Pemerataan SDM Unggul, Pemerintah Diminta Lanjutkan Beasiswa Bidikmisi di Papua

Kompas.com - 30/10/2019, 16:30 WIB
Erwin Hutapea,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Koordinator Lembaga LayananPendidikan Tinggi (LL Dikti) XIV Papua dan Papua Barat Suriel S Mofu meminta pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) agar meneruskan kebijakan khusus mengenai pemberian beasiswa pendidikan Bidikmisi untuk mahasiswa asli Papua dan Papua Barat.

Hal itu dinilai perlu dilakukan untuk mewujudkan peningkatan dan pemerataan sumber daya manusia (SDM) unggul di Papua.

“Dibutuhkan juga Bidikmisi 100 persen bagi pemuda asli Papua yang sedang kuliah di berbagai perguruan tinggi swasta di Papua dan Papua Barat dalam upaya mewujudkan menjadi sumber daya manusia unggul Indonesia maju,” ujar Suriel S Mofu, seperti dipublikasikan Antara, Minggu (27/10/2019).

Perlunya pemberian beasiswa Bidikmisi kepada mahasiswa yang orang tuanya tidak mampu secara ekonomi karena dapat meningkatkan peran pemuda Papua dalam kemajuan sumber daya manusia.

Suriel mengungkapkan, dari hasil pendataan LL Dikti Papua dan Papua Barat hingga tahun akademik 2019/2020, terdapat puluhan ribu ahasiswa Papua yang kurang mampu sedang berkuliah di 60 perguruan tinggi swaasta terancam putus kuliah.

Baca juga: Ikut Bidikmisi? Dapatkan Bantuan lewat Beasiswa Perintis Ini

Penyebabnya adalah mereka mengalami kesulitan membiayai pendidikan akibat kemampuan pendapatan orang tuanya yang hanya di bawah Rp 1 juta.

Maka dari itu, jika pemberlakuan beasiswa Bidikmisi untuk mahasiswa di Papua dan Papua Barat disamaratakan menggunakan data umum dengan daerah lain di Indonesia, kuotanya akan sangat kecil, yaitu sekitar 4,6 persen dari total 60.000 mahasiswa.

Menurut Suriel, begitu minimnya jumlah beasiswa Bidikmisi yang diterima mahasiswa Papua dan Papua Barat diperkirakan dapat mengancam kelanjutan pendidikan tinggi bagi generasi muda asli Papua.

Oleh karena itu, lanjutnya, ribuan mahasiswa asli Papua yang sedang berkuliah di 60 PTS Papua dan Papua Barat sebagai SDM unggul untuk Indonesia maju itu harus diberikan kebijakan khusus untuk beasiswa Bidikmisi.

“Saya sudah menyurati Presiden Joko Widodo melalui kementerian terkait supaya memperhatikan kebijakan pendidikan Bidikmisi, khusus mahasiswa orang asli Papua 100 persen,” ucap mantan Rektor Universitas Papua Manokwari itu.

Dia menambahkan, program Nawacita yang dicanangkan Presiden Jokowi telah menjadikan pendidikan SDM sebagai prioritas Kabinet Indonesia Maju yang baru dilantik pada 23 Oktober 2019. Program itu pun diharapkan memperhatikan pendidikan generasi muda di Provinsi Papua dan Papua Barat.

Sehubungan dengan pengangkatan Nadiem Makarim dari kalangan muda sebagai Mendikbud, menurut Suriel, diharapkan bisa memberikan warna untuk perubahan dalam memajukan dunia pendidikan bagi pendidikan SDM unggul Indonesia maju.

“Saya harapkan dengan adanya generasi muda yang memimpin Kemndikbud, Nadiem Makarim bisa membawa kemajuan bagi lembaga pendidikan dalam berperan mencetak SDM unggul di seluruh wilayah NKRI,” imbuhnya.

Sesuai data Koordinator LL Dikti XIV Papua dan Papua Barat tahun akademik 2017/2018, sebanyak 37.000 mahasiswa asli Papua tidak dapat melanjutkan kuliah karena tidak mempunyai dana yang cukup untuk membiayai pendidikan tinggi di 60 PTS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dosen IPB Sebut 7 Makanan Manusia yang Tidak Bisa Dimakan Kucing

Dosen IPB Sebut 7 Makanan Manusia yang Tidak Bisa Dimakan Kucing

Edu
Libur Sekolah Total 24 Hari Selama Puasa dan Idul Fitri 2025

Libur Sekolah Total 24 Hari Selama Puasa dan Idul Fitri 2025

Edu
Cek Biaya Uang Pangkal Kedoktean Unsoed Jalur Mandiri 2025

Cek Biaya Uang Pangkal Kedoktean Unsoed Jalur Mandiri 2025

Edu
Beasiswa S1 Gratis ke Singapura, Dapat Tunjangan Hidup dan Asrama

Beasiswa S1 Gratis ke Singapura, Dapat Tunjangan Hidup dan Asrama

Edu
Minat Siswa Belajar Sains Menurun, Wakil Dekan FMIPA UGM Ungkap Penyebabnya

Minat Siswa Belajar Sains Menurun, Wakil Dekan FMIPA UGM Ungkap Penyebabnya

Edu
Beasiswa JIS untuk Siswa Kelas 8-10, Gratis Biaya Sekolah Sampai Lulus

Beasiswa JIS untuk Siswa Kelas 8-10, Gratis Biaya Sekolah Sampai Lulus

Edu
Ramai Tagar KaburAjaDulu, Cek 10 Beasiswa S1-S3 Gratis ke Luar Negeri Tak Wajib Pulang ke Indonesia

Ramai Tagar KaburAjaDulu, Cek 10 Beasiswa S1-S3 Gratis ke Luar Negeri Tak Wajib Pulang ke Indonesia

Edu
Menteri Mu’ti: ASN Harus Kerja Lebih Cerdas dan Inovatif di Tengah Efisiensi Anggaran

Menteri Mu’ti: ASN Harus Kerja Lebih Cerdas dan Inovatif di Tengah Efisiensi Anggaran

Edu
Syarat Nilai Rapor untuk Daftar IPDN dan Jurusannya, Kuliah Gratis Bisa Jadi CPNS

Syarat Nilai Rapor untuk Daftar IPDN dan Jurusannya, Kuliah Gratis Bisa Jadi CPNS

Edu
Kemenag: 39.012 Siswa Daftar Madrasah Aliyah Unggulan Tahun 2025

Kemenag: 39.012 Siswa Daftar Madrasah Aliyah Unggulan Tahun 2025

Edu
Anak Usaha PT KAI Buka Lowongan Kerja Pramugara-Pramugari 2025, Lulusan SMA Bisa Daftar

Anak Usaha PT KAI Buka Lowongan Kerja Pramugara-Pramugari 2025, Lulusan SMA Bisa Daftar

Edu
Pendanaan Riset Kampus Swasta, Mendikti Brian Akan Dorong Industri Investasi Riset

Pendanaan Riset Kampus Swasta, Mendikti Brian Akan Dorong Industri Investasi Riset

Edu
Mendikti Brian Sebut Kampus Vokasi Juga Bekali Sains dan Teknologi

Mendikti Brian Sebut Kampus Vokasi Juga Bekali Sains dan Teknologi

Edu
Tes CBT Masuk MAN Unggulan Berlangsung 2 Hari, Catat Tanggal Pengumumannya

Tes CBT Masuk MAN Unggulan Berlangsung 2 Hari, Catat Tanggal Pengumumannya

Edu
Kemendikdasmen: Pembelajaran Saat Ramadhan 2025 Jangan Membebani Siswa

Kemendikdasmen: Pembelajaran Saat Ramadhan 2025 Jangan Membebani Siswa

Edu
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau