Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pandemi, Menteri BUMN Ajak Mahasiswa Untar Lakukan Lompatan Besar

Kompas.com - 21/11/2020, 12:47 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Seorang mahasiswa tugas utamanya ialah belajar atau kuliah. Namun setelah lulus kuliah bukan sebagai pencari kerja, tapi justru menciptakan lapangan kerja.

Tak hanya itu saja, lulus kuliah juga harus selalu siap untuk beradaptasi serta mengubah pola pikir dalam berbisnis agar bertahan terhadap situasi apapun.

Terlebih dalam masa pandemi Covid-19, semua dituntut kreatif, inovatif, dan melakukan lompatan besar. Dengan harapan bisa bertahan, bangkit dan terus maju.

Demikian beberapa kesimpulan pada International Conference on Entrepreneurship and Business Managament (ICEBM) ke-9 gelaran Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tarumanagara (FEB Untar) secara daring, Kamis (19/11/2020).

Baca juga: Untar: Komunikasi Digital Bisa Ancam Sisi Kemanusiaan

Adapun webinar bertema "Post-Covid-19 Pandemic: How Entrepreneurs and Managers Adapt and Reshape Business Strategies" menghadirkan Keynote Speaker Menteri BUMN RI Erick Thohir.

Melakukan lompatan besar

Menurut Erick Thohir, sejak awal pandemi Covid-19, pemerintah tidak tinggal diam dan selalu berusaha menanggulanginya.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini juga ikut terimbas. Pada kuartal ketiga tahun ini, telah mengalami penurunan hingga 3,49 persen," ujar Erick.

Hal ini, lanjut Erick, lebih baik jika dibandingkan dengan negara maju lainnya yang mengalami penurunan ekonomi hingga belasan persen.

Covid-19 menuntut Indonesia dan seluruh mahasiswa untuk beradaptasi dan menjalani proses belajar cepat yang belum pernah diduga sebelumnya.

Kemunduran banyak negara besar itu, menurut Erick harusnya menjadi peluang untuk mengejar ketertinggalan. Inilah saat Indonesia berbenah diri termasuk BUMN.

"Saatnya kita menjadikan krisis ini sebagai peluang dengan lompatan-lompatan besar," imbuh Menteri BUMN.

Pembicara lainnya dari Malaysia yaitu Director Centre For Business Incubation and Entrepreneurial Ventures, Tunku Abdul Rahman University College, Prof. Lim Tong Ming,
Ph.D., menjelaskan mengenai dampak positif pandemi.

Yakni perkembangan pada beberapa sektor industri misalkan industri teknologi. Karena ada kebijakan untuk tetap di rumah, seluruh kegiatan belajar mengajar dilaksanakan secara online.

"Ini adalah satu-satunya cara untuk mempertahankan pendidikan agar dapat bergerak maju. Selain perkembangan pada sektor e-commerce dan delivery service, dunia industri kreatif juga dipaksa menjadi kreatif," terangnya.

Bisnis memandang masa depan

Namun dari kaca mata praktisi, Chief Brand, Design & Insight Officer – Smartfren Indonesia, Roberto Saputra, dia melakukan observasi selama 20 tahun berdasarkan pengalaman sejak berkecimpung dalam dunia sales.

Bagi dia, semuanya bermula dari pola pikir. Terlepas dari besar atau kecilnya suatu bisnis akan mampu bertahan 5 hingga 10 tahun kedepan jika mereka berpikir "future-today" dan ini penting bagi yang lain untuk mulai melakukan dengan memandang masa depan adalah hari ini.

"Isu yang kita alami saat ini adalah perlunya menjalankan bisnis dalam dua dimensi, artinya mengoperasikan bisnis secara offline karena kontribusi transaksi fisik masih sangat besar," terangnya. Akan tetapi di waktu yang bersamaan, perlu mengantisipasi masa depan yaitu dunia digital.

Sementara Rektor Untar Prof. Dr. Ir. Agustinus Purna Irawan menyatakan bahwa meskipun penyelenggaraan ICEBM tahun ini diadakan secara daring, namun panitia ICEBM tetap semangat dengan seluruh partisipan yang tetap antusias.

Baca juga: 5 Tips Jadi Mahasiswa Tingkat Akhir

"Dalam kondisi saat ini terlepas dengan banyaknya perusahaan yang mengalami kemunduran, ada banyak perusahaan yang dapat mengubahnya menjadi kesempatan untuk bangkit dan lebih maju," tegas Rektor Untar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau