Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Unair: 4 Bahaya Asap Rokok, Terutama bagi Perokok Pasif

Kompas.com - 25/02/2021, 16:30 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Tobacco Atlas mengaku, Indonesia menjadi salah satu negara dengan jumlah konsumsi rokok terbanyak di dunia.

Yakni, dari total produksi rokok sebesar 173 miliar di 2006, naik menjadi 316 miliar batang di 2018.

Dengan jumlah yang fantastis itu, maka paparan asap rokok telah mengancam 75 persen penduduk Indonesia sebagai perokok pasif.

Baca juga: Pakar Unair: Virus Nipah Bisa Berkembang di Indonesia

Menurut Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unair Siti Rahayu Nadhiroh, rokok menjadi faktor risiko utama empat penyakit tidak menular paling banyak.

"Diantaranya pembuluh darah, diabetes, kanker, penyakit paru obstruktif kronis, dan penyakit jantung," ucap dia melansir laman Unair, Kamis (25/2/2021).

Lalu, kata dia, rokok juga mampu mengakibatkan gangguan proses kognitif pada otak bagian depan atau dalam bahasa medis disebut prefrontal cortex.

"Semakin lama menjalani kebiasaan rokok, maka semakin luas penurunan fungsi prefrontal cortex. Ini bersifat progresif dan dibawa hingga dewasa," jelas dia.

Wanita yang akrab disapa Nadhiroh ini juga menyebutkan, asap rokok menjadi ancaman bagi tumbuh kembang balita.

Keberadaan kadmium dalam asap rokok, bilang dia, dapat mengganggu keseimbangan kadmium-zinc dan kadmium-kalsium dalam tubuh.

Alhasil bisa mengakibatkan hambatan pembentukan tulang dan memperlambat pertumbuhan panjang badan balita.

"Paparan asap rokok, baik selama masa kehamilan dan selama masa tumbuh kembang anak, berhubungan dengan risiko stunting. Khususnya pada negara dengan pendapatan menengah ke bawah," tegas dia.

Baca juga: Pakar Unair: Virus Nipah Berpotensi Pandemi Jilid 2

Perwakilan dari Wanita Indonesia Tanpa Tembakau (WITT) Jawa Timur, Arie Soeripan menuturkan, asap rokok yang dihirup oleh perokok pasif turut menyerap lebih dari 4.000 senyawa kimia.

Dari angka itu, setidaknya 250 jenis di antaranya dikenal sangat beracun. Parahnya, lebih dari 50 jenisnya ini dapat memicu kanker.

"Terlebih lagi, paparan asap rokok tidak melalui filter. Sehingga menyebabkan gangguan kesehatan bagi yang terpapar," ujarnya.

Berdasarkan perkiraan World Health Organization (WHO), setidaknya ada 8 juta kematian yang disebabkan oleh asap rokok.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau