BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Sido Muncul

Penelitian Tanaman Herbal, Harapan Penderita Penyakit Tak Tersembuhkan

Kompas.com - 28/08/2019, 18:18 WIB
Kurniasih Budi,
M Latief

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Sejumlah pelajar asal Palangka Raya, Anggina Rafitri, Yazid, Aysa Aurealya Maharani, meraih medali emas di World Invention Creativity Olimpic (WICO) di Seoul, Korea Selatan pada 25 Juli 2019 lalu.

Penelitian mereka soal tumbuhan Bajakah yang dapat menyembuhkan kanker pada binatang menjadi viral di jagad maya. Bajakah sendiri merupakan tumbuhan dari Kalimantan Tengah, dilansir Kompas.com (12/8/2019).

Para siswa tersebut mengambil akar Bajakah dan diproses menjadi bubuk. Lantas, bubuk tersebut diujicobakan pada tikus. Dalam penelitiannya, para pelajar itu menemukan bahwa sel tumor pada tikus bisa menghilang dalam dua pekan.

Sejumlah media pun meminta tanggapan akademisi, peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), maupun pengurus Yayasan Kanker Indonesia terkait temuan itu. Umumnya, mereka berpendapat penelitian itu masih tahap awal dan perlu dikembangkan lebih lanjut untuk dijadikan rujukan ilmiah.

Hasil penelitian orang muda dari Kalimantan Tengah itu ternyata juga diperhatikan Direktur Sido Muncul, Irwan Hidayat. Di sela makan siang, Irwan yang tengah berada di Agro Wisata Sido Muncul pun mengungkapkan ketertarikannya akan hasil penelitian tersebut.

Rektor Universitas Halu Oleo, Prof.Dr. Muhammad Zamrun F., S.Si., M.Si bersama para dekan dan dosen Universitas Halu Oleo berkunjung ke pabrik PT Sido Muncul yang terletak di Kecamatan Bregas, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Selasa (27/8/2019).Dok. Humas PT Sido Muncul Rektor Universitas Halu Oleo, Prof.Dr. Muhammad Zamrun F., S.Si., M.Si bersama para dekan dan dosen Universitas Halu Oleo berkunjung ke pabrik PT Sido Muncul yang terletak di Kecamatan Bregas, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Selasa (27/8/2019).
Irwan dan pihak manajemen Sido Muncul berupaya menghubungi para pelajar tersebut untuk bisa mengetahui penelitian yang telah dilakukan. Sayangnya, para pelajar itu belum bisa dihubungi.

"Nah, peneliti Bajakah belum bisa ditemui. Saya juga mau membiayai hasil penelitian itu. Semakin banyak dia kerja sama, semakin dia bermanfaat. Kalau nanti penelitiannya berhasil, produk obatnya dia patenkan juga bisa,” kata Irwan, Selasa (27/8/2019).

Berdasarkan laporan Kompas.com (16/8/2019), Islamiah, ibu Yazid salah satu pelajar peneliti Bajakah, merasa gundah pasca pemberitaan temuan kelompok pelajar asal Kalimantan Tengah. Pasalnya, banyak orang datang ke rumah untuk meminta bantuan. Sementara itu, bahan penelitian sudah habis.

Irwan mengapresiasi penelitian yang dilakukan para pelajar itu. Apalagi, penelitian itu terkait penyakit yang hingga kini belum ada obatnya, seperti kanker.

"Bajakah itu baru penelitian awal. Tetapi, itu awal yang bagus untuk merintis penelitian lebih lanjut, supaya bisa dikembangkan lebih lanjut," ujarnya.

Laboratorium PT Sido Muncul yang khusus untuk melakukan uji validitas teknik Polymerase Chain Reaction (PCR). Laboratorium ini berada di komplek pabrik PT Sido Muncul yang berada di Kecamatan Bregas, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. KOMPAS.com/ KURNIASIH BUDI Laboratorium PT Sido Muncul yang khusus untuk melakukan uji validitas teknik Polymerase Chain Reaction (PCR). Laboratorium ini berada di komplek pabrik PT Sido Muncul yang berada di Kecamatan Bregas, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Menurut dia, para peneliti bisa melakukan uji toksisitas dan mencari dosis yang tepat untuk dikonsumsi manusia. Setelah itu, peneliti bisa mendaftarkan hasil temuannya sebagai suplemen makanan bagi penderita kanker.

Jika penelitian dilakukan untuk membuktikan Bajakah bisa digunakan sebagai obat, Irwan melanjutkan, tentu membutuhkan waktu yang panjang.

"Penelitian itu membawa harapan. Kalau penemuan itu dikembangkan sebagai suplemen makanan, bisa segera diteliti. Tapi, kalau penelitian farmasi, butuh waktu lebih lama. Harus pakai sudut pandang tukang jamu, supaya bisa bermanfaat. Bisa juga bekerja sama dengan berbagai industri jamu," ujarnya.

Dia juga berharap, penelitian tanaman herbal asal Indonesia bisa dibagikan ke masyarakat. Dengan demikian, banyak penderita kanker yang terbantu.

"Saya dorong peneliti untuk melakukan penelitian agar bisa membantu banyak orang, karena banyak penderita kanker yang putus asa,"  katanya.

Penelitian tanaman herbal

Dandang Gendis, salah satu tanaman herbal koleksi Agro Wisata Sido Muncul yang terletak di Kecamatan Bregas, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.KOMPAS.com/ KURNIASIH BUDI Dandang Gendis, salah satu tanaman herbal koleksi Agro Wisata Sido Muncul yang terletak di Kecamatan Bregas, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Indonesia, ia melanjutkan, memang kaya akan keanekaragaman hayati. Saat ini BPOM mencatat ada sekitar 350 jenis tanaman herbal di Tanah Air. Padahal, sebanyak 28.000 jenis tanaman ada di Indonesia.

Oleh karena itu, local genius di berbagai daerah di Indonesia perlu digali, diteliti, dan dimanfaatkan. Dengan begitu, berbagai tanaman herbal dapat dimanfaatkan untuk masyarakat Indonesia.

Sido Muncul sendiri memang mendorong penelitian tanaman herbal di berbagai daerah.

"Kalau setiap tahun ada 50 tanaman yang uji toksisitas, dalam sepuluh tahun bisa 500 tanaman yang diteliti. Itu ndak mahal. Dengan demikian, nantinya ada ribuan tanaman obat yang bisa digunakan," ujar dia.

Lewat jalur akademis, Sido Muncul mendukung seminar ilmiah tentang tanaman herbal. Hingga kini, sudah 44 seminar digelar di berbagai kampus di Indonesia. Salah satunya di Universitas Halu Oleo, Sulawesi Tenggara.

Gudang bahan alam di pabrik PT Sido Muncul yang berada di Kecamatan Bregas, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Bahan alam umumnya disimpan untuk jangka waktu tertentu sebelum dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan produk jamu atau herbal. KOMPAS.com/ KURNIASIH BUDI Gudang bahan alam di pabrik PT Sido Muncul yang berada di Kecamatan Bregas, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Bahan alam umumnya disimpan untuk jangka waktu tertentu sebelum dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan produk jamu atau herbal.
Tak cuma menggelar seminar, Sido Muncul mendukung penelitian herbal dengan Universitas Halu Oleo. Nantinya, kata Irwan, Sido Muncul mendukung biaya penelitian tanaman herbal yang bermanfaat bagi masyarakat.

Kerja sama itu ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Irwan Hidayat dengan Rektor Universitas Halu Oleo Prof Dr Muhammad Zamrun F., S.Si., M.Si di kawasan Agro Wisata Sido Muncul, Rabu (27/8/2019) kemarin.

Bentuk kerja sama yang dilakukan mencakup beberapa hal, yakni penyelenggaraan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Kedua, kolaborasi riset dan pengembangan sumber daya. Selanjutnya, kegiatan ilmiah, kajian ilmiah, seminar, dan lokakarya.

"Kerja sama lainnya yaitu meningkatkan dan mengembangkan kompetensi sumber daya manusia," kata Muhammad Zamrun.

Direktur PT Sido Muncul Irwan Hidayat dan Rektor Universitas Halu Oleo, Prof.Dr. Muhammad Zamrun F., S.Si.,M.Si, menandatangani nota kesepahaman terkait kerja sama penelitian tanaman herbal. Kegiatan tersebut berlangsung di kawasan Agro Wisata Sido Muncul, Selasa (27/8/2019).KOMPAS.com/ KURNIASIH BUDI Direktur PT Sido Muncul Irwan Hidayat dan Rektor Universitas Halu Oleo, Prof.Dr. Muhammad Zamrun F., S.Si.,M.Si, menandatangani nota kesepahaman terkait kerja sama penelitian tanaman herbal. Kegiatan tersebut berlangsung di kawasan Agro Wisata Sido Muncul, Selasa (27/8/2019).

Sejak 2006, Universitas Halu Oleo telah melakukan penelitian tanaman herbal, utamanya tanaman khas Sulawesi Tenggara. Setiap tahun ada 10 penelitian terkait tanaman herbal. Dari penelitian itu, imbuh Zamrun, sekitar 2 atau 3 karya ilmiah tersebut yang sudah terindeks Scopus.

Sebelum melakukan penandatanganan kerja sama, rombongan Universitas Halu Oleo berkeliling pabrik guna melihat proses produksi Tolak Angin, laboratorium, dan Semarang Herbal Indoplant.

Kunjungan berlanjut ke Agrowisata Sido Muncul melihat ratusan koleksi tanaman obat yang ada di sana.

Irwan berharap, industri jamu di Indonesia semakin maju karena didukung dengan beberapa penelitian ilmiah yang dilakukan.

"Kerja sama Sido Muncul dengan Universitas Halu Oleo ini merupakan lanjutan kerja sama yang dilakukan pada bulan lalu dengan mengadakan seminar herbal di Kendari. Kami melihat potensi kerja sama dengan dunia pendidikan. Kami berharap dapat membuahkan hasil bagi kedua belah pihak," kata Irwan.


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com