Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Unida Gontor: Kol Goreng Tak Baik bagi Tubuh, Ini 3 Alasannya

Kompas.com - 09/02/2021, 12:45 WIB
Mahar Prastiwi,
Albertus Adit

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bagi penggemar pecel lele, tentu tak asing dengan beberapa sayuran yang disajikan dengan cara digoreng. Mulai dari terong goreng hingga kol goreng. Disantap dengan nasi hangat bersama lauk dan sambal tentu menggugah selera.

Memakan sayur mayur sebenarnya sangat bagus untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Bahkan sejak dulu, sayuran juga menjadi bagian tak terpisahkan dari 4 sehat 5 sempurna. Yakni nasi, lauk pauk, sayur-mayur, buah-buahan dan susu.

Mengutip laman Prodi Gizi Universitas Darussalam Gontor gizi.unida.gontor.ac.id, sayur kol mengandung banyak vitamin. Antara lain vitamin A, B1, B2, B6, E, C dan K.

Selain itu sayuran dengan tekstur berlapis ini juga memiliki mineral yang dibutuhkan oleh tubuh. Seperti Kalsium, Zat Besi, Yodium, Kalium, Belerang, Fosfor Dan Folat.

Baca juga: Dosen Biologi UM Surabaya: Mewaspadai Bahaya Oncom, Ini Cirinya

Sayur ini bisa dikonsumsi dengan cara merebus, mengukus bahkan dibuat jus.

Manfaat sayur kol

Beberapa manfaat sayur kol antara lain:

  • Dapat menurunkan berat badan
  • Detoksifikasi tubuh
  • Mengontrol gula darah
  • Menyehatkan kulit
  • Kol juga memiliki manfaat yang mengandung zat antikanker dan dapat menurunkan risiko kanker pada seseorang.

Karena mengandung banyak senyawa sulforaphane. Selain itu kol juga mengandung apigenin yang dapat menurunkan ukuran kanker payudara.

Selain itu kol juga bermanfaat untuk kesehatan jantung serta dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan pencernaan.

Baca juga: Sempat Viral! Ini Penjelasan Ahli Gizi UGM Manfaat Sayur Lodeh 7 Warna

Nutrisi hilang saat digoreng

Namun nutrisi dalam sayuran kol ini langsung sirna jika disajikan dengan cara digoreng. Karena rasa yang dihasilkan kol setelah digoreng menjadi gurih dan manis. Sensasi renyah, krispi dan kriuknya tentunya membuat orang ketagihan.

Namun dengan mengoreng dengan suhu tinggi dan dengan minyak goreng yang digunakan berulang kali justru malah menghasilkan beragam risiko bagi kesehatan tubuh.

Menurut ahli gizi Jansen Ongko, apapun jenis sayurnya apabila di goreng, itu memang betul menurunkan kandungan gizinya.

Alasan rusaknya nutrisi sayur saat digoreng

1. Merusak nutrisi yang terkandung di dalam kol

Makanan yang di goreng memang nikmat, tidak terkecuali kol. Namun saat proses penggorengan justru dapat menghancurkan beberapa jenis viamin yang terkandung pada kol. Seperti vitamin A, B, C dan K. Kandungan tersebut secara alamiah memang rentan rusak akibat pemanasan.

2. Dapat memicu kanker

Menggoreng kol dengan suhu panas dan minyak yang telah digunakan berkali-kali akan membuat kol mengalami proses oksidasi. Sehingga kandungan radikal bebasnya meningkat. Selain itu mengoreng kol terlalu lama juga akan merangsang munculnya senyawa amina heterosiklik yang bersifat karsinogenik. Senyawa inilah yang kemudian bisa menjadi pemicu kanker.

3. Dapat menyebabkan obesitas dan serangan jantung

Kol sebenarnya bermanfaat untuk kesehatan jantung karena tidak mengandung kolestrol dan lemak yang berbahaya.

Baca juga: Toko Sayur Online Milik IPB Layani Pesanan Warga Jabodetabek

Namun ketika digoreng dengan suhu yang tinggi, kol justru menyerap minyak goreng. Kandungan lemak jenuh dan kolestrol dalam minyak goreng dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti obesitas dan penyakit jantung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com