KOMPAS.com - Sampai saat ini, ancaman virus Covid-19 masih ada di mana-mana. Bahkan setiap hari jumlah pasien terus meningkat sampai ribuan.
Tentu hal ini membuat rasa cemas yang berlebihan bagi masyarakat. Sebab, makhluk kecil tersebut sebenarnya tidak tampak, tetapi ada dan sangat membahayakan.
Hingga menyebabkan kecemasan bagi masyarakat, terutama bagi insan pendidikan. Tak heran jika kegiatan belajar mengajar dilakukan dari rumah.
Baca juga: Kiat Jadi Pengusaha Tangguh Saat Pandemi dari Akademisi UM
Munculnya kecemasan yang berlebihan akibat pandemi Covid-19 ini sangat memengaruhi kesehatan mental seseorang, sehingga timbul rasa putus asa atau psikosomatik (penyakit yang diakibatkan gangguan psikis).
Merangkum laman Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Barat, Senin (21/9/2020), berikut ini dampak yang dirasakan seseorang ialah:
Misalnya, jika tenggorokan gatal, batuk-batuk, badan merasa pegal atau sedikit diare, kita pasti berpikir, "Jangan-jangan ini gejala corona".
Untuk mengikis rasa cemas berlebihan tersebut, maka perlu melakukan beberapa hal, yakni:
1. Berserah diri kepada Allah SWT dengan terus berdoa agar terhindar dari Covid-19.
2. Supaya hati tetap tenang dan tidak stres, beranikan diri untuk melakukan tes, minimal rapid test. Jika sudah melakukan rapid test dan tahu hasilnya, hati pun merasa lega dan tenang, namun tetap waspada dan berhati-hati.
3. Menjaga protokol kesehatan, di antaranya selalu memakai masker jika bepergian, cuci tangan memakai sabun, menggunakan hand sanitizer, dan jaga jarak.
4. Diusahakan jangan bersentuhan fisik (tidak dulu bersalaman).
5. Isi waktu yang lebih bermanfaat.
6. Melakukan aktivitas yang kreatif inovatif, inspiratif, dan menyenangkan.
7. Hindari kerumunan.
Jika sudah melakukan hal-hal di atas, maka kecemasan dapat terkikis. Untuk itu, kita jangan terjebak dengan kecemasan berlebihan atau berkepanjangan.
Baca juga: Mendikbud: Pendidikan Inklusi, Inspirasi Pembelajaran Saat Pandemi
Saringlah semua berita tentang Covid-19, jangan sampai terjebak isu-isu tidak benar (hoaks) dan ikut menyebarkan berita tidak benar tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.