Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Tak Perlu Tergesa-gesa Lulus Kuliah, Alasannya...

Kompas.com - 28/08/2019, 12:50 WIB
Erwin Hutapea,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono memberikan kuliah umum mahasiswa baru Pascasarjana Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, pada Selasa (27/8/2019).

Dia menuturkan, mahasiswa tidak perlu tergesa-gesa untuk lulus kuliah. Pernyataan itu disampaikan untuk menanggapi pernyataan Dekan Fakultas Teknik UGM, Nizam, yang mengatakan ada stigma “masuk UGM susah, keluar susah”.

“Menurut saya, menempuh pendidikan tidak perlu tergesa-gesa. Pendidikan harus dinikmati. Tiga anak saya di UGM, tidak ada satu pun yang saya perbolehkan untuk mengikuti akselerasi sejak SD, SMP, dan SMA,” ujar Basuki Hadimuljono melalui keterangan tertulis.

Dia mengungkapkan, saat menjalani kuliah pascasarjana di Amerika selama enam tahun, tidak pernah satu hari pun dia membolos. Sebab, bagi dia, waktu tidak akan kembali lagi.

Baca juga: Cerita di Balik Viralnya Dosen Tegur Mahasiswa di Siaran Langsung Dota 2

Sehubungan dengan program pemerintah saat ini untuk mencapai sumber daya manusia (SDM) unggul Indonesia maju, hal itu harus dilakukan dalam menghadapi persaingan global antara yang cepat dan lambat, bukan lagi hanya antara yang besar dan kecil.

Maka dari itu, mahasiswa tidak hanya mengejar ijazah, tetapi juga harus menguasai substansi dan menikmati proses saat menempuh pendidikan.

Smart is a must, but not sufficient. Pandai harus, tapi tidak cukup dengan menjadi pandai untuk berhasil. Selain smart, kita juga harus memiliki akhlakul karimah untuk bisa memenangkan kompetisi,” imbuh Basuki.

Dalam kesempatan itu, alumnus Fakultas Teknik UGM tahun 1979 ini juga menyampaikan bahwa pembangunan infrastruktur yang diamanahkan kepada Kementerian PUPR merupakan wujud dari penerjemahan visi Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

“Kalau visi Presiden tentang pembangunan infrastruktur tidak berhasil, maka yang salah adalah menterinya yang tidak bisa melaksanakan visi Presiden,” ucapnya.

Dia pun menyinggung mengenai rencana pemindahan lokasi ibu kota negara (IKN) merupakan katalis peningkatan peradaban manusia Indonesia. Pembangunan IKN juga dilakukan untuk memberi jaminan keberlanjutan sosial, ekonomi, dan lingkungan.

“Desain kota yang mencerminkan identitas bangsa, mulai dari Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 45,” tuturnya.

Kuliah umum itu juga dihadiri oleh Dekan Fakultas Teknik UGM Nizam, Inspektur Jenderal Kementerian PUPR Widiarto, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VII Semarang Akhmad Cahyadi, dan Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR Endra S Atmawidjaja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com