Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UT "Naik Kelas" lewat Penguatan Sistem Pembelajaran Berbasis IT

Kompas.com - 21/10/2020, 17:12 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Dalam sejarahnya, Universitas Terbuka (UT) menjadi pelopor dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ) di Indonesia sejak awal berdirinya tahun 1984.

Namun, di era digital pembelajaran berbasis digital, diperlukan inovasi terus menerus agar UT tetap menjadi terdepan dalam PJJ. Terlebih, UT juga menjadi tumpuan harapan pemerintah dalam meningkatkan APK (angka partisipasi kasar) pendidikan tinggi yang terjangkau namun berkualitas.

Hal ini menjadi salah satu tantangan yang coba dijawab dalam Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) yang digelar UT pada 19-21 Oktober 2021 yang diikuti 39 Unit Program Belajar Jarak Jauh (PBJJ-UT) dari seluruh Indonesia.

"Kalau kita bicara UT, saat pandemi belajar virtual. UT jauh lebih dahulu dan punya pengalaman lebih panjang. Oleh karena itu, ini menjadi keuntungan UT untuk bisa lebih mengembangkan hal ini (PJJ)," jelas Mega Panandito, Plt. Sekretaris Kemenristek/BRIN yang turut memberi sharing knowledge dalam RTM-UT (19/10/2020).

Kelebihan ini, tambah Mego, sekaligus menjadi tantangan UT untuk terus melakukan inovasi-inovasi pembelajaran berbasis teknologi.

Baca juga: Guru, Siswa Ingin Jumlah Tugas Dikurangi Selama PJJ

Lebih gesit dengan PTN-BH

Dalam kesempatan sama, Rektor UT Prof. Ojat Darojat mengungkapkan sejumlah strategi telah dilakukan UT dalam menjawab tantangan agar UT bisa "naik kelas" baik dalam transformasinya menjadi PTN Berbadan Hukum (PTN-BH) maupun menuju UT Siber.

"Sejalan dengan kapasitas dan kemampuan UT saat ini, maka pemerintah berharap UT menjadi PTN-BH. Kita sudah punya team building yang akan mempersiapkan ini dan juga dibantu teman-teman perguruan tinggi lain yang sudah lebih menjadi PTN-BH," ungkap Prof. Ojat.

Selain sisi administrasi, Prof. Ojat menyampaikan pihaknya juga menyiapkan lingkungan internal untuk membangun kultur PTN-BH. "Kita juga secara kultur bersiap-siap, membangun kesadaran membangun iklim kerja yang lebih positif lagi," jelasnya.

Harapannya, setelah UT menjadi PTN-BH maka UT bisa lebih optimal dalam menunjang program pemerintah dalam menyediakan program studi yang dibutuhkan masyarakat secara terjangkau tanpa mengurangi kualitas.

"Mahasiswa UT saat ini besar dan tersebar. Dengan menjadi PTN-BH, hal ini akan memudahkan dalam berbagai implementasi yang tidak bisa diperoleh dengan status UT saat ini masih PTN BLU (Badan Layanan Umum). Dengan menjadi PTN-BH, langkah UT akan menjadi lebih gesit," tegas Rektor UT.

Hal senada disampaikan Mego, "dilihat level-nya (UT) naik kelas. Ada tugas yang lebih berat. Seiring tugas ada fleksibilitas yang diberikan lebih besar juga. Sehingga UT tetap menjadi universitas terbuka yang bukan konvensional."

 

Bangun kolaborasi bukan kompetisi

Konferensi Pers Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) digelar UT pada 19-21 Oktober 2021 dan diikuti 39 Unit Program Belajar Jarak Jauh (PBJJ-UT) dari seluruh Indonesia.DOK. UT Konferensi Pers Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) digelar UT pada 19-21 Oktober 2021 dan diikuti 39 Unit Program Belajar Jarak Jauh (PBJJ-UT) dari seluruh Indonesia.

Baca juga: Psikolog: Jaga Kesehatan Mental Saat PJJ dengan 8 Cara Ini

Lebih jauh, ujar Mego, dengan mahasiswa yang besar dan tersebar, UT memiliki tantangan dengan teknologi dan inovasinya untuk mengembangkan SDM yang kuat dan memberi nilai tambah pada kearifan atau kekayaan lokal.

"Di Aceh dengan Kalimantan atau Papua sangat berbeda. Perbedaan ini menjadi tantangan bagi UT untuk mencari teknologi yang tepat untuk setiap daerah. Karena biasanya, kesuksesan suatu daerah tidak dapat di-copy paste pada daerah lain," jelas Sekretaris Kemenristek.

Menyadari tidak lagi menjadi pemain tunggal dalam PJJ pendidikan tinggi, Prof. Ojat memandang sangat penting bagi UT untuk menyikapi hal ini dengan meningkatkan kualitas, dan juga dengan membangun semangat kolaborasi dan bukan kompetisi.

"Kuncinya adalah kualitas. Kualitas dalam pembelajaran dan kualitas dalam memberikan layanan kepada masyarakat," tegas Rektor.

Prof. Ojat melanjutkan, "ini juga menjadi kesempatan untuk kita saling bersinergi. Sama-sama sebagai perguruan tinggi yang mengemban tugas pemerintah mencerdaskan anak bangsa."

Terkait hal ini, ia menyampaikan pihaknya siap memberikan bantuan dan sangat terbuka bila ada perguruan tinggi lain yang ingin belajar dari UT terkait PJJ.

"Kita siap berbagi bagaimana UT mengembangkan PJJ. Kita tidak masalah untuk berbagi. Mereka yang tidak memiliki LMS kita bantu. Hal ini harus kita sama-sama besarkan, bagaimana era pembelajaran di masa covid atau pascacovid nanti bisa berkualitas," terang Prof. Ojat. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com