Inovasi "Tangan Bionik" Mahasiswa UI Dikendalikan Gelombang Otak

Kompas.com - 22/07/2019, 17:14 WIB
Erwin Hutapea,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com Tiga mahasiswa Universitas Indonesia (UI) menciptakan Afta B-ionik, yaitu tangan prostetik robotik yang dikendalikan gelombang otak dengan memanfaatkan teknologi Electroencephalography (EEG).

Teknologi itu mampu menghasilkan perintah yang dapat menggerakkan tangan prostetik robotik sesuai keinginan penggunanya. Ketiga mahasiswa itu yakni Muhammad Arifin Julian (FTUI 2016), Aulia Ulfah (FEB UI 2016), dan Muhammad Yusuf Abdurrahman (FTUI 2016).

Latar belakang mereka membuat tangan palsu canggih ini berawal dari kepedulian terhadap teman-teman penyandang disabilitas yang sering mengalami keterbatasan akses saat melakukan aktivitas dalam kehidupan.

Para penyandang disabilitas itu membutuhkan prostesis, yaitu alat bantu untuk membantu aktivitas mereka. Namun, harga prostesis masih relatif mahal.

Harga terjangkau

Sebagai contoh, prostesis tangan dengan sistem gerak yang fungsional saat ini harganya berkisar Rp 500 juta. Belum lagi biaya operasi yang harganya lebih kurang Rp 150 juta.

Baca juga: Inovasi “Sinting” Mahasiswa Undip Ubah Kebisingan Jadi Energi Listrik

Masalah itulah yang membuat Arifin dan kawan-kawan menciptakan Afta B-ionik dengan memanfaatkan teknologi EEG terintegrasi dengan teknologi IoT sehingga kinerja alat tersebut lebih optimal.

“Dengan menggunakan inovasi kontrol EEG, kami mampu mengubah sinyal impuls otak menjadi perintah gerak sehingga tangan prostesis menjadi lebih fungsional. Sistem EEG yang dapat membaca gelombang otak karena sudah dimodifikasi dengan internet of thing (IoT) sehingga memungkinkan pengguna mengontrol benda lain yang terintegrasi IoT,” ujar Arifin, seperti dipublikasikan di laman resmi UI, Senin (22/7/2019).

Ada beberapa keunggulan dari Afta B-ionik, yaitu harganya lebih terjangkau, mudah dipasang dan dilepas, penanaman sensor ke otot tanpa perlu tindakan operasi, dan alat itu bisa dikendalikan langsung menggunakan gelombang otak.

Raih penghargaan

Keberadaan tangan palsu canggih ini diharapkan bisa menjawab kebutuhan para penyandang disabilitas agar tetap aktif melakukan aktivitas dan pekerjaan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.

“Dengan moto ‘We change disability into ability’, kami berinovasi membuat alat bantu berupa prostesis tangan robotik yang fungsional, canggih, dan terjangkau (low-cost).” Imbuh Arifin.

Mereka telah membuat prototipe Afta B-ionik saat ini  dan akan terus menyempurnakannya sehingga benar-benar siap untuk diperjualbelikan. Kemungkinan jika nantinya diperjualbelikan, Afta B-ionik bisa berharga sekitar Rp 50 juta.

Melalui inovasi tersebut, ketiga mahasiswa UI itu berhasil memperoleh sejumlah penghargaan, yakani 110 Inovasi Indonesia tahun 2018 dari Business and Innovation Center (BIC), Most Impactful Innovation 2019 dari Obara Award, dan medali perak pada ajang International Science and Innovation Fair 2019.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau