KOMPAS.com - Memasuki era Revolusi Industri 4.0, penguasaan teknologi menjadi sebuah keniscayaan dalam mempersiapkan SDM unggul dan berdaya saing. Untuk itu diperlukan sinergi antara dunia pendidikan dan dunia usaha untuk mewujudkannya.
Semangat kolaborasi ini coba diusung Huawei Indonesia melalui ditandatanganinya nota kesepahaman dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia di Jakarta (1/11/2019).
Turut hadir dalam kesepakatan tersebut; Ken Qijian (Huawei Indonesia), Didik Suhardi (Sekjen Kemenikbud), dan Niken Widiastuti (Sekjen Kominfo).
Nota kesepahaman ini terkait penyelenggaraan program pelatihan sumber daya manusia (SDM) di bidang Teknologi Informasi Komunikasi (TIK), terutama di kalangan pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Indonesia.
Kerja sama Huawei dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia di bidang pendidikan vokasional ini juga sejalan dengan komitmen Pemerintah Indonesia yang tertuang dalam inisiatif strategis nasional: “Making Indonesia 4.0”.
Baca juga: Serikat Guru Dukung Nadiem Makarim Benahi Kurikulum SMK
Strategi nasional ini membutuhkan talenta-talenta dengan kecakapan dan kompetensi TIK yang tepat, yang siap mengantisipasi era baru yang kian kompleks, serba terhubung, penuh dinamika, dan sarat dengan inovasi.
Ken Qijian, Vice President Public Affairs and Communications Huawei Indonesia mengatakan gencarnya transformasi dan dinamisnya pertumbuhan industri TIK global telah mendorong terjadinya lonjakan kebutuhan angkatan kerja berkecakapan tinggi di bidang teknis yang siap mendukung produktivitas industri.
“Namun di sisi lain, kami sebagai pelaku industri masih melihat adanya kesenjangan pada ketersediaan jumlah SDM di bidang TIK, terutama lulusan sekolah menengah, yang memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan industri," ujar Ken Qijin.
Pihaknya berharap kerja sama dengan Kemendikbud ini akan makin memperluas jangkauan program pelatihan vokasional TIK yang diselenggarakan Huawei dan mampu membantu meningkatkan jumlah lulusan SMK yang siap kerja.
Untuk menyukseskan program ini, Huawei juga telah membangun kerja sama dengan mitra-mitra bisnis Huawei di Indonesia untuk kepentingan penyaluran dan perekrutan siswa-siswa yang mengikuti program pelatihan vokasional ini.
Hingga saat ini, lebih dari 700 siswa SMK telah mengikuti program pelatihan yang berfokus pada teknologi Microwave dan Wireless.
“Berdasarkan laporan BPS 2018, tingkat pengangguran terbuka dari kalangan lulusan SMK masih menempati posisi tertinggi, yaitu 8,64 persen. Kami berharap, program pelatihan vokasional di bidang TIK yang diselenggarakan Huawei dan mendapatkan dukungan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, dapat menjadi salah satu solusi yang efektif dalam turut memperluas peluang kerja dan meningkatkan daya saing lulusan SMK di industri TIK di Indonesia,” kata Ken.
Tahun ini, program pelatihan vokasional di bidang TIK yang digelar Huawei diselenggarakan di beberapa tempat, antara lain adalah BBPLK Bekasi, SMK Telkom Bandung, SMKN 7 Jakarta, dan SMK LP Ma’arif Jakarta.
Program ini melengkapi program komitmen Huawei lain dalam mendukung peningkatan SDM Indonesia di bidang TIK, seperti program alih pengetahuan TIK, program beasiswa, magang, serta pelatihan bagi pelajar, komunitas, dan mahasiswa dari berbagai lembaga di Indonesia.
Saat ini, Huawei tengah menjajaki terbangunnya kolaborasi dengan beberapa lembaga atau institusi lainnya guna membantu mengakselerasi upaya melahirkan talenta-talenta lokal di bidang TIK melalui alih pengetahuan.
Program pelatihan vokasional Huawei ditargetkan mampu melibatkan hingga 2.000 pelajar SMK dan SMA di seluruh Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.