KOMPAS.com - Ada banyak lowongan kerja yang terbuka untuk para "fresh graduate", namun mereka yang telah memiliki pengalaman kerja sering kali juga ikut melamar, sehingga jumlah pelamar jauh lebih banyak ketimbang posisi yang tersedia.
Tak heran, bila pelamar untuk 1 lowongan pekerjaan di situs pencarian kerja jumlahnya bisa mencapai ratusan bahkan ribuan. Padahal, dari sekian banyak pelamar hanya ada 1 kandidat yang akan lolos.
Mau tak mau, itulah kenyataan yang akan kamu hadapi sebagai seorang "fresh graduate" di era kini. Karena itulah, kamu perlu memiliki modal awal yang dapat membuat perusahaan tertarik untuk memanggil kamu ke tahap wawancara kerja.
Modal itu adalah curriculum vitae (CV). Menurut survei "Transisi Sekolah ke Dunia Kerja: 1001 Langkah Sukses di Masa Depan" yang dilakukan CewekBanget.ID dan HAI Online, ada sejumlah kriteria dalam membuat CV agar tampil berkesan.
Baca juga: Lowongan Eksternal PT KAI untuk Lulusan SLTA/D3/S1
Selain memiliki kompetensi dan pengalaman magang, kriteria CV ini dapat membuat kamu dianggap lebih siap untuk memasuki dunia kerja bahkan berpeluang mendapatkan pekerjaan yang layak.
Ibarat perkenalan, buatlah resume CV sebanyak 1 halaman yang menerangkan siapa diri kamu dan apa yang membuat kamu kompatibel untuk mengisi posisi tersebut.
Sehingga, isi resume tersebut harus berisi tentang jurusan dan universitas, capaian akademik, pengalaman magang yang pernah dijalani, kursus yang mengasah kemampuan, prestasi akademis maupun prestasi di bidang lain, yang diikuti dengan kompetensi yang akhirnya kamu miliki.
Hindari menceritakan kemampuan yang bersifat umbar janji. Misalnya, ketimbang menulis “saya adalah orang yang bertanggung jawab dan pekerja keras” lebih baik “saya menjalani proyek kampus dengan hasil memuaskan.”
Dari ratusan lamaran yang diterima, tentu perusahaan tak akan sempat membaca CV yang terlalu penuh kata-kata. Sehingga kamu harus membuatnya singkat dan padat dalam bentuk poin-poin.
Hard skill meliputi keahlian utama yang dibutuhkan dunia kerja dan keterampilan khusus yang tidak ada di sekolah. Seperti mengetahui soal mesin kendaraan untuk bidang otomotif, housekeeping di perhotelan, instalasi listrik pada manufaktur dan lainnya tergantung profesi.
Sedangkan soft skill lebih kepada kepribadian yang memengaruhi hubungan interpersonal satu dan lainnya, seperti kemampuan berkomunikasi, team work yang baik, leadership, hingga etika.
CV yang kreatif bukanlah CV yang berwarna-warni, melainkan CV yang tidak seragam dengan orang kebanyakan. Pasalnya, tak jarang "fresh graduate" yang menyadur bentuk CV orang lain sehingga hasilnya menjadi sama dan membosankan.
Perlu dipahami, mencari inspirasi dalam membuat CV memang diperlukan, namun pilihlah salah satu gaya CV yang paling menarik lalu buatlah dalam versi kamu sendiri sehingga tetap memiliki keunikan.
Baca juga: Beasiswa S2 di Jerman, Khusus Tunjangan Hidup Rp 18,8 Juta Per Bulan
Perkembangan dunia digital membuat perusahaan kini banyak membagikan info lowongan bahkan menawarkan pekerjaan lewat jejaring profesional seperti LinkedIn.
Memiliki akun LinkedIn cukup diperlukan mulai dari jenjang fresh graduate hingga berpengalaman. Lewat jejaring ini pula, kamu akan membangun relasi dengan orang-orang dari beragam Industri.
Untuk lamaran kerja di bidang desain, seni, industri kreatif, hingga olahraga, portfolio bisa menjadi poin yang membuat kamu dianggap siap kerja. Pasalnya, portfolio adalah bukti karya yang akan menunjukkan kompetensi kamu dalam bidang tersebut.
Artikel ini merupakan kerja sama antara Kompas.com dan CewekBanget.ID serta Hai Online. Artikel utama dapat dilihat melalui: https://cewekbanget.grid.id/involve/ilo/
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.