Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Kecelakaan Kerja, Mahasiswa UMM Ciptakan Sarung Tangan Safety

Kompas.com - 22/02/2021, 20:45 WIB
Mahar Prastiwi,
Albertus Adit

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Salah satu penyebab kecelakaan kerja karena faktor kelelahan. Tak hanya di bidang kontruksi, kecelakaan kerja bisa terjadi di sektor apa saja.

Meski tiap perusahaan sudah dilengkapi Standard Operating Procedure (SOP) namun kecelakaan kerja tetap bisa saja terjadi. Bahkan dari data BPJS Ketenagakerjaan tahun 2019, tingkat kecelakaan di tempat kerja cukup tinggi. Terdapat 77.295 kasus kecelakaan kerja.

Untuk mencegah masalah kecelakaan kerja, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menciptakan sarung tangan safety sensor pencegah kecelakaan kerja.

Melansir laman umm.ac.id, rancangan alat ini dibuat oleh Mahdan Razaq dan Sulthan Dzulfikar Adham.

Kelelahan jadi salah satu faktor kecelakaan kerja

Mahdan mengatakan, awal mula ide pembuatan alat ini saat mengerjakan tugas kuliah. Ketika sedang melakukan penelitian, Mahdan mengetahui bahwa banyak kecelakaan kerja di perusahaan terjadi akibat para pekerja yang kelelahan.

Baca juga: Unsoed Purwokerto Siap Terima 1.218 Calon Mahasiswa Jalur SNMPTN 2021

"Perusahaan ini bergerak pada bidang konstruksi. Jadi memang para pekerjanya bekerja untuk bangunan proyek-proyek perumahan. Ketika saya wawancara beberapa pekerja memang sering terjadi kecelakaan kerja karena para pekerja terlalu kelelahan," terang Mahdan seperti dikutip di laman umm.ac.id, Senin (22/2/2021).

Ukur denyut nadi pekerja

Sarung tangan safety ini bekerja untuk mengukur denyut nadi pemakainya. Ketika pekerja memiliki denyut nadi lebih tinggi atau lebih rendah dari angka normal maka pekerja akan diminta untuk beristirahat sampai denyut nadinya kembali normal.

Selain itu sarung tangan ini juga berguna untuk melindungi tangan para pekerja.

Baca juga: Mahasiswa Ingin Dapat Tunjangan Rp 750.000/Bulan? Coba Beasiswa KSE

Mahdan mengungkapkan, saat melakukan penelitian ini juga menghadapi kendala. Salah satunya pada alat kalibrasi sensor.

Alat tersebut berfungsi untuk mengukur denyut nadi, namun tidak bekerja dengan baik.

"Alat pengukur denyut nadi tidak bekerja dengan baik. Kami akhirnya memindahkan posisi alat tersebut yang sebelumnya berada di jari menjadi di pergelangan tangan dekat dengan nadi," ujar mahasiswa jurusan Teknik Industri itu.

Akan lebih dikembangkan lagi

Setelah melakukan penelitian selama beberapa saat, Mahdan dan tim kemudian mengajukan rancangan ini ke Pekan Kreativitas Mahasiswa – Teknologi (PKM-T) pada tahun 2019 dengan menggandeng CV. Tri Karya Jaya sebagai mitra.

Tak disangka-sangka, PKM ini berhasil lolos sampai ke tahap pendanaan. Mahdan dan tim kembali mengajukan PKM ini pada Asosiasi Sains dan Teknologi Perguruan Tinggi Muhammadiyah (AST-PTM) 2020 dan berhasil meraih juara satu pada kompetisi tersebut.

Mahdan menambahkan, sarung tangan safety sensor pencegah kecelakaan kerja telah selesai diproduksi dan siap untuk digunakan oleh mitra.

Baca juga: Pola Hidup Sehat dengan Permainan Ular Tangga ala Mahasiswa UAD

"Saya berharap alat ini dapat berguna untuk mengurangi kasus kecelakaan kerja. Khususnya yang terkait dengan kelelahan. Semoga kedepannya alat ini akan lebih dikembangkan lagi. Terutama di bagian pengukur denyut nadi," pungkas Mahdan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau