Hadapi Bonus Demografi, Anak Perlu Dibekali Kemampuan Literasi

Kompas.com - 29/01/2020, 13:04 WIB
Kurniasih Budi

Penulis

KOMPAS.com - Seluruh elemen bangsa, mulai dari pemerintah hingga keluarga, perlu memberi bekal khusus bagi generasi muda dalam menghadapi bonus demografi.

Berdasarkan hasil sensus penduduk 2010, bonus demografi di Indonesia diproyeksi mulai terbuka pada 2012, mencapai puncaknya pada 2012, dan akan tertutup pada 2036.

Tak perlu takut, bonus demografi justru mesti dihadapi dengan optimisme. Kuncinya, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

Salah satu upaya dalam mendongkrak mutu SDM yakni lewat kemampuan literasi.

Baca juga: Literasi Baca Indonesia Rendah, Akses Baca Diduga Jadi Penyebab

Pemerintah tak berpangku tangan untuk misi tersebut. Oleh karenanya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim membawa pembaruan dalam dunia pendidikan dengan adanya program “Merdeka Belajar” yang memuat kemampuan literasi siswa.

Saat rapat koordinasi bersama Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota pada medio Desember 2019 lalu, Mendikbud mengatakan Ujian Nasional (UN) 2012 akan diganti dengan konsep Asesmen Kompetensi Minimun dan Survei Karakter.

Asesmen tersebut, ujar Nadiem, bakal mengukur kemampuan minimal yang dibutuhkan siswa. Adapun penilaian meliputi literasi, numerasi, serta penguatan pendidikan karakter (PPK).

Secara khusus, Nadiem menegaskan literasi tak semata soal kemampuan membaca. Lebih dari itu, imbuh dia, literasi kemampuan menganalisa suatu wacana serta kemampuan memahami konsep di balik wacana tersebut.

Baca juga: Pengganti UN Menilai Kemampuan Literasi dan Numerasi, Apa Itu?

Sejalan dengan itu, Ikatan Alumni Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (Iluni FIB UI) bersama Direktorat Jenderal (Dirjen) PAUD dan Dikmas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengadakan seminar Gerakan Literasi Anak dan Remaja (GELAR) di Ruang Apung, Perpustakaan Universitas Indonesia, Depok.

Kegiatan yang dijadwalkan Kamis (30/1/2020) mulai pukul 13.00 WIB itu juga melibatkan Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia, Forum Literasi Kota Depok, dan Dinas Pendidikan Kota Depok.

Pengurus Iluni FIB UI, Dewi Marhaeni, menjelaskan tantangan literasi saat ini bisa ditemui mulai dari minimnya minat baca anak, terbatasnya fasilitas dalam menggali minat anak dengan cara yang menyenangkan, serta kehadiran gawai dengan teknologi canggih yang berisikan materi-materi yang lebih menarik.

IlustrasiShutterstock Ilustrasi

“Sayangnya, berbagai content tersebut belum tentu mewakili karakter anak Indonesia,” kata Dewi dalam pernyataan tertulis, Rabu (29/1/2020).

Masa emas

Masa penting dalam perkembangan seorang anak adalah pada usia dini, yaitu sejak lahir hingga mencapai usia 5 tahun.

“Pada masa ini seorang anak menyerap segala sesuatu di lingkungannya yang akan mempengaruhi perkembangan secara mental dan kepribadian,” ujar dia.

Pada usia dini, seorang anak mengalami perkembangan secara kognitif, fisik, sosial, dan emosional.

Halaman:


Terkini Lainnya

Modus Kecurangan Baru UBTK SNBT 2025: Peserta Pasang Kamera di Behel Gigi

Modus Kecurangan Baru UBTK SNBT 2025: Peserta Pasang Kamera di Behel Gigi

Edu
Viral Dugaan Kebocoran Soal UTBK 2025, Ketua SNPMB: Itu Tak Akan Terjadi

Viral Dugaan Kebocoran Soal UTBK 2025, Ketua SNPMB: Itu Tak Akan Terjadi

Edu
Viral Dugaan Kecurangan UTBK SNBT 2025, Ketua SNPMB: Itu Ada Saja, Kami Investigasi

Viral Dugaan Kecurangan UTBK SNBT 2025, Ketua SNPMB: Itu Ada Saja, Kami Investigasi

Edu
Viral Kebocoran Soal UTBK SNBT 2025, Ketua SNPMB Buka Suara

Viral Kebocoran Soal UTBK SNBT 2025, Ketua SNPMB Buka Suara

Edu
6 Modus Kecurangan Siswa di UTBK SNBT 2025, Ada Kamera di Behel Gigi

6 Modus Kecurangan Siswa di UTBK SNBT 2025, Ada Kamera di Behel Gigi

Edu
Menarik Ditiru, 7 Cara SMA Al-Azhar Gelar Pensi di Mal dan Hadirkan Sheila on 7

Menarik Ditiru, 7 Cara SMA Al-Azhar Gelar Pensi di Mal dan Hadirkan Sheila on 7

Edu
Survei KPK Ungkap Praktik Menyontek Pelajar dan Kedisiplinan Guru-Dosen, Ini Hasilnya

Survei KPK Ungkap Praktik Menyontek Pelajar dan Kedisiplinan Guru-Dosen, Ini Hasilnya

Edu
Cegah Kecurangan UTBK 2025, Unair Wajibkan Peserta Pakai Sandal

Cegah Kecurangan UTBK 2025, Unair Wajibkan Peserta Pakai Sandal

Edu
2 Hari UTBK SNBT 2025 Digelar, Ada 14 Kasus Kecurangan Ditemukan

2 Hari UTBK SNBT 2025 Digelar, Ada 14 Kasus Kecurangan Ditemukan

Edu
Perluas Pendidikan Diaspora, LSPR Institute dan Kyungwoon University Jalin Kolaborasi

Perluas Pendidikan Diaspora, LSPR Institute dan Kyungwoon University Jalin Kolaborasi

Edu
SMA Cahaya Rancamaya Jadi Perwakilan Jawa Barat dalam Program SMA Unggul Garuda 2025

SMA Cahaya Rancamaya Jadi Perwakilan Jawa Barat dalam Program SMA Unggul Garuda 2025

Edu
Belum Lulus, Sudah Sertifikasi: Mahasiswa MNP Tempuh Pelatihan MICE bersama Profesional

Belum Lulus, Sudah Sertifikasi: Mahasiswa MNP Tempuh Pelatihan MICE bersama Profesional

Edu
Kisah Ines, Tempuh Perjalanan dari Papua ke Surabaya agar Bisa Ikut UTBK 2025

Kisah Ines, Tempuh Perjalanan dari Papua ke Surabaya agar Bisa Ikut UTBK 2025

Edu
Banyak Siswa Di Sekolah Masih Suka Menyontek, Ini Kata Mendikdasmen

Banyak Siswa Di Sekolah Masih Suka Menyontek, Ini Kata Mendikdasmen

Edu
4 Tips Antar Anak Ikut UTBK SNBT 2025, Orangtua Segera Cek

4 Tips Antar Anak Ikut UTBK SNBT 2025, Orangtua Segera Cek

Edu
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau