia cintai dalam setiap kisah yang ia rangkai.

“Berbeda dengan menulis novel, tantangan yang muncul ketika menulis cerpen-cerpen ini, salah satunya adalah ketika harus mengakhiri sebuah cerita, untuk pindah ke cerita baru. Sementara, cerita yang harus saya akhiri itu ternyata sudah berkembang di kepala saya menjadi berbagai percabangan," jelasnya.

Baca juga: Kemenpora dan Gramedia Gelar Sedekah Buku Ramadhan 2019

Ia menambahkan, "Akhirnya, pengembangan ide-ide itu terpaksa saya endapkan dulu di kepala saya, untuk suatu saat akan saya lahirkan lagi menjadi karya-karya lain.” 

Vabyo menyampaikan tidak menutup kemungkinan bila ada salah satu karakter dalam cukilan cerpennya ini akan diangkat menjadi novel secara khusus.

"Bahkan di kepala saya sudah penuh dengan id-ide cerita dan naskah bila ada produser film yang berminat memfilmkan Tukar Takdir ini," ujar Bayo.

Benang merah cerita

Kumpulan Cerpen Tukar TakdirDok. GPU Kumpulan Cerpen Tukar Takdir

Lewat Tukar Takdir, Vabyo mampu menyajikan ragam cerita yang bervariasi. Beberapa di antaranya juga memberikan tikungan-tikungan cerita dan ending tidak terduga.

Berlandaskan inspirasi hubungan antarmanusia, ia mengeksplorasi cerita dengan berbagai kemungkinan yang berpeluang terjadi kemudian dibalut menarik menggunakan sisipan humor, ataupun cerita mistis ala nusantara.

“Jika jeli, pembaca akan bisa menemukan benang merah dari cerita-cerita yang saya tulis di dalam Tukar Takdir. Bentuknya berupa kemunculan karakter antarcerita," jelasnya.

Jadi walaupun rentang ceritanya luas, mulai dari kisah penjaga toko vintage yang terusik makhluk halus sampai persaingan antarwarung yang melibatkan penglaris, Vabyo tetap membuatnya terhubung satu sama lain.

Dalam sharingnya, Vabyo menyampaikan ketakutan terdalam diri manusia seringkali dapat menjadi bahan penulisan yang menarik untuk digali lebih dalam.

"Ketakutan terdalam manusia, bahkan seperti kematian sekalipun justru menjadi inspirasi yang menarik untuk digali," ujarnya.

Saat ditanya, kenapa harus membaca bukunya, dengan lugas Vabyo menjelaskan, "Pertama, buku ini ragamnya banyak sekali. Ada yang sudut pandangnya hewan, mahluk halus, saya yakin salah satunya ada yang mewakili pembaca. Kedua, gaya bahasanya sehari-hari ngga njelimet."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kamera di Behel Gigi Lolos saat UTBK, Panitia: Tak Terdeteksi Metal Detector

Kamera di Behel Gigi Lolos saat UTBK, Panitia: Tak Terdeteksi Metal Detector

Edu
Lahirkan Pemimpin Muda untuk Kelola Alam, BEKAL Pemimpin 4.0 Gelar Kelulusan

Lahirkan Pemimpin Muda untuk Kelola Alam, BEKAL Pemimpin 4.0 Gelar Kelulusan

Edu
UM Mulai Pembangunan Gedung Poliklinik, Dukung Layanan Kesehatan Kampus dan Masyarakat

UM Mulai Pembangunan Gedung Poliklinik, Dukung Layanan Kesehatan Kampus dan Masyarakat

Edu
Kecurangan UTBK SNBT 2025, Pelaku Bisa Dipidana jika Terbukti

Kecurangan UTBK SNBT 2025, Pelaku Bisa Dipidana jika Terbukti

Edu
Panitia SNPMB Tegaskan akan Diskulifikasi jika Peserta UTBK Terbukti Curang

Panitia SNPMB Tegaskan akan Diskulifikasi jika Peserta UTBK Terbukti Curang

Edu
Modus Kecurangan Baru UBTK SNBT 2025: Peserta Pasang Kamera di Behel Gigi

Modus Kecurangan Baru UBTK SNBT 2025: Peserta Pasang Kamera di Behel Gigi

Edu
Viral Dugaan Kebocoran Soal UTBK 2025, Ketua SNPMB: Itu Tak Akan Terjadi

Viral Dugaan Kebocoran Soal UTBK 2025, Ketua SNPMB: Itu Tak Akan Terjadi

Edu
Viral Dugaan Kecurangan UTBK SNBT 2025, Ketua SNPMB: Itu Ada Saja, Kami Investigasi

Viral Dugaan Kecurangan UTBK SNBT 2025, Ketua SNPMB: Itu Ada Saja, Kami Investigasi

Edu
Viral Kebocoran Soal UTBK SNBT 2025, Ketua SNPMB Buka Suara

Viral Kebocoran Soal UTBK SNBT 2025, Ketua SNPMB Buka Suara

Edu
6 Modus Kecurangan Siswa di UTBK SNBT 2025, Ada Kamera di Behel Gigi

6 Modus Kecurangan Siswa di UTBK SNBT 2025, Ada Kamera di Behel Gigi

Edu
Menarik Ditiru, 7 Cara SMA Al-Azhar Gelar Pensi di Mal dan Hadirkan Sheila on 7

Menarik Ditiru, 7 Cara SMA Al-Azhar Gelar Pensi di Mal dan Hadirkan Sheila on 7

Edu
Survei KPK Ungkap Praktik Menyontek Pelajar dan Kedisiplinan Guru-Dosen, Ini Hasilnya

Survei KPK Ungkap Praktik Menyontek Pelajar dan Kedisiplinan Guru-Dosen, Ini Hasilnya

Edu
Cegah Kecurangan UTBK 2025, Unair Wajibkan Peserta Pakai Sandal

Cegah Kecurangan UTBK 2025, Unair Wajibkan Peserta Pakai Sandal

Edu
2 Hari UTBK SNBT 2025 Digelar, Ada 14 Kasus Kecurangan Ditemukan

2 Hari UTBK SNBT 2025 Digelar, Ada 14 Kasus Kecurangan Ditemukan

Edu
Perluas Pendidikan Diaspora, LSPR Institute dan Kyungwoon University Jalin Kolaborasi

Perluas Pendidikan Diaspora, LSPR Institute dan Kyungwoon University Jalin Kolaborasi

Edu
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau